🍃Enambelas🍃

11.7K 1.1K 250
                                    

470 vote
135 komentar

Saya mau ngasih tau kalau di bagian akhir ada adegan 21+nya. Nggak terlalu vulgar sih, tapi pandai-pandailah memilih bacaan buat yang belum cukup umur.

Selamat membaca, dan semoga cerita kakek Yusuf selalu bisa diterima di hati teman2 semua.

🍏🍏🍏

                                                

Yusuf menatap lekat kedua pria yang mengambil posisi duduk di depannya. Dari kedua pria itu, hanya satu orang saja yang Yusuf kenal cukup baik, sedangkan yang satunya lagi cuma pernah sekali bertemu namun tidak pernah bertegur sapa dengannya.

Siang ini, dengan memesan sebuah ruang pribadi di sebuah restoran yang cukup punya nama, Ardhanu Ramadhan menghubunginya dan meminta ia untuk datang ke sini karena ada yang ingin dibicarakan.

Tentu saja langsung Yusuf menyanggupinya karena ia berpikir pastilah ini ada hubungannya dengan masalah yang tempo hari ia bicarakan bersama si pengacara yang pembawaannya tidaklah sekaku sahabatnya yang selalu menatap tajam sekitarnya itu.

"Sebelum kami memaparkan apa saja yang sudah kami temukan dari kasus pembunuhan ayah mertua anda, saya ingin mengenalkan sahabat saya ini kepada anda. Arsakha Virendra, si 'tukang pukulnya' para pengusaha, pria kaku namun seorang suami yang baik bagi istri juga anaknya."

Yusuf Biantara dengan kerutan di kening yang semakin banyak hanya memberi respon berupa anggukan.

"Tapi anda pasti tidak mengetahui kalau lelaki yang badannya dipenuhi otot ini di masa lalu mempunyai hutang budi terhadap mendiang Amar Zamzani." tutur Danu yang telah mengubah ekspresi santainya menjadi serius.

"Hah?" Yusuf membelalak, tak mengira bahwa Almarhum ayah mertuanya bisa bersinggungan langsung dengan pria bertubuh tinggi itu.

"Ya." Danu mengangguk meyakinkan. "Jujur saja, awalnya sahabat saya ini menolak untuk mengerahkan orang-orangnya demi mencari pembunuh yang dianggapnya kurang kerjaan, juga dia tidak mau waktunya bersama keluarga semakin sedikit. Tapi setelah saya menyebutkan nama Amar Zamzani, dia seketikaa berubah pikiran, bahkan turun tangan langsung demi mencari pelaku kejahatan atas almarhum ayah mertua anda. Benar begitu 'kan, Ren?"

Rendra yang menunjuk Danu sebagai juru bicara hanya mengangguk dan mengucapkan satu kata, "Ya."

                                                        
"Lalu, apa hasilnya?" tanya Yusuf yang kentara sekali tak sabaran.

Pria paruh baya yang harus membatalkan niatnya pulang lebih awal agar bisa memeluk istrinya yang semakin manja padanya itu demi datang ke sini tanpa sadar mengepalkan kedua tangannya di atas meja. Ia tak sabar ingin mengetahui siapa orangnya yang sudah membuat Salwa melihat secara langsung bagaimana ayahnya dibunuh dengan cara sesadis itu.

Takdir Cinta [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now