🍃Duapuluhtiga🍃

8.4K 1.1K 198
                                    

600 vote
185 komentar

🍏🍏🍏

                                                

Yusuf menatap berang kedua wanita yang duduk di depannya dengan meja kaca yang cukup besar sebagai pembatas. Sedangkan kedua tangannya mengepal erat, menahankan diri sekuat tenaga agar tidak melayangkan satu dua tamparan teruntuk sepasang ibu dan anak yang membalas tatapannya dengan sikap menantang, walau bisa Yusuf lihat ada ketakutan yang coba ditutupi melalui kedua bola mata yang membalas tatapannya tersebut.

Tadi, saat sedang memimpin rapat, Yusuf mendapat telfon dari putrinya yang mengatakan kalau ada dua orang tamu tak diundang yang datang ke rumah dan marah-marah kepada Imunya. Sontak saja, tanpa merasa perlu berpikir panjang, Yusuf segera meninggalkan ruang rapat dan sesegera mungkin mengendarai mobilnya agar bisa cepat sampai di rumah.

Dan di sinilah Yusuf berada sekarang. Duduk di sofa dengan amarah yang coba ditahan, sedangkan dua orang pria berjaket kulit berwarna gelap berdiri tegak.

Kemudian mengenai Surya, satpam yang bertugas menjaga rumahnya, Yusuf sudah mendengar penjelasan dari bawahannya itu mengenai mengapa kedua wanita beda usia ini bisa masuk ke rumahnya tanpa dicurigai. Tentu saja penampilan kedua wanita itu yang jadi alasan utama. Yusuf bisa memaklumi alasan Surya, namun ia meminta pria itu tak lagi mengulang kesalahan yang sama.

"Kalian ini, datang ke rumah saya cuma bikin ribut saja. Sungguh Yas, kamu benar-benar membuat saya semakin muak melihat mukamu itu. Kamu dan putrimu benar-benar tidak tahu sopan santun, datang ke sini cuma untuk marah-mara dan mengatai istri saya." Yusuf tak mau lagi menahan-nahan diri, apa yang dirasa, saat itu juga akan ia katakan.

"Mas... " mulut Yasmin ternganga, tak habis pikir jika pria yang selalu bisa bisa menjaga kata-katanya itu kini tak segan berkata kasar padanya. "Kok kamu ngomong kayak gitu sama aku?" tanyanya seraya menampilkan raut wajah sesedih mungkin.

Yusuf mendengus terang-terangan. Andai tak memiliki pengendalian diri yang begitu kuat, pasti tangannya sudah melayang ke pipi wanita yang tak sadar usia di depannya itu karena hampir menampar Salwa, jika saja salah seorang pengawal yang ditugaskan Arsakha Virendra untuk menjaga keamanan istrinya itu tidak datang tepat waktu. "Bahkan mulai sekarang saya tidak akan diam lagi. Bahkan jika diperlukan, bukan cuma melalui kata, saya juga akan memukul jika orang-orang yang saya kasihi dilukai orang lain!" tandas Yusuf tak mau lagi melunakan hati.

Yasmin menggeretakan giginya karena baru saja secara tersirat Yusuf mengatakan jika pria paruh baya yang masih begitu menawan itu memiliki perasaan untuk Salwa, si anak benalu tak berpendiikan yang selama ini hanya menumpang hidup padanya saja.

Tak akan bisa diukur seberapa marahnya Yasmin sekarang karena perhatian serta kasih Yusuf yang dulu sangat didamba untuk ia miliki, malah direbut oleh anak tirinya yang tak sebanding dalam hal apapun dengannya. Entah itu pendidikan, penampilan, ataupun pengalaman dalam menyenangkan seorang pria. Sungguh, melihat Yusuf yang tampak berubah hanya demi membela manusia tidak berguna seperti anak tirinya itu, Yasmin merasa ingin menampar, lalu menjambak rambut si pagar makan tanaman itu.

"Pulanglah, Yas, sebelum saya melempar kamu keluar dari rumah saya!" ancam Yusuf dingin, tak peduli mantan teman lamanya itu melotot mendengar kata-katanya. "Saya bahkan belum membuat perhitungan karena kamu berniat menjebak saya melalui obat perangsang. Jadi silahkan pergi dari sini, karena saya tidak akan jamin untuk beberapa ke depan, masih bisa menahan diri saya agar tak menghubungi polisi!" usirnya lagi, tanpa ingin melunakan sikap.

                                             
Kepala Yasmin menggeleng, dikarenakan rasa tak percaya melihat Yusuf yang bersahabat mengusirnya disertai ancaman seperti itu.

Takdir Cinta [Sudah Terbit]Where stories live. Discover now