Bagian 16

2.9K 163 23
                                    

O wiu...wiu...  aku lupa ngasih tau, jadi kalau kalian mau info" tentang cerita ataj mau QnA sama semua pemain pemain di cerita aku, kalian bisa langsung ke ig aku ya..
@chi_hyo_ki95.

----***----****-----***

Perlahan namu pasti, sikap Aninta mulai membaik. Dia mulai kembali sering bicara, bahkan jika Braga, Arika dan Arga membahas nama apa yang ingin mereka kasih ke calon adik mereka Aninta pun ikut masuk kedalamnya. Usia kandungan Arbilla sudah memasuki 8 bulan. Semenjak hamil, Arbilla tidak begitu banyak mengidam. Bahkan dia hanya mengalami mual-mual saat di pagi hari. Ketika siang hari tubuhnya kembali segar dan membuat Arbilla begitu aktif.

Saat ini Arbilla sedang di kampus, Arbilla sedang bertemu dengan mahasiswa bimbingannya.

"Jangan terus menatap saya, sopan lah dengan dosen mu."

"Ma...maaf mis."

"Kamu sudah mengerti belum dengan penjelasan saya."

"Ah, i..iya mis."

"Kamu jawab aja masih gagap gitu. Coba kamu ulang apa yang tadi saya katakan."

"Mis tadi, emm..."

"Astga kamu ini, fokus donk. Masa ada mahasiswa yang kaya begini. Terang-terangan kamu mengagumi saya. Mungkin mahasiswa lain gak akan seterang-terangan ini."

"Maaf mis."

"Gak perlu minta maaf. Yang saya mau, skripsi kamu ini cepat kau selesaikan, apa kamu gak malu sama adik-adik tingkat kamu. Kamu disini udah angkatan tua, seharusya kamu itu udah lulus. Astaga Alvin... Apa karena orang tua kamu kaya, dan orang tua kamu salah satu donatur di kampus ini, kamu jadi seenaknya sendiri?"

"Denger Alvin yang punya uang itu orang tua kamu, bukan kamu. Jadi jangan membagakan uang orang tua kamu. Kamu itu laki-laki, yang seharusnya malu. Udah seumur kamu seharusya bisa punya uang sendiri, ini malah masih minta orang tua kamu."

Arbilla menghela nafasnya, sungguh dia paling kesal jika berhadapan dengan laki-laki sok kaya, yang padahal kekayaannya karena uang orang tua mereka. Kalu sudah punya pekerjaan dan uang sendiri, terserah mereka mau bergaya kaya apa aja. Masih minta orang tua aja banggain diri.

"Saya gak mau jelasin lagi, dua kali saya jelasin. Tapi kamu masih begini, jadi lebih baik kamu baca sendiri apa yang masih kurang di skripsi kamu. Saya sudah memberi tanda dan sudah memberikan note, jadi silahkan dibaca lagi."

"Mis disini kan dibayar, seharusnya mis tidak makan gaji buta." Ucapnya sedikit meninggi.

Arbilla menahan diri untuk tidak marah-marah. Oh, ayolah dia sedang hamil. Arbilla lebih sensitif  dengan perkataan-perkataan yang menurutnya tidak pantas.

"Saya tidak makan gaji buta, saya disini hanya bertugas untuk memberika bimbingan saja, mengoreksi yang salah. Saya sudah melakukannya. Kalau dosen-dosen lainnya tidak ada yang menjelaskan apa-apa yang salah. Mereka hanya menyoretnya dan memberikan note. Tapi terkadang mereka hanya menyoretnya tanpa memberikan note. Jadi kurang apa lagi saya sebagai dosen, sudah menjelaskan dan memberikan note apa saja yang harus di perbaiki. Jadi tolong, kamu keluar dari ruangan saya." Ucap Arbilla tegas di akhir kalimatnya.

Dengan kesal Alvin keluar dari ruangan Arbilla. Tak lama seseorang mengetuk pintu,membuat Arbilla menghela nafas kasar. Arbilla melihat siapa yang datang.

"Mas." Braga tersenyum, dia berjalan masuk.

Arbilla menghela nafas lega.

"Ada apa?"

"Gak apa-apa."

"Ini." Ucap Braga sambil memberikan wadah makan untuk Arbilla.

Arbilla tersenyum dan membukanya.

Sexy Lecture My MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang