Bagian 4

6.2K 207 44
                                    

"Maaf...bukan maksud mas gak anggep mereka keluarga. Tapi pada nyatanya seperti itu. Andai Mama gak pergi, semua gak akan seperti ini. Tapi semua cuma bisa berandai kan dek." Ucap Arga tersenyum kecut.

"Lebih baik kamu kelur dek. Mas lagi gak mau di ganggu." Ucap Arga tanpa melihat Arika. Arika berdiri, dia bukan pergi keluar, tapi dia mendekat kearah  Arga. Dia memeluk leher Arga.

"Mas jangan sedih. Mama sayang sama Mas."

"Mungkin." Ucap Arga dan melepaskan pelukan Arika dari lehernya.

"Biarin mas sendiri dek. Mas lagi kesel sama kamu. Tapi mas gak bisa apa-apa, karena biar gimama pun. Kamu adik mas, dan kamu lebih lama tinggal dengan Mama." Ucap Arga dengan wajah sendu dan sedikt menahan kesalnya.

Dia menarik tangan Arika dan membawa Arika keluar dari kamarnya.

"Mas..." Panggil Arika saat Arga menutup pintunya kencang.

Arika kembali keruanh keluarga dengan wajah sedihnya.

"Kenapa sayang..." Tanya Arbilla.

"Hikkss....hikkss..." Tangis Arika memeluk Arbilla.

"Kenapa sayang... Mas Arga nyakitin kamu ya?" Tanya Braga,

Arika menggelengkan kepalnya.

"Arika yang udah nyakitin mas...hiks..hiks...hikss..."

"Karena Arika mas Arga nangis. Hikks...hikkss...hikkss..."

"Mas Arga menangis bukan karena Arika sayang..." Ucap Braga sambil mengusap kepala Arika.

"Mama mau ikut kembali ke itali. Mas Arga sayang Mama, mas Arga gak mau di tinggalin lagi sama Mama. Hikks...hikks...mas Arga sampe ngigau Ma."...."Ma... Jangan tinggalin Mas Arga lagi. Arika mau tinggal disini, asal Mama gak ninggalin mas Arga. Hikkss...hikkss...hikkss..." Arbilla meluk Arika dengan erat.

"Gak perlu!" Seru Arga tiba-tiba,membuat semua orang disana melihat Arga.

Wajah Arga telihat segar karena sepertinya dia mencuci wajanya. Namun raut wajahnya terlihat sekali jika Arga bersedih.

"Gak perlu kamu maksain diri kamu untuk tetap tinggal disini. Kalo Mama mau kembali ke itali, ya sudah terserah Mama. Toh, 10 tahun ini Arga gak tinggal sama Mama, Arga baik-baik aja. Arga disini punya banyak Mama yang sayang sama Araga. Ada Mama Lula, ada Mama Nenti dan juga ada nenek yang sayang sama Arga. Arga gak butuh Mama lagi."

"Arga!" Seru Braga.

"Jaga ucapan kamu. Dia ini ibu mu, ibu yang melahirkan kamu!"Seru Braga dengan tatapan tajamnya.

"Arga berterimakasih sama Mama yang udah mengandung Arga, melahirkan Arga dengan taruhan nyawa, menjaga Arga, menyusui Arga, mendidik Arga. Terimakasih buat semua yang udah Mama kasih. Tapi jika memang Mama ingin tinggal bersama Arika, silahkan. Karena waktu berharga Mama cuma bersama Arika. Gak ada waktu berharga sedikit pun bersama Arga. Jadi pergilah Ma... Kalo Mama mau pergi." Setelah mengatakan itu semua, Arga berbalik dan pergi dari sana. Namun langkahnya terhenti ketika  tak sengaja tubuhnya menabrak seseorang.

"Om." Ucap Arga sedikit mendongakkan kepalaya.

"Sayang...Bawa Arga ke kamarnya." Ucap Lian pada istrinya.

"Ayo Arga." Ucap Lula merangkul pundak Arga dan membawanya pergi dari sana.

Lian menatap Arbilla dan seorang anak kecil yang berada di pelukannya.

"Apa yang di katakan Arga benar, jika mbak memang masih mau tinggal di itali, lebih baik mbak tinggal di itali. Kalo mbak mau tinggal di indonesi kembali, mantepin hati mbak dulu. Jangan mbak nyakitin hati anak mbak lagi. Arga anak laki-laki yang terlihat kuat, tapi sebenanya di rapuh. Untungnya untuk menghilangkan rasa sedihnya Arga gak sampai keluar jalur. Jadi tolong mbak, pergilah. Kami akan menunggu mbak lagi, sampai mbak siap untuk pulang ke sini, dan menerima keuarga mbak disini."

Sexy Lecture My MotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang