🍃Enambelas🍃

Mulai dari awal
                                    

Yusuf sudah berjanji, tidak hanya kepada Salwa tetapi juga kepada dirinya kalau ia akan mencari pembunuh itu dan membuat mereka menerima hukuman yang setimpal. Agar mereka tahu, menghilangkan nyawa seseorang sudah pasti berat konsukuensi yang harus mereka tanggung.

"Awalnya terasa sulit, tetapi salah seorang bawahan Rendra yang biasa ngumpul dengan para preman, tanpa sengaja mendengar racauan salah seorang preman yang sedang mabuk. Preman itu berulang kali mengatakan maaf, menyesal, lalu nama Amar Zamzani. Dan dari situlah kami akhirnya berhasil menemukan ke empat pelaku lainnya." tutur Danu, mengisahkan secara singkat mengenai kasus yang sedang ia dan Rendra tangani.

Napas Yusuf berhembus cepat, jantungnya berdebar kencang menanti kedua pria yang sangat cepat dalam 'bekerja' itu mengatakan siapa dia yang sudah menyebabkan istrinya hidup sebatang kara di dunia ini.

"Siapa orangnya?" desak Yusuf.

Kepala Danu menggeleng pelan. "Kami belum mengetahui siapa sesungguhnya dalang atas pembunuhan terhadap Amar Zamzani. Tapi para berandal itu menyebutkan sebuah nama. Kata mereka, orang ini rela membayar sangat mahal hanya agar nyawa ayah mertua anda tidak bisa lagi terselamatkan.

"Namanya?" tanya Yusuf seraya mencoba menenangkan dirinya.

"Badra." jawab Rendra singkat, sedangkan tatapannya menusuk semakin tajam saat menanyakan, "Apakah anda mengenal seseorang bernama Badra, yang kemungkinan memiliki dendam kepada mertua anda, sehingga membayar orang untuk melenyapkannya?"

                                           
Kerutan di kening Yusuf semakin terlihat jelas. Pria paruh baya itu mencoba menggali lagi ingatannya akan sosok Amar Amzani yang dulu pernah dikenalnya, meski mereka tak berkawan akrab.

Tak ada satupun hal di diri pria itu yang bisa membuat orang lain mendendam padanya. Sosok Amar Zamzani, si pengusaha yang dulu cukup dikenal di kalangan sesama pengusaha adalah pribadi yang baik. Perawakannya memang tidak bisa dibilang menawan, sangar malah dengan tubuh tinggi besar serta jambang tebal yang menghiasi rahang. Tidak ada yang spesial dari ayah mertuanya itu selain sikap ramah serta jujur dalam menjalankan suatu usaha.

Sejauh apapun Yusuf mencoba menggali memorinya di masa lalu, rekam jejak hidup seorang Amar Zamzani hanya akan mengisahkan kebaikan pria itu saja, dan tak lupa istri cantik jelita yang pria itu nikahi. Dan sepenglihatan Yusuf, kecantikan Salwa sudah pasti diwarisi dari mendiang ibunya.

"Bagaimana, pak, apakah anda bisa mengingat sesuatu yang bisa membuat kita mengetahui siapa Badra ini?"

Suara Ardhanu Ramadhan yang tenang mengusik Yusuf dari lamunannya akan masa lalu. Dibalasnya tatapan si pengacara yang juga sedang menatap dirinya. "Saya tidak terlalu mengetahui lingkup pertemanan ayahnya Salwa. Kami memang saling mengenal, saya bahkan pernah berkunjung ke rumahnya, tetapi mengenai kehidupan pribadinya, saya benar-benar tidak tahu." jawab Yusuf berterus terang.

"Kalau di kalangan para pengusaha, apakah anda merasa pernah mendengar nama Badra?" tanya Danu lagi karena merasa belum ingin menyerah sebelum masalah ini menemukan titik terang.

Yusuf hampir saja membuka bibirnya untuk mengatakan satu nama yang tiba-tiba saja terlintas di benaknya. Namun ia berhasil mengatupkan lagi bibirnya kala satu pikiran jernih berhasil membuat ia berpikir, masa iya pria paruh baya yang dikenalnya itu adalah pelakunya?

Selain baik, pria paruh baya yang dari segi usia sepantaran dengannya itu adalah sosok yang dikenal sangat menyayangi keluarganya. Ayah yang baik juga suami yang setia. Pria itu bahkan memiliki usaha yang lebih besar dari Amar Zamzani. Rasa-rasanya Yusuf sulit untuk mengatakan jika pria itu adalah dalang di balik pembunuhan keji terhadap sang ayah mertua.

Takdir Cinta [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang