2 - Flashback: Futsal

Start from the beginning
                                    

"Apaansih Lang, gajelas banget deh." Alin, yang lalu menarik gemas hidung mancung Gilang dengan sedikit tawanya.

"Lin ih!"

Alin tertawa. "Gue suka tau sama hidung lu, Lang. Mancung." Ucapnya.

"Kalo sama orangnya, suka gak?" tanya Gilang, menatap Alin lekat. Tapi masih dengan nada bercanda.

"Hmm... gimana yaa."

"Gue baper tau sama lu, Lin." Ucap Gilang akhirnya.

Tiga detik Alin diam menatap Gilang. "Masasih..." lalu ia kembali menarik gemas hidung mancung Gilang dengan sedikit tawanya.

"Lin! Diem kenapasih!" Gilang mengusap-ngusap hidungnya sambil menatap Alin kesal.

Alin tertawa.

"Pacaran mulu."

Tiba-tiba saja muka Gilang terlempar handuk kecil berwarna merah. Kemudian Gilang langsung bangun dari paha Alin untuk duduk disamping Alin. Melihat teman sekelasnya sudah duduk dilantai didepan Gilang.

"Bagi minum, Lang." Pintanya.

Gilang melempar botol air mineralnya tadi.

"Kenapa sih, kok cowok suka banget futsal?" tanya Alin, mencoba membuka pembicaraan diantara mereka bertiga.

"Itu udah hobi." Jawab Gilang

"Pantes, soalnya Jod..." Alin langsung berhenti berbicara.

"Soalnya kenapa, Lin?" tanya Gilang.

"Engga, gapapa."

Cowok itu langsung berhenti minum. "Soalnya Gilang lebih suka sama lu, daripada futsal." Ucapnya.

Alin hanya tertawa.

"Gejalas lu, Nil." Gilang.

"Danil." Cowok itu langsung menjulurkan tangan kanannya.

"Alin." Jawab Alin dengan senyum, yang juga membalas jabatan tangan Danil.

"Udah, jangan kelamaan." Gilang langsung melepaskan jabatan tangan mereka.
"Oh, jadi ini Lang, cewek yang katanya tipe lu banget? Ini, cewek yang sering lu ceritain ke gue?" ledek Danil yang sedang meluruskan kedua kakinya dilantai.

Alin menatap Gilang, seolah-olah sedang bertanya dengan apa yang diucapkan oleh Danil barusan.

"Apaansih lu Nil, gajelas." Gilang sedikit salah tingkah.

Danil tertawa sebentar. "Gue sama Danil deket banget, dia udah kaya sodara gue sendiri. Kalo ada apa-apa Gilang selalu cerita ke gue. Termasuk elu." Jelas Danil pada Alin.

"Gue?" Alin, menunjuk dirinya sendiri.

"Nil..." panggil Gilang, maksudnya untuk berhenti bicara.

"Sebenernya kalian berdua pacaran gak, sih?" tanya Danil meledek. Sebenarnya ia sudah tahu jawabannya.

"Gue kan udah pernah bilang, engga, Nil." Gilang.

Break! (Terimakasih Tuhan, dia begitu indah) Where stories live. Discover now