Hadiah

531 21 0
                                    

Aku pernah menjalani hidup dengan lurus-lurus saja. Tidak menimbang tentang ujian dan luka yang suka datang tiba-tiba. Aku pikir, segala hal dalam dadaku tak mungkin bersedih hati. Tidak mungkin terlilit duka selama aku tidak bersedia ia terluka. Semua ada dibawah kendaliku. Bagiku, patah dan kalah hanya terjadi karna hati mereka mengizinkan untuk dipatahkan. Karna lengah membiarkan seseorang menghunus harapan. Rupanya setelah berjumpa denganmu, akupun memahami. Bahwa patah hati adalah sebuah hadiah yang tak pernah kusangka-sangka. Tidak mampu diingkari, tidak bisa terpungkiri betapa pedih dan perih yang membebani.

Aku pikir rasa disakiti hanya ada, karena seseorang bersedia disakiti. Namun ternyata, perasaan sedih itu bisa tiba karna terlalu memberi sebuah percaya. Begitu percaya mempercayakan harapan dan impian ditangan yang salah. Rasa sedih bisa menjelma menjadi ratusan kali lipat patah hati karena sebuah kekecewaan. Apalagi, yang melakukannya adalah seseorang yang tak pernah kau sangka-sangka. Seseorang yang selama ini kau jaga namanya dalam aliran darah disekujur tubuhmu. Seseorang yang begitu kau percayakan sebilah perasaan, justru menghunus deru napasmu dengan tidak berperikemanusiaan. Kau terluka dengan tak henti, sedangkan ia tidak peduli meski kau hancur berkali-kali.

Lama aku terdiam sendiri, sebab duka itu mengagetkanku tanpa aba-aba sebelumnya. Aku masih kalut dalam getar getir penderitaan. Aku masih merasa, semuanya sebatas kejutan yang tak sama sekali kuinginkan. Padahal sebelumnya, semuanya baik-baik saja. Hidupku tak pernah jadi apapun selain besar dengan bahagia. Dan lama-lama, aku memahami; bahwa memang segala sesuatu tak selalu harus manis-manis saja. Semuanya tidak selalu harus kulalui tanpa luka-luka. Tuhan memberikan kamu sebagai bingkisan yang menyenangkan. Membahagiakan diawal lalu meninggalkan ketika telah terlampau dalam perasaanku tertanamkan.

Narasi Patah Hati Where stories live. Discover now