Pertemuan Terakhir

133 6 0
                                    

Sebenarnya saat bertemu kamu, aku meragukan perasaanku sendiri. Entah mengapa, memandang kearahmu masih menjadi hal yang diluar kemampuanku. Kupikir semuanya sudah baik-baik saja. Kukira diriku telah lepas dari perasaan-perasaan yang dulu tersisa. Ternyata tidak begitu. Kau masih membekas dalam tanda tanya pada ingatanku.

Ada yang ganjil di hati, sekalipun kekasihku kini telah menggenapi. Aku tetap bertanya-tanya. Andai kita punya kesempatan, andai aku duduk dan menatap kearahmu. Apakah bahagia yang kuterima lebih besar dari sekarang? Apakah hatiku tidak dilanda risau dan gamang? Dirimu malam itu masih menjadi teka-teki hingga kini. Akankah kau dan aku dipertemukan hanya sebatas ketidaksengajaan, atau menjadi sebuah tanda bahwa kau akan kembali? Entahlah. Sekali lagi aku percaya, waktu yang akan memperjelas semuanya.

Baik-baiklah pada dirimu. Seseorang yang teramat dalam kuinginkan kembalinya waktu dulu. Mungkin, hanya dengan membencimu aku mampu menyingkirkan semua ingin. Segala bentuk harapan, sepenggal kenangan. Sialnya, kita masih tidak akrab seperti bisanya. Namun aku yakin kau tau, tentangmu masih hidup dalam diriku.

Aku sengaja tampak lebih bahagia dengan seseorang yang ada disampingku. Seseorang yang kembali memberi warna, seseorang yang datang menghidupkan lagi segala bahagia. Semua kulakukan untuk menguatkan hati, memantapkan diri untuk tidak berpikir menginginkanmu lagi. Tetapi apalah dayaku. Keinginan hati bukanlah sesuatu yang sesuai dengan kehendak kepala. Ia berontak sebab kau yang dipeluknya erat-erat berusaha kubuat binasa.

Kau tidak perlu khawatir. Kali ini tidak akan ada usaha untuk kembali meraihmu, aku hanya akan melanjutkan ceritaku lagi. Membahagiakan diri sendiri. Menerima seseorang yang berusaha keras membahagiakanku. Barangkali kau memang bukan tercipta untuk selamanya aku damba. Pada akhirnya hujan yang paling deras itu sudah kembali reda.

Akhirnya Tuhan memperlihatkan padamu. Aku telah berbahagia sehabis berdamai dengan kenyataan. Aku baik-baik saja sesudah membiarkan mati segala harapan. Walaupun masih ada yang tertinggal, sekalipun masih ada yang mengganjal. Seiring hari berlalu, tahun berganti; semuanya akan sirna kembali. Aku percaya bahwa tidak selamanya kau akan memiliki ruang tersendiri dalam hati. Aku percaya, setelah kita tidak lagi bersua; kau akan sirna tanpa jejak. Kau akan kembali menjadi orang asing, yang bahkan tidak akan pernah aku ingat lagi.

-Jum'at, 19 Agustus 2022.

Narasi Patah Hati Where stories live. Discover now