Pengkhianat Dan Penggoda

894 34 1
                                    




Kau lari dari masalah dan kesalahanmu. Bertingkah seolah kemarahanku adalah hal yang aneh, padahal sudah seharusnya kalian tau malu. Kau selamatkan seseorang yang dulu katamu takkan sudi kau ajak bersama. Yang begitu kukesalkan, mengapa harus membawa orang lain dalam hubungan yang sedang bertengkar? Apa saat bertikai justru harus meladeni orang ketiga?

Kau dan aku hanyalah pasangan manusia yang berusaha saling melengkapi. Wajar bila selalu ada perdebatan, karna isi dari dua kepala tak selalu harus sejalan. Watak dan karakter yang coba kita mirip-miripkan, mustahil tak ada setitikpun perbedaan. Aku tak sekalipun berpikir untuk mendua saat terluka. Sebab selalu kuyakini, masalah kita ada jalan keluarnya. Kupikir kaupun sepertiku; rupanya aku keliru. Kesetiaanmu terlalu tipis untuk bisa bertahan dari godaan iblis.

Perempuan itu, seolah memperhatikan kita dari waktu ke waktu. Dia tau saat terbaik ketika kita sedang tak baik. Ditikamnya aku ketika lengah, dan sialnya kaulah yang membantunya. Kini aku berlutut berdarah-darah sambil memandangi kalian yang bersorak bahagia. Air mataku menjadi alasan gelak tawa menggema sepanjang kalian bertemu. Kalian lupakan sesuatu. Bahwa berbahagia diatas derita seseorang, dapat menimbulkan malapetaka baru.

Beginikah rasanya terjerumus jauh dibawah? Lebih rendah dari tanah. Seperti dikuliti hidup-hidup, dimatikan dengan segala cara. Merasakan patah hati setelah ditinggalkan belum cukup. Ada pengkhianatan dibalik itu semua. Juga, ada pembelaan seolah segalanya hanyalah kesalahpahaman. Menerima bahwa kau berdiri digarda terdepan menyelamatkannya sedang yang hancur tak terkira adalah aku. Menerima bila hidup akan berjalan tak adil sejak waktu itu. Membuatku ingin memutilasi bagian tubuhku. Sakitnya seolah tak jauh beda. Pahitnya sungguh-sungguh tak terkira.

Narasi Patah Hati Where stories live. Discover now