Menatap Kaca

26 2 0
                                    

“Kilau cahaya pecah dari matamu.”

Kau menjadi berbeda, sejenak setelah menyelami mata seseorang yang bersamanya pernah kau lalui segala hal. Terlelap dan terjaga bersama, menikmati senja dan fajar berdua. Dalam ingatanmu, kau mengepal keras;

Anggap saja bahwa di dunia ini, aku sudah pernah menikahinya.”

Narasi ini kau bangun setelah memberanikan diri berhari-hari untuk memvalidasi perasaanmu. Kau tidak pernah baik-baik saja setelah berpisah dengannya, kau hanya membawa lari lukamu dan menimbunnya dalam-dalam; hingga malam itu matanya menjadi pemantik yang meledakkan seluruh ingatan.

Kini, ia sudah bukan milikmu lagi. Ia telah dipeluk orang lain, mengecup bibir lain; mendekap dalam-dalam nama orang lain di hatinya. Ingatan yang kau rindukan itu, orang yang ada di dalamnya; bukan lagi dia yang saat ini di sampingmu. Di dunia ini, seseorang yang pernah begitu dalam menyayangimu itu; telah tiada.

Kau telah kehilangannya,
sungguh.

Kau benar-benar telah kehilangan seseorang yang pernah kau nikahi dalam kehidupan ini.

Narasi Patah Hati Where stories live. Discover now