26 || Belati dan Masalah

2.1K 95 1
                                    

"Di dunia ini, kata terluka itu sudah pasti ada. Tapi dibaliknya, pasti selalu ada cinta yang menjadi penyokongnya."

—IMPERFECTION—

***

"Papa mau maksa saya pulang lagi?!"

"Papa cuma mau bicara baik-baik sama kamu. Papa ingin kamu pulang," kata Bramasta.

"Saya nggak mau pulang," putus Leo.

"Apa perlu Papa mati dulu baru kamu pulang?"

"Pa ...."

"Leo, Papa mau kamu pulang. Kita mulai semuanya dari awal lagi, sama-sama. Papa ingin kamu lupain semuanya. Papa ingin kamu mulai hidup baru lagi."

Bramasta menatap Leo dengan tatapan bersalah. "Maafin Papa kalo Papa tadi udah maksa kamu pulang. Papa sayang sama kamu. Papa peduli sama kamu. Kamu itu anak satu-satunya yang Papa punya. Kamu mau 'kan pulang sama Papa?" Bramasta berkata parau.

Leo luluh. Ia mengangguk. Sedetik kemudian Bramasta memeluknya, mendekapnya erat. Ketika Leo balas memeluk Bramasta, ia menatap Cahaya yang tengah berdiri menyender di mobil Bramasta dengan bersidekap dada. Leo tersenyum pada Cahaya yang dibalas sama.

***

Leo rindu pada si merah. Mobil kesayangannya. Akhirnya pagi ini ia bisa mengendarai mobilnya lagi. Segalanya telah berubah. Perlahan, ia kembali lagi pada sosok Leo yang dulu. Walau masih agak kaku, tapi secara perlahan Leo mulai terbuka lagi pada Bramasta. Kehangatan yang pernah Leo lupakan, kini kembali ia rasakan.

Ini semua berkat Cahaya. Seorang perempuan baik hati yang kini telah mengisi ruang kosong di hatinya.

Leo mencuri pandang pada Cahaya yang ada di sampingnya. Perempuan itu sedang asyik dengan dunianya. Asyik dengan earphone yang dikenakannya. Leo mendesah. Seraya fokus ke depan, Leo menarik earphone Cahaya ke bawah dengan tangan kirinya. Sedangkan tangan kanan Leo masih memegang kemudi setir.

Ketika earphone Cahaya jatuh di atas pahanya, ia menatap Leo marah. "Ganggu aja sih lo!"

Ketika Cahaya ingin kembali memasang earphone ke telinganya, Leo langsung mengambil earphone beserta ponsel milik Cahaya. Menaruhnya ke atas pahanya. Cahaya menggeram kesal. Ia menatap Leo murka. Tapi sebelum sempat Cahaya mengumpat atau memarahi Leo, Leo sudah lebih dulu menghidupkan radio di mobilnya.

"Kalo mau dengar lagu, setel aja radio gue. Jangan dengar earphone," kata Leo.

"Suka-suka gue. Gue maunya dengarin lagu pakai earphone. Balikin earphone sama ponsel gue!" tolak Cahaya keras.

"Nanti kuping lo budeg."

Alasan. Leo sebenarnya hanya tidak ingin Cahaya mengabaikannya. Leo pecinta ketenangan. Tapi entah mengapa jika didiami oleh Cahaya ia tidak suka.

"Kuping gue ini yang budeg. Balikin earphone sama ponsel gue!"

Ketika Cahaya ingin kembali merebut earphone dan ponsel, Leo langsung menghentikannya. "Diam, Cahaya. Nanti kita bisa kecelakaan kalo lo petakilan."

Imperfection : Trapped With Troublemakers✓ [Republish+Remake]Where stories live. Discover now