Lorong demi lorong sudah Morin lewati. Rak demi rak juga sudah ia teliti jenis novel yang dipajang. Mulai dari novel bergenre fantasi, horor, teenfiction, romance, spiritual dan lain-lain sudah dilirik Morin. Sesekali ia membaca sebentar novel yang sudah dibuka bungkusannya. Hingga matanya tertuju pada salah satu novel bergenre teenfiction yang berjudul "MULAI MELUPAKAN". Ia mengambil buku tersebut dan membaca blurb-nya.

Morin tertarik untuk membelinya. Ia mulai bertanya pendapat Yuli tentang novel tersebut. Clara berbeda rak dengan mereka. Entah ke mana cewek yang satu itu.

"Yul, menurut lo bagus nggak?" tanya Morin sambil menyodorkan novel yang berada ditangannya kepada Yuli.

"Bagus kok," ucap Yuli tanpa melihat buku yang dipegang Morin lantaran cewek itu masih fokus pada layar ponselnya.

"Lihat dulu gih," celetuk Morin kesal.

Yuli akhirnya mendekat dan mulai melihat cover buku itu, judul terpampang jelas dibagian depan cover buku. Hingga Yuli meringis sekejap.

"Gimana menurut lo?" tanya Morin sekali lagi.

"Bagus kok, covernya juga menarik. Tapi yang pasti, judulnya itu lho," pinta Yuli.

"Kenapa?"

"Pura-pura nggak tahu segala lagi nih anak," ucap Yuli sambil menggelengkan kepalanya. "Pas banget buat lo sumpah Rin, lo harus belajar dari novel ini."

"Yaudah gue ke kasir dulu ya, lo tunggu di depan aja."

Buru-buru Yuli mencegah Morin. "Eh tunggu Rin, ngomong-ngomong ke mana tuh Clara? Kok dari tadi nggak kelihatan?" Yuli bertanya sambil menengok ke kanan kiri.

"Suka ngilang tuh bocah. Yuk cari dulu."

Morin dan Yuli menyusuri lorong demi lorong rak buku yang terletak berjejer rapi dengan tataan buku berwarna-warni yang memiliki kesan menarik untuk dipandang. Sampai akhirnya, mereka melihat Clara yang masih berdiri di rak bergenre romance.

"Nah tuh dia." Morin menunjuk Clara.

"Woy Clar. Lo lagi apa? Lama bener milih bukunya," ketus Yuli dari kejauhan seraya berjalan mendekati Clara.

Clara cukup terkejut dengan keberadaan Morin dan Yuli. "Gue bingung nih."

"Lo bingung apaan? Bensin lo habis?" tanya Yuli asal. Emang mulut cewek yang satu ini suka tidak berpikir dulu jika mau ngomong. Terkadang lawan bicaranya juga tersinggung akan ucapannya.

"Menurut lo bagus yang mana. Ini atau yang ini?" tanya Clara seraya meyodorkan dua benda berbentuk persegi itu kepada Yuli.

"Lo tanya Morin deh. Lo minta pendapat dia, gue juga bingung hehehe," pinta Yuli, yang dengar cepat diangguki oleh Clara.

Morin mengambil novel yang berada di tangan Clara. "Yang ini aja Clar." Morin berpendapat.

"Kenapa?"

"Karena yang ini gue udah punya di rumah. Kalau lo mau pinjam, nanti lo ngomong aja."

Clara tersenyum simpul kepada Morin, lalu mengangguk. Ketiganya kemudian mulai berjalan untuk membayar buku yang dibelinya tadi.

"Gue keluar dulu, ya? Gue di parkiran."

Tanpa menunggu balasan dari kedua temannya itu, Yuli pergi menuju parkiran sepeda motor. Tidak lama kemudian, Morin dan Clara keluar dari toko buku tersebut dan menghampiri Yuli yang duduk termenung dan sesekali tersenyum sumringah menatap layar ponsel yang berada di tangannya.

* * *

Larut dalam sahabat baiknya. Kini Morin sudah tidak memikirkan Alizter. Tapi kadang cewek itu tidak sengaja memikirkan pula. Ah, Morin kini jauh lebih dekat dengan Yuli dan Clara. Hingga pada saat perjalanan pulang, ia melihat cowok itu lagi dengan cewek yang ada di sekolah tadi.

Agak memiliki rasa cemburu, hati Morin terasa ingin mogok untuk berhenti mencintai seseorang. Berusaha untuk melupakan kejadian tadi, kini Morin mulai membuka pembicaraan dengan Yuli.

"Yul, nanti lo langsung pergi pulang setelah anterin gue?"

"Iyalah, gue capek banget pengin cepat-cepat tidur," balas Yuli cepat. "Udah kan? Gue cabut dulu, ya?"

Morin mengangguk singkat, tidak lupa pula ia mengucapkan terimakasih kepada Yuli karena sudah mengantarkannya pulang. Dan, setelah Yuki menghilang dari pandangannya, Morin pun langsung berjalan menuju rumahnya.

* * *

Vote, komentar, dan follow akun aku ya!

Cold as Ice Cubes (END)Where stories live. Discover now