Aurora-6

31 5 0
                                    

Play 🎵 : Zedd, Maren Morris & Grey - The Middle

***

Hari minggu, hari paling merdeka bagi kaum pelajar dan para pekerja yang berada di naungan instansi pemerintah. Hari yang tepat untuk menuntaskan lelah setelah kesibukan hari-hari sebelumnya dan mempersiapkan diri untuk hari senin, yang entah mengapa selalu di benci oleh mayoritas orang.

Beberapa orang akan memilih berada dirumah, quality time bersama keluarga, memasak, atau bahkan menempel seharian di atas kasur. Beberapa juga memilih refreshing ke luar, ke Car free day mungkin, atau taman hiburan.

Dan Aura memilih opsi kedua untuk hari minggunya. Bersama anjing Husky miliknya, Aura menyusuri taman Suropati pagi ini. Setidaknya hari ini Aura ingin menyegarkan otaknya, sebelum menghadapi hari-hari penatnya lagi.

"Sayang banget Hannah sama Tiara nggak bisa ikutan ya Co," Aura bicara dengan Anjingnya yang tentu saja hanya di tanggapi dengan gonggongan.

"Hufttt, duduk situ dulu aja deh," Aura berjalan ke arah sebuah bangku panjang berwarna putih, dan mengikat tali anjingnya. Kemudian ia merogoh saku jaketnya, mengeluarkan ponsel dan earphone yang selalu di bawanya kemana-mana. Mencolokkan earphone di ponselnya dan menikmati alunan musik lembut yang tergiang ditelinganya.

Gadis manis itu memperhatikan sekitarnya yang ramai, beberapa remaja sepertinya yang sibuk pacaran, para orangtua yang memperhatikan anak-anak mereka yang berlarian kesana kemari dengan raut wajah ceria.

Aura mengulas sebuah senyum melihat anak-anak kecil yang tertawa polos, rasanya ia ingin kembali ke masa itu. Masa dimana dia bebas bermain tanpa memikirkan banyak beban dipundaknya, bermain boneka, naik sepeda. Betapa menyenangkannya.

Sampai pandangannya terpaku pada seorang nenek dan anak kecil yang sedikit jauh darinya. Si nenek sepertinya sedang mencoba membujuk anak perempuan yang tengah menangis. Beberapa menit Aura memperhatikan, dia jadi tidak tega. Akhirnya karena rasa penasarannya, Aura bangkit berdiri dan menghampirinya, dengan anjingnya tentu saja.

"Permisi nek, maaf ada apa ya?" Tanya Aura pada nenek itu.

"Ini, nenek gak tau dia kenapa. Tadi nenek lihat dia lagi nangis sendirian dibangku situ. Pas nenek tanyain eh dia pake bahasa Jepang, jadi nenek gak tau dia ngomong apa," jelas wanita tua itu.

"Nggak dilaporin atau manggil polisi aja nek?" tanya Aura sopan sambil melirik lirik ke arah si anak kecil yang tengah duduk memeluk lutut didepannya

"Udah neng, tapi dia malah tambah nangis aja,"

"Saya bisa sih bahasa Jepang dikit, kalo boleh, bisa saya bantu?" beruntung sekali Aura tak pernah melewatkan kelas bahasa Jepangnya selama ini.

"Oh boleh, boleh banget malah" seru nenek tadi. Bocah itu yang tampak sangat imut dengan gaun bunga-bunga berwarna merah.

"Kon'nichiwa, imōto. Dōshite naite iru nodesuka??" (Hai adik kecil, kenapa menangis??). Tanya Aura sembari mensejajarkan tingginya dengan anak kecil itu. Si gadis kecil tak menjawab, hanya bungkam diiringi isakan tangisnya.

"Watashinonamaeha Aura desu, anata no namae wa nanidesu ka?" (Namaku Aura, siapa namamu?). Aura mengulurkan tangannya.

"Kon'nichiwa, anata wa anata no ani no akushu o shitakunaidesu ka?" (Hey, kamu nggak ingin menjabat tangan kakak? Kakak jadi sedih nih). Aura berpura-pura menampakan wajah sedihnya saat anak itu mengabaikannya.

Guk guk

Atensi anak kecil yang berumur sekitar 5 tahun itu terarah pada anjing Husky di sebelah Aura. Matanya yang bulat menatap imut anjing itu walau masih ada sisa lelehan air mata di wajahnya. Aura terdiam. Merasa familier dengan wajah anak itu, pipi chubby dan bola mata besar yang kelihatan polos, malah tidak terlihat kejepang-jepangannya sama sekali.

Perfect [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang