24. Noona

12.5K 2K 15
                                    

Hyera duduk menyandar di bed rumah sakitnya, dengan sebuah block note yang ada didepannya. Sudah sejak tadi Hyera menghabiskan waktu untuk menulis, bahkan meja makan pun disulap menjadi meja tulis.

Dengan begitu Hyera melupakan rasa sakit di tubuhnya, sebelum semuanya terlambat ketika gerak tubuhnya terbatas, maka Hyera sudah menyelesaikan tulisannya di buku.

Hena pun sudah berulang kali memperingatkan Hyera agar tidak terlalu lama duduk, agar tidak sakit nantinya. Namun gadis itu tetap tidak peduli dan terus saja menulis. Terkadang, ia tertawa sendiri, bahkan menangis sendiri.

Di luar kamar, ada Hena yang sedang duduk sembari berbincang dengan orang tua pasien yang kamarnya berseberangan dengan Hyera, Dua wanita separuh baya itu kini sedang bertukar cerita, entah sampai keduanya berlinang air mata dan saling menguatkan.

Hingga seorang laki-laki ikut duduk di samping Hena, ibu Hyera. Hena menoleh dan melihat Yoongi ada di sampingnya dengan membawa bingkisan makanan.

“Dia menulis buku terus sejak dua hari yang lalu,” Mata Hena berkaca-kaca. “Kau boleh masuk, dia menunggumu.” Hena menepuk lutut  Yoongi yang duduk di sampingnya.


****


Yoongi tahu, ia harus siap melihat apapun nanti yang di hadapannya. Termasuk kondisi Hyera sendiri. Tangan Yoongi perlahan membuka pintunya dan satu langkah kaki mendarat di lantai. Matanya melihat tirai terbentang menutup ranjang Hyera, maka dari itu Yoongi sedikit menyibakkan tirainya dan duduk di pinggir ranjang Hyera.

Gadis itu tersenyum menyambut teman sebangkunya datang menjenguk. “Kau sudah datang?” Hyera mengetahui bahwa saat ini Yoongi sedang memperhatikan kepalanya. “Ah! Jangan lihat kepalaku terus! Kau juga akan botak kalau melakukan wajib militer!” gerutu Hyera.

Yoongi terkekeh, “Kau tampak keren, Lee Hyera.” jempolnya diacungkan.

“Alasan saja. Kau membawakan sesuatu? Apa itu?” Hyera mengalihkankan topik pembicaran,

Kemudian Yoongi meletakkan bingkisan itu di meja. “Susu, buah, makan siang untuk ibumu.”

Sontak Hyera menuding plastik bingkisan yang di meja. “Aku mau susu! Aku tidak suka susu di sini. Vanila, tidak manis. Aku mau strawberry.” Raut wajah Hyera menjadi dibuat seperti anak kecil yang sedang merajuk, dan itu membuat keduanya tertawa. “Ah ayo ambilkan!”

Sementara Hyera meminum susunya, Yoongi sibuk memperhatikan Hyera. Ia mengingat percakapan dengan Ibu Hyera sebelum masuk ke kamar tadi.

...Penyakit itu sudah sejak setahun yang lalu. Sempat hilang, tapi ternyata kami hanya menghilangkan induk sel kankernya. Sedangkan dirinya sudah menyebar bibit kanker, yang sekarang sudah menyebar luas.”

“Tahun ini, harusnya dia sudah mengikuti tes masuk peguruan tinggi. Namun ia berhenti satu tahun dan akhirnya mengulang tahun ini.

Ide jahil muncul di kepala Yoongi, kemudian ia mendekatkan wajahnya, “Hyera noona.” ucapnya tepat di depan wajah Hyera yang saat ini meminum susunya.

Sedetik kemudian,Hyera memukul kepala Yoongi. “Mundur kau!” ia meletakkan susunya di meja makan, dan melipat tangannya di depan dada. Sembari memasang wajah kesal, Hyera enggan menatap Yoongi.

“Heh! Kenapa kau memukulku! Aku kan hanya memanggilmu noona. Kau benar-benar noona kan, kau lebih tua dariku kan.” terselip nada jenaka adalam bicaranya.

“IYA!” Bentak Hyera.

“Lalu kenapa saat di bar temanku, kau tak bisa masuk? Bukankah sudah cukup umur?”

“Karena aku tidak bawa kartu identitas, bodoh,”

“Ah benar juga. Ck, tapi kenapa kau tidak pernah cerita?”

“Itu karena kau tidak bertanya.”
“Ah iya.”

Yoongi melihat Hyera terus, sampai tanpa sadar ia telah tersenyum sejak tadi. “Lee Hyera, bidadari tetaplah bidadari, bahkan jika dia botak.”

“Apa maksudmua? Itu pujian atau bahan lucuanmu? Kau tahu aku sedang sensitif tentang urusan rambut, tahu!”

Sepertinya ucapan Yoongi salah lagi. Kenapa berbicara kepada perempuan saja sulit. Serba salah, serba keliru dan itu membuatnya agak frustrasi juga.

“Aku bukan memuji, bukan juga membuat itu jadi lelucon. Aku hanya menguatkanmu.”

“Oh. Bidadari seperti apa yang botak?”

“Sayangnya tidak ada, hehe.”

“Lalu kenapa jauh-jauh sampai bidadari!”

“Aku juga tidak tahu.”

“Oh apakah semua laki-laki bicara bahwa semua gadis seperti bidadari dan menyilaukan mata, membuat hatinya berdebar sampai tak tidur. Ck, mengesalkan sekali kalian.”

“Kenapa kau samakan aku dengan yang lain?! Hey Lee Hyera kapan aku bilang kau menyilaukan mata dan membuatku tak bisa tidur? Kau berharap ya?”

Hyera mencibir, “Oh tidak sama sekali!” sedetik kemudian Yoongi terbahak-bahak sampai perutnya sakit, ia benar-benar merindukan suasan perdebatannya dengan Hyera.

****

Sweet Bad Boy - Min Yoongi [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now