❤ 17. Hurt untold

17.9K 3.4K 663
                                    

Ps : Play song first hehe. Berdoa dulu sebelum baca, biar kuat.

_____

"Lihat mataku Hyera. Listen to me. From now, i don't want to be your friends anymore. And i want more. Lee Hyera."

Hyera mengernyitkan dahi. Ia menarik pergelangan tangannya dari tangan Yoongi.

"Dengarkan aku." Raut wajah Hyera menjadi dingin setelah Yoongi mengungkapkan pernyataannya itu.

Jauh dari dalam hatinya. Ia merasa gugup, cemas dan takut. Karena ini adalah pertama kalinya, ia mengungkapkan perasaanya kepada seorang wanita.

"Tolong jangan membuatku kecewa, Hyera."

Sedetik kemudian, Yoongi meraih tangan Hyera lagi.

"Hyera. Kenapa kau diam?"

"Dengarkan aku dulu. Tolong diam dulu." Hyera menarik napasnya, "Tak bisa kah kau jangan bertindak seenaknya? Tak bisa kah kau bicarakan denganku dulu?"

Yoongi menggeleng, "Kau sudah pasti menolak, jika aku bicara dulu."

Raut wajah Hyera mendadak jadi sendu.
"Tolong batalkan, Yoongi." pinta Hyera.

"Tapi kenapa? Kenapa aku harus melakukan itu?"

Hyera melepaskan tangan Yoongi.
"Tak bisakah kau melakukannya tanpa bertanya?!" Hyera meninggikan suaranya.

Hal ini padahal pertama kalinya Hyera meninggikan suaranya, ketika berbicara dengan Yoongi.

Yoongi menatap Hyera bingung, "Kau ini kenapa? Apakah ada sesuatu? Kenapa kau diam saja?"

Beberapa menit kemudian, tanpa menjawab pertanyaan Yoongi. Hyera bangkit dari duduknya.

"Kau memang temanku, Yoongi. Tapi, tak semuanya apapun masalahku. Aku akan menceritakan semuanya padamu." Hyera berdiri membelakangi Yoongi.

Yoongi membanting bola basket di sampingnya. Kemudian ia berdiri dan meraih pundak Hyera, dan memutar tubuh Hyera agar berhadapan dengannya.

Kepala Yoongi menunduk, sembari menatap napas dan emosinya sebelum melanjutkan bicaranya.

"Tolong. Berikan sebuah alasan yang jelas, yang langsung pada intinya. Apapun itu, aku menerimanya. Tapi jangan menolakku dengan alasan kau ini temanku dan lain sebagainya." Ucap Yoongi dengan penekanan di akhir kalimat.

Tangan Hyera bergerak melepaskan cengkraman Yoongi dari bahunya.

"Apa kau mampu menerimanya jika aku berkata jujur?"

Yoongi mendongak, "Apa yang tak bisa aku terima darimu, Hyera."

Tubuh Hyera sedikit bergetar, matanya pun sedikit berkaca-kaca.

"Berikan tanganmu."

Kemudian Yoongi menyerahkan tangannya kepada Hyera. Yoongi masih bingung dengan semua keadaan dan semua perubahan sikap Hyera secara tiba-tiba.

Lalu Hyera mengarahkan tangan Yoongi ke atas kepalanya.

"Peganglah rambutku, jangan kau lepaskan."

Lalu Yoongi menuruti aba-aba Hyera. Kemudian disingkirkan tangan Yoongi dari rambutnya, namun masih dalam keadaan menggenggam rambut.

Sebuah pemandangan yang asing, dan membuat kaki Yoongi mendadak melemas.

Mendadak terpaku ketika melihat helai rambut Hyera di tangannya, yang jumlahnya sangat tak lazim.

Hyera mengusap air matanya kemudian diikuti bibirnya terasungging sebuah senyuman. Yoongi masih memandang rambut-rambut Hyera yang di tangannya.

"Sakit apa? Sejak kapan? Kenapa kau tidak menceritakan ini?" Yoongi menatap Hyera, tak bisa disembunyikan bahwa tersirat raut wajah cemas pada Yoongi.

"Satu tahun ini. Tapi aku pernah sembuh. Lalu 2 bulan ini. Itu datang lagi, lebih banyak, dan lebih ganas."

Tubuh Hyera bergetar sampai tangisnya benar-benar tak mampu untuk ia tahan lagi.

Seketika raga Yoongi melemas,
"Kau terlihat baik-baik saja. Kau sebenarnya sakit apa?" Suara Yoongi semakin merendah.

Hyera menangis sejadinya sampai sesenggukan, "Tidak pernah ada manusia yang baik-baik saja."

Yoongi mengacak-acak rambutnya frustrasi.
"Jawab aku, Hyera! Kau sakit apa?!" Yoongi meninggikan suaranya.

Dengan sedikit menahan tangisnya, Hyera duduk di samping Yoongi. Lalu jemarinya bergerak menurunkan kaus kaki, yang menutupi sebagian tulang keringnya.

Sampai setelah kaus kaki itu terbuka, terlihat seperti memar namun  hampir merata. Melihat memar pada tubuh Hyera, Yoongi hanya bisa diam dan mencoba untuk tetap tenang.

"Tidak hanya ini. Ini hanya sebagian kecil yang terlihat." Hyera menaikkan kaus kakinya kembali.

Yoongi menarik napasnya dalam-dalam lalu membuangnya, ia menyandarkan punggungnya pada kursi tribun di atasnya.

"Leukemia, stadium 2. Aku baru-baru ini menjalani kemoterapi. Tubuhku sakit, semua terasa panas dan rambut kian menipis. Aku mudah lelah, aku tidak bisa memakai blue lagi."

Raut wajah Hyera semakin murung. Ia memikirkan, bahwa sebenarnya hal yang paling berat adalah, ketika kita harus dipaksa membuka sebuah kejujuran. Namun hal itu mampu membuat orang terdekatnya terluka.

Yoongi menundukkan kepala, dan seketika keheningan menyelimuti keduanya. Terasa hening karena, keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Lalu apa hubungannya dengan menolakku?" Yoongi membuka suara.

"Takdir, siapa yang tahu?"

Sedetik kemudian Yoongi menoleh dan menatap Hyera.
"Apa maksudmu?"

Hyera menyunggingkan sebuah senyum tipis kepada Yoongi, yang sekarang wajahnya tampak jelas kalau mencemaskan Hyera.

"Siap tidak siap. Mau tidak mau. Aku punya dua tujuan hidup sekarang. Satu, bertahan dan sembuh, jika memang masih ada keajaiban untukku sembuh. Lalu yang kedua adalah, bertahan sampai waktu yang ditentukan." Hyera menepuk lengan Yoongi lalu diikuti dengan tawa kecil.

Yoongi tersenyum miring, "Tapi aku tetap tidak mau ditolak." Yoongi masih bersikeras.

Kepala Hyera menggeleng. "Aku tidak mau kau sakit dan kecewa."

"Kalau begini, ganti saja pertanyaanya. Kau menyukaiku atau tidak?" Yoongi merubah posisinya, tidak menyamping namun menghadap Hyera.

"Tentu." Hyera tersipu.

Senyum Yoongi merekah, "Kalau begitu, aku mau tetap jadi temanmu. Teman di harimu, dan hati mu. Setuju? Kalau tidak. Aku mau memusuhimu lagi."  Yoongi pura-pura berekspresi merajuk.

Hyera tertawa, kemudian kepalanya mengangguk, "Okay!"

Mendengar jawaban semangat dari Hyera, mata Yoongi seketika menjadi berbinar. Lalu beberapa detik kemudian, tangan Yoongi bergerak hendak mengusap kepala Hyera. Namun ia urungkan, dan beralih mencubit pipi Hyera dengan lembut.

TBC

Ekspresikan perasaan temen2 dengan satu emoticon, setelah membaca chapter ini.

Have a nice day♡

-Ci Sekar

Sweet Bad Boy - Min Yoongi [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now