5. MENEPATI JANJI

451 88 359
                                    

"Hmm."

-Vian Weditya

---

"Oke, Gitara. Tetap tenang. Lo cuman harus nemuin Vian, Kak Gali sama nepatin janji lo sama Gadi hari ini. Jadi lo gak boleh gugup sama sekali." ucap Gitara menenangkan dirinya. Cewek itu menarik napas dalam-dalam dam menghembuskannya.

Entah kenapa bertemu tiga cowok itu sekaligus hari ini membuat Gitara menjadi gugup.

Cewek itu melangkahkan kakinya masuk ke dalam gerbang sekolahnya, SMA Nusa Senja.

"Duh, kenapa gue tambah gugup." Gitara menghentikan langkahnya untuk masuk ke dalam kelas. Cewek itu meremas-remas roknya. Tanganya saja sudah berkeringat sejak tadi.

"Ish, apaan sih Ra. Lo cuman ngembaliin sepatu Vian aja pake gugup segala. Lebay banget lo," omel Gitara ke dirinya sendiri.

"Gitara! Ngapain lo di depan kelas gitu? Ayo kemari!" ucap Nesa yang baru sadar jika Gitara sudah datang.

"Eh, iya Nes."
Gitara melangkahkan kakinya ke tempat duduknya.

"Lo ngapain tadi berdiri di pintu?" tanya Nesa penasaran.

Gitara meletakkan tasnya di kursi samping Nesa dan menjatuhkan pantatnya di kursi itu. "Lagi pengen aja, mana tau ketemu oppa," jawab cewek itu asal.

Nesa mengeleng-gelengkan kepalanya mendengar ucapan Gitara itu.
"Kebanyakan makan micin nih anak!" ucap Nesa sembari berdiri dari bangkunya.

Gitara yang awalnya melihat ke depan mengalihkan pandangannya ke Nesa. Ia mengerutkan keningnya heran melihat Nesa yang berdiri dari bangkunya.
"Eh, mau kemana Nes?"

"Biasa. bentaran doang kok. Jadi jangan rindu, berat," kata Nesa sambil terkikik geli. Lalu cewek itu bergegas pergi ke toilet untuk membuang hajatnya.

"Dasar," cibir Gitara memandang kesal melihat Nesa berlarian ke luar kelas sambil memegang perutnya.

Setelah beberapa menit berdiam diri, Gitara teringat dengan niatnya untuk mengembalikan sepatu.
Lalu cewek itu menoleh ke belakang dan melihat cowok yang dicarinya sedang fokus memainkan ponselnya.

Tiba-tiba keadaan di sekitar Gitara menjadi mencekamkan saat Vian menatap balik ke arahnya.

"Apa?" Vian menatap intens cewek di depannya yang kelihatan gugup.

"Hmm, gue mau balikin sepatu lo." Gitara mengangkat paper bag yang berisi sepatu Vian.

Vian tidak membalas ucapan Gitara. Cowok itu malah menatap lama paper bag yang dihadapannya itu. Lalu menatap Gitara lagi.

"Ini udah gue cuci kok," ujar Gitara gugup saat ditatap Vian.

"Hmm." Vian akhirnya mengambil paper bag itu dan meletakkannya di laci.

Gitara menghela napasnya lega. "Makasih," ucapnya.

"Hmm." Cowok itu kembali melanjutkan aktifitasnya bermain ponsel.

"Oh, iya. Nanti kita jadi kumpulkan di labor fisika?" Gitara berusaha mencairkan suasana.

"Iya."

Diam. Gitara tidak tau lagi mau berbicara apa dengan Vian. Ia kehabisan topik.

"Lo udah makan?"

"Hah?"
Gitara mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan Vian itu.
"Gue... Udah," jawabnya gugup.

"Yaudah. Temenin gue  makan," ucapnya dengan ekspresi masih datar.
Itu bukan permintaan tapi perintah.

"Eh itu, gue---"

ABOUT THEM (COMPLETED)Onde histórias criam vida. Descubra agora