15. Olimpiade dimulai

1.9K 72 7
                                    

Hari ini wajah Rania terlihat berkombinasi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Hari ini wajah Rania terlihat berkombinasi.
Ada gugup yang ia rasakan, ada takut, dan ada bahagia, karena ia akan mengikuti olimpiade sains hari ini.

Hari ini, ia mengenakan seragam putih dan rok berwarna abu-abu ala SMA panjang, tidak lupa ia mengenakan jas khas SMA Merpati.
Ia pergi ke Sekolah seperti biasa, namun hanya untuk mengabsen.
"Diharap yang akan mengikuti 0SN biologi berkumpul di ruang Lab. Biologi." Suara nyaring Bu Resti terdengar menggema dari speaker Sekolah.

"Hei, Rania! Cepat sana lo temui ibu lo di ruang Lab, dari tadi teriak-teriakan aja," usir Arkan yang masih bermalas-malasan di mejanya.
Rania hanya mendengus sebal mendengarnya.
"Jangan lupa berdoa Ran," Ujar Aira sambil menepuk-nepuk pundak Rania.
"Kita akan selalu berdoa semoga lo bisa menang," tambah Hana.
"Iya, makasih ya. Gue pergi dulu." pamit Rania.

Diruang laboratorium, Rania, Reihan, dan Raka diberi pengarahan tentang cara pelaksanaan lomba.
Setelah itu mereka dan Bu Resti pergi ke gedung yang dimaksud dengan menaiki mobil pribadi khusus yang dimiliki Sekolah.
"Kalian sekarang hanya perlu berdoa, kalian selama ini sudah usaha, minta yang terbaik kepada Tuhan," ujar Bu Resti menyemangati.
"Pasti Bu," jawab mereka kompak.
"Oh iya bu, tim penilai ada mr. Alexander Fernando kan?" Tanya Rania berbinar.
"Iya, beliau yang akan menilai dan menentukan pemenang."
"Ada apa memangnya Rania?" Tanya bu Resti.
Rania menggelengkan kepala, "saya menyukai jurnal-jurnal yang ia buat Bu."
"Ya, jurnal-jurnal yang ia tulis memang sangat bagus, itulah sebabnya mengapa dia harus menilai langsung olimpiade, jadi tidak boleh diwakilkan." Jelas bu Resti.

Perjalanan itu membutuhkan waktu 1 jam.
Dan akhirnya tiba disebuah gedung 5 lantai.
Jantung Rania bergedup sangat kencang, antara gugup dengan perlombaan dan gugup karena ingin menemui Alexander Fernando.
Perbincangan singkat terjadi antara guru-guru dengan panitia pelaksana olimpiade.
Melihat siswa-siswi dari SMA lain yang terlihat percaya diri membuat Rania kikuk.
Waktu menunjukkan pukul 10.00 dan lomba akan dilaksanakan pukul 10.15.
Rania meneguk sekali lagi air minum yang ia bawa.
Akhirnya mc datang menuju panggung kecil, berbicara.
Mc itu menjelaskan tentang tata cara perlombaan dan memberi tahu jadwal perlombaan SMA.
Hanya akan ada 3 sesi, masing-masing sesi akan diisi dengan 3 Sekolah yang akan memperebutkan untuk bisa masuk ke sesi final.
SMA Merpati akan bersaing dengan SMA Anggrek dan SMA Bumi Pertiwi.
Mereka mendapat sesi ke 2.
Mc itu memanggil seorang ahli biologi terkemuka di dunia.
"Please, Mr. Alexander," ujar mc itu dan disusul oleh suara tepuk tangan peserta.
Seorang laki-laki yang mungkin usianya hampir 55 tahun melangkah ke panggung, tubuhnya masih tegak dan gagah layaknya pria berusia 30 tahun.
Laki-laki itu memakai jas hitam, rambutnya tersisir rapi.
Suasana semakin ramai dengan suara tepuk tangan peserta maupun guru-guru.
"Thanks Ruth," Alexander menjabat tangan sang mc.
"Selamat pagi semua!" Sapanya dengan bahasa Indonesia dengan campuran Barat kental.
Suaranya terdengar bersemangat.
Sepertinya pria ini sudah lumayan fasih berbahasa Indonesia karena ia sudah 4 tahun tinggal di Indonesia.

Lost SoulsWhere stories live. Discover now