8. Salah Paham

3K 119 1
                                    

Pukul 06.00 masih pagi sekali untuk siswa yang datang di Sekolahnya.
Tapi hari ini, Rania sudah sampai di Sekolahnya.
Ia tiba di gerbang, belum melihat siswa satupun, yang ada hanya tukang pembersih Sekolah dan guru-guru di ruangannya.

Ia berjalan tak bersemangat dengan mata sembab dikarenakan semalaman ia merasa kecewa dan menangis.

Dari sejak kecil, ia memang pandai menyembunyikan masalahnya- terlebih saat bunda nya terkena penyakit jantung.
Memang sulit, apabila semua ditanggung oleh diri sendiri, yang hanya ditemani oleh air mata kesedihan.

Ia memang sengaja datang pagi sekali karena dia takut bunda-nya akan bertanya panjang, beruntunglah bunda nya belum keluar dari kamarnya sebelum ia berangkat.

Ia menyusuri koridor demi koridor, sepi—itulah pemandangan pagi hari di Sekolahnya.

Ia sekarang sedang menghirup udara segar melalui jendela kelasnya, menikmati pagi hari yang telah beranjak dari fajar.

Ia telah sampai di kelasnya sekitar 2 menit yang lalu, dilihatnya kelas nya yang sunyi karena belum ada peserta didik yang datang.

"Dwar!!" Teriak Hana yang memang niat untuk mengageti Rania.

"Iih!!" Teriak Rania balik.

"Lo sih lagian bengong, masih pagi tau ditambah belum banyak orang yang datang. Bikin takut aja." Ucap Hana yang baru datang.

Rania tidak menjawabnya lagi.

"Sejuk ya disini," ucap Hana sambil menjejerkan tubuh nya ke samping tubuh Rania.

"Iya, ngomong-ngomong kenapa lo bisa tiba se-pagi ini?" Tanya Rania sambil memandang langit.

"Iya, orangtua gue mau ke Surabaya dan jam 6 kurang mereka udah mau pergi, yaudah gue akhirnya pergi bareng daripada harus naik motor sendiri." Jawab nya.

"Lo sendiri kenapa udah datang?" Tanya Hana.

"Pengen ngerasain aja berangkat pagi," jawab Rania asal.

5 menit pun berlalu, siswa-siswa mulai berdatangan.
Termasuk Aira.

Cling..
Sebuah pesan yang berasal dari ponsel Rania masuk.
Ia pun melihat nya dan matanya membesar seketika tidak percaya.

"Ada apa?" Tanya Aira yang sedang duduk di kursi nya.

Aira memang sudah masuk ke kelas sejak 3 menit yang lalu.

"Enggak kok." Jawabnya cepat.

"Pasti ada sesuatu yang disembunyikan," tebak Hana.

"Eng..enggak kok," Jawabnya gugup.

Sepertinya keberuntungan sedang menemani Rania saat itu, bu Lulu masuk kelas.

Hari ini, bu Lulu mendapat jatah untuk mengajar matematika selama 3 jam, tentu saja otak mereka ingin mengebul. Apalagi, bu Lulu dikenal sebagai guru yang killer ketika sedang mengajar di kelas, murid-murid nya harus benar-benar paham apa yang sudah dia ajarkan, ya kalau tidak akan dikenai rotan sepanjang 35 cm.
Sebagai contohnya hari ini, ia mengajarkan trigonometri.
Lalu, ia memberi 4 soal di papan tulis dan yang tidak bisa akan dipukul.
Dan salah 1 orang itu adalah Arkan - yang tentu saja tidak bisa mengerjakannya dengan alasan ia masih pemula.
hal ini akhirnya mengundang emosi kuadrat bu Lulu.

Bu Lulu marah karena pertama, pada saat ia menjelaskan materi, Arkan malah asyik bercanda dengan Dika-teman sebangkunya.
Dan kedua, ia memang selalu tidak mau jika dipanggil guru untuk mengerjakan kedepan dengan alasan tidak bisa.

Dan 2 jam lagi, dipergunakan untuk pelajaran kesenian yang diajarkan oleh bu Mawar.
Hari ini ia mempergunakan waktu 1 jam untuk mengajarkan tentang seni suara, sedangkan waktu nya yang 1 jam lagi dipakai untuk murid-murid nya latihan selama 15 menit untuk bernyanyi sendiri.
15 menit berakhir, ia lalu mengambil nilai dari bernyanyi satu-satu yang akan murid nya tampilkan di depan kelas.

Lost SoulsWhere stories live. Discover now