11. Terimakasih, Reihan

2.6K 93 2
                                    

"Rei?" Panggil Rania ketika sudah sampai di gerbang rumahnya.

"Ada apa?"

"Kok lo bisa sih tiba-tiba ada di sana untuk bantuin gue?" Tanya Rania langsung.

"Oh ya, ini buku lo," Reihan menjawab pertanyaan yang tidak pas, sambil memberi buku catatan biologi Rania yang ia pinjam waktu itu.

*Flash back*

Reihan sudah mendengar rumor yang tersebar, ia beranggapan bahwa Rizal memang sengaja melakukannya dan berpura-pura tidak tanding agar semua orang percaya bahwa perutnya sakit setelah di tendang Aira dan juga habis ditolak mentah-mentah oleh Rania.
Sepulang sekolah, ia memang sengaja untuk mengembalikan buku Rania.
Dan ketika dijalan, Rania dicegat oleh Andre, Reihan paham benar bahwa Rizal dan Andre pasti sudah bersekongkol karena Andre teman dekat Rizal.
Lalu, Reihan mengikuti mereka berdua dari belakang secara perlahan agar tidak ketahuan.
Reihan mengumpat dibalik tembok yang tidak terlalu jauh.
Beberapa menit kemudian, muncul lah Rizal dan ia tambah percaya dugaannya tadi.
Lalu, Reihan segera mengambil ponselnya dan merekam suara yang diucapkan Rizal

"Tadi gue mau kembalikan buku lo, yaudah deh gue Ikutin kepergian lo.
Ternyata ini emang rencana si curut itu!" Jawab Reihan.

"Yaudah gue pulang dulu ya, bye!" Kata Reihan lagi.

"Bye! Makasih ya." Rania tidak henti-henti nya mengucapkan terimakasih.

"Fyuuh!" Keluh Rania yang terlihat kecapekan hari ini, ia langsung membaringkan tubuhnya di kasur.

Ia membuka ponselnya, dan terdapat banyak notifikasi line yang masuk dari teman-teman nya.

"Kring..." Suara ponsel Rania bergetar, bertanda ada yang menelpon.
Ia akhirnya dengan malas-malasan melihat nya.

"Halo!" Rania akhirnya mengangkat telpon itu.

"Heh, Ran! Gue chat dari tadi ga dibalas-balas. Kemana aja lo? Pasti ketiduran, kan? Dasar kebo!" Gerutu Aira yang sebenarnya dibalik itu, ia sangat mengkhawatirkan Rania.

"Duh, Aira! Lo telepon cuman mau maki-maki gue?" Tanya Rania.

"Gak kok, gue khawatir aja sama lo, lagian chat gak dibalas-balas sih! Gue aja ini baru sempat nelpon lo karena ini lagi istirahat," jawab Aira.

"Lo emang masih ada di tempat latihan?" Tanya Rania.

"Iya nih, capek banget!" Keluh Aira.

"Gue lagi istirahat sekarang." Tambah Aira.

"Gue tadi abis ketemu sama Rizal, dia berulah lagi!" Teriak Rania ditelepon.

"Hah? Lo gak papa, kan?" Tanya Aira semakin khawatir, bahkan teman-teman taekwondo nya sampai melihat ke arahnya.

"Iya, beruntung banget tadi! Ada sesosok pahlawan yang menyelamatkan gue!" Jawab Rania sambil tersenyum-tersenyum sendiri.

"Siapa orang nya?" Tanya Aira tidak sabaran.

"Mau tau?" Tanya balik Rania yang bikin Aira jadi tambah kepo.

"Siapa? Cepat!" Aira sudah mulai emosi.

"Lo bisa gak kerumah gue abis dari sana? Mending ngobrol nya di rumah gue aja, daripada ditelpon, ga bebas jadinya. Sekalian juga deh, lo ajak Hana, siapa tau dia pengen ikut!" Tawar Rania sambil tertawa membayangkan wajah penasaran Aira.

"Oke, gue bisa kok. Paling 15 menit lagi latihan nya selesai, ntar gue kasih tau Hana. Bye!" Tutup Aira.

"Bye!" Ucap Rania.

12 menit berlalu, Rania sudah mengganti bajunya dan makan siang.
Ia sekarang, hanya duduk di sofa kamar nya-sedang menunggu teman-teman nya.

"Assalamualaikum!" Terdengar suara salam dari luar kamar nya, dan terdengar juga ketukan pintunya.

Lost SoulsWhere stories live. Discover now