10. Maaf...

2.6K 92 0
                                    

Sepulang sekolah, Rania akhirnya pulang ber-3 dengan Hana dan Aira dengan menaiki mobil pribadi milik Aira.

"Harusnya kita lebih hati-hati," ucap Hana.

"Tuh cowok kalau bukan di Sekolah pasti udah habis sama gue!" Ucap Aira.

"Lo kan sabuk hitam Ran, kenapa gak lo lawan aja tadi?" Tanya Aira yang baru sadar.

"Iya, gue tadi shok banget jadi gak kepikiran buat ngelawan," jawabnya sambil memberi salep memar ke tangan nya yang memar.

Akhirnya, sampai di rumah Rania.

Ia segera mengucapkan terimakasih kepada teman-teman nya, karena sudah bersedia membantunya dan juga mengantarnya.

Namanya juga teman, harus saling membantu, bukan baik karena ada maunya aja.

Itulah jawaban Hana ketika Rania mengucapkan terimakasih.

Sesampai nya di ruang tamu, ia bertemu dengan bunda-nya yang kebetulan sedang duduk di sofa.
"Itu tangan kamu kenapa pada lecet begitu?" Tanya bunda nya khawatir.

"Ini tadi gak sengaja kebaret meja kok mah," jawab Rania yang lagi-lagi bohong.

Bunda nya percaya atas jawaban Rania.
"Makanya hati-hati." Jawab bunda nya.

Rania pun memasuki kamarnya dan membaringkan tubuhnya jatuh ke kasur.
Ia lalu mengutak-ngatik ponsel nya dan teringat dengan sms Reihan yang waktu itu yang berisikan:

Jangan mudah percaya dengan rumor yang beredar, apalagi jika itu berasal dari lisan orang yang tidak bertanggung jawab, ikuti kata hatimu sendiri atau percayakan pada orang yang kamu anggap baik.

Itulah pesan yang dikirim Reihan waktu itu pada pagi hari.

Apa ini ada hubungannya dengan Rizal?
Pikir Rania dalam benaknya.

Ia ingin sekali mengusir jauh kejadian yang baru ia alami, tetapi sulit.

Akhirnya ia menulis di laptop, pesan yang ingin ia sampaikan.

Menanam kepercayaan pada orang itu sulit, apalagi jika ia sudah berkhianat.

Meminta maaf itu hal yang mudah, namun itu sulit dimaknai apakah orang itu merasa bersalah atau tidak?

Jangan menaruh harapan pada siapapun, jika ia berpaling maka kita akan kecewa.

Apakah itu rasa kepercayaan? Jika mereka sudah mengganggap amanah yang dititipkan hanya sebuah butiran debu, hal yang sepele.

Lalu, ia menyimpan kata-kata itu di dalam flashdisk miliknya.
Itu benar-benar murni dalam pikirannya, tidak mengambil quotes milik orang lain.

Akhirnya, ia tertidur dengan pulas dikarenakan terlalu letih.

                                 ***

[Keesokan harinya..]

Rania berjalan melewati koridor Sekolah, ia tadi diantar oleh bunda-nya- yang sudah mulai bekerja.

Ketika ia sedang berjalan, banyak tatapan-tatapan aneh dari murid-murid, bahkan ada juga dari mereka yang berbisik-bisik oleh temannya sedangkan mata mereka melihat ke arah Rania dengan tatapan yang jengkel.

Lost SoulsWhere stories live. Discover now