Kau Tercipta Untukku - Book 2 - COMPLETED

Chapter 20 : Kau Tercipta Untukku - END

Baca Footnote nya yaaa .......

🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵 

Apapun yang terjadi, aku tak akan melepaskanmu lagi, Zhou. Tak akan pernah!!!! - Jingyu

==

Benar saja, saat Jingyu selesai memasak dan menghampiri sofa, si kucing imut itu masih tertidur lelap. Niatnya untuk membangunkan Zhouzhou sirna saat melihat wajah lelaki yang mengobrak – abrik pikirannya belakangan ini. Wajah yang menjadi candu untuk di pandang namun dia hindari karena niat bodohnya. Wajah yang selalu muncul dalam mimpi bahkan dalam sadarnya. Wajah yang membuatnya melupakan kewarasannya.

Jingyu bahkan tak mempedulikan berapa lama waktu yang berlalu. Waktu seakan berhenti saat ini. Jingyu tak menyia – nyiakan pemandangan di hadapannya. Matanya menelusuri tiap jengkal wajah malaikat tidur itu. Dia mengangkat tangan untuk menyentuh wajah Zhouzhou, tapi dia tahan karena takut membangunkannya. Tapi matanya terhenti melihat bibir ranum yang sedikit terbuka itu. Jingyu berusaha sekuat tenaga untuk menahan hasrat yang hampir membuncah.

Semenit, dua menit, lima menit dan akhirnya pertahanannya runtuh. Jingyu mendekatkan bibirnya ke bibir Zhouzhou. Bibir yang selalu membuat kewarasannya berada di ambang batas. Bibir yang tak pernah berhenti memberikan semangat dan nasihat untuknya. Bibir Zhouzhou yang seharusnya menjadi miliknya, hanya miliknya.

Awalnya niatnya hanyalah mengecup dengan lembut dan perlahan. Tapi candu tetaplah candu. Membuatnya semakin menginginkannya saat menyentuhnya. Kecupan lembut itu menjadi hisapan yang menggelora. Jingyu berusaha memasukkan lidahnya ke dalam mulut Zhouzhou yang sedikit terbuka. Zhouzhou yang terkejut langsung membelalakkan matanya dan mundur secara reflex. Jingyu tersadar telah melakukan sesuatu yang tak seharusnya di lakukan. Zhouzhou belum memaafkannya tapi, sekarang dia malah melakukan kesalahan yang lebih besar.

Zhouzhou yang masih terkejut langsung duduk dari tidurnya dan menjaga jarak dengan Jingyu. Sedikit pergerakan yang berefek sangat besar pada batin Jingyu. Zhouzhou datang ke apartmentnya dan meninggalkan Korea untuk dirinya, tapi Zhouzhou yang sekarang hanya berjarak beberapa centimeter darinya terasa lebih jauh.

"Maafkan aku, Zhou. Aku sudah berusaha menahannya, tapi aku gagal".

Jingyu mendekat dan menggenggam tangan Zhouzhou erat. Jingyu sudah bertekad tak akan melepaskan Zhouzhou lagi, apapun resikonya. Dia berusaha melupakan rasa sakit saat Zhouzhou menjauhinya tadi.

"Zhou.... Ku mohon, bicaralah. Atau pukul aku kalau kau marah dengan tindakanku tadi. Tapi ku mohon, jangan diam seperti ini. Aku bingung Zhou."

"Aku lapar Yu. Semalam aku tak bisa tidur dan tanpa sadar aku sudah memesan tiket pesawat penerbangan pertama hari ini ke Shanghai. Kantukku sudah hilang tapi laparku ini tak bisa di ajak kompromi. Bolehkah aku makan dulu sebelum kita bicara?," pinta Zhouzhou.