Chapter 08 : Bagaikan Minyak dan Air

1.6K 132 40
                                    

Gw ingatkan sekali lagi ya, jadi gak ada kesalahpahaman soal FF gw ini :

1. Tolong, biasakan BACA HeadNote or FootNote gw. Karena banyak banget reader yang ngelakuin or bertanya hal - hal yang udah gw tulis di Note.

2. Ini FF Boy X Boy. Gay, homo or terserah kalian mau menyebutnya apa. Jadi jangan berharap ending mereka bakal straight di sini. 

3. Gw SUKA BANGET ama plot yang ANGST, tapi endingnya pasti gw bikin HAPPY. Boleh marah2 pas gw lagi bikin salah satu or dua2nya "menderita", tapi jangan pernah nyuruh gw ngerubah plot sesuai keinginan kalian saat baca salah satu chapter. I know what am doing...

🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵  

Note : (*........*) artinya bicara dalam hati

JINGYU POV

Aku tak punya pilihan selain datang ke karaoke malam ini. Membuat Chai Jie marah adalah hal terakhir yang di inginkan siapapun di team ini. Sejak kemarin, pikiran dan hatiku terbagi untuk Wang dan Zhouzhou. Mereka seperti minyak dan air, tak dapat di satukan. Aku harus memilih salah satu di antara mereka. Dan itu membuatku gila. Aku sangat mencintai Wang. Aku bahkan sudah memimpikan masa depanku dengan dirinya. Di tambah betapa orang tuaku sangat menyanyanginya dan juga semua teman – temanku yang sangat menyukainya.

Tapi membayangkan bahwa aku harus menyakiti Zhouzhou, ada rasa sakit di hatiku. Aku pernah berjanji padanya bahwa aku tak akan membuatnya menangis atau bersedih, terutama jika aku penyebabnya. Tapi apa yang ku lakukan sekarang??? Mengacuhkan panggilan dan chat nya, padahal aku tahu kalau dia pasti sangat khawatir padaku. Tapi apa yang bisa ku katakan? Bahwa Wang memutuskanku dan bahwa aku berusaha mendapatkan hati Wang kembali? Aku tak punya keberanian mengatakan semua itu pada Zhouzhou.

Aku sangat mengenalnya dan aku tahu jika aku mengatakannya, dia akan tersenyum dan melepasku. Dia lebih rela dirinya yang terluka daripada harus melihat orang terdekatnya bimbang. Jahatnya aku, aku tak ingin dia melepaskanku. Bukankah selama ini hubungan kami baik – baik saja walau ada Wang di antara kami? Aku tak melihat alasan kenapa kami harus menjauh karena Wang saat ini. Aku akan membuat semua kembali seperti sebelumnya. Saat aku masih menjadi pacar Wang dan HTS-an dengan Zhouzhou. Tapi sebelum aku mendapatkan Wang, ku rasa aku sedikit menjaga jarak atau bersikap biasa – biasa jika bertemu dengan Zhouzhou. Jika di akhirnya kami memang harus berpisah, ku harap aku tak akan terlalu menyakitinya.

🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵

"Hai Zhou....".

"Hai Yu.....".

Ternyata aku terlalu sombong, menganggap bahwa aku akan mampu bersikap biasa pada Zhouzhou saat kami bertemu seperti ini. Melihatnya di sini, walau dalam temaram lampu ruang karaoke, aku dapat melihat dengan jelas pandangan matanya. Pandangan mata yang menuntutku untuk bicara dan tak lagi mengacuhkannya. Pandangan mata yang seakan menelanjangiku sampai ke titik terkecil hatiku. Aku tak pernah bisa menyembunyikan apapun darinya dan berbohong padanya hanyalah ke sia – siaan belaka. Jadi yang dapat ku lakukan saat ini adalah menghindari kontak apapun dengannya.

"Zhou, ayo kita duet".

(*Sial!!!! Apa yang kau katakan, Jingyu. Kau sudah berhasil menghindarinya sedari tadi, kenapa sekarang malah mengajaknya duet????*)

"Lagu apa?", tanyanya kaget. Mungkin dia tak menyangka aku akan bicara padanya, bahkan mengajaknya berduet.

Kau Tercipta Untukku - Book 2 - COMPLETEDWhere stories live. Discover now