Chapter 16 : Keputusan Weizhou

1.4K 115 58
                                    

🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵  

"Apa tipe ideal pasanganmu?". – MC VIVO

"Cewek???". – Jingyu

"Ya iyalah cewek". – MC VIVO


JINGYU POV

"BBBOOOODDDDOOOHHHH!!!!!!!! Apa sih yang ada di otakku tadi siang? Bagaimana bisa aku bertanya untuk memastikan apakah yang dia maksud sebagai pasanganku itu adalah cewek? Aku kan bukan gay!!! Untunglah Gege (MC) cepat menguasai keadaan dan tak bertanya apalagi menggodaku setelahnya. Kalau lanjut, entah apa yang akan terjadi. – Jingyu

Acara tadi di siarkan langsung, tapi bahkan setelah 3 jam berlalu, tak ada telpon atau pesan dari Zhouzhou. Padahal, beberapa teman sudah menggodaku sejak tadi. Mereka membanjiri Wetchatku dengan godaan – godaan tentang jawaban – jawaban absurdku tadi.

Hanya ada 1 chat yang tak menggodaku, tapi sangat menggangguku. Aku tak tahu apa maksud Wenwen mengirim pesan itu. Apa Zhouzhou bercerita sesuatu padanya? Tanganku gatal ingin bertanya pada Wenwen, tapi sekali lagi, jiwa pengecutku datang. Aku takut dengan apapun jawaban Wenwen nanti. Aku takut jika jawaban Wenwen nanti akan membuatku mundur dari rencanaku menjauhi ZhouZhou.

*Apa lagi yang kau tunggu, Ge? Sampai kapan kau akan menggantungkan perasaannya seperti ini? Sampai saat semuanya terlambat???* - Wenwen

🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵  

*Jingyu Gege benarbenar egois. Sampai kapan dia menggantungkan perasaan Weizhou Gege seperti ini? Dia pikir, Weizhou Ge akan menunggunya selamanya????* - Wenwen

Wenwen teringat percakapannya dengan Weizhou semalam. Weizhou mengundangnya ke apartment dan curhat tentang Jingyu. Semalam hanya ada Pengpeng karena Ryan sedang ada kerjaan di luar kota. Kami pernah melihatnya hancur saat itu, tapi yang sekarang berbeda. Gege tidak menangis, tidak bersedih, hanya memasang wajah datar dan pasrah. Tapi itu terlihat lebih menyakitkan di mata kami.

"Aku sudah lelah menunggu. Sekitar dua bulan yang lalu dia bilang akan memperjelas perasaan kami setelah Fanmeeting kemarin. Tapi sekarang sudah hampir 20 hari berlalu setelahnya. Tak terhitung berapa kali aku menelpon dan mengirim pesan. Telponku tak pernah di angkat sekalipun. Begitu pula dengan pesan – pesan yang ku kirimkan. Aku ingat, di awal – awal, isi pesanku adalah ingin membicarakan tentang janjinya. Tapi karena tak pernah di balas, aku pikir dia belum siap. Jadi aku biarkan saja. Setelahnya, aku masih mengirim pesan sekedar mengingatkannya untuk makan dan beristirahat atau bertanya jika ku lihat ada sesuatu yang mengganggunya. Seperti saat dia memposting beberapa photo yang terlihat sedang ada masalah. Itu pun di acuhkannya. Tapi saat aku berniat untuk menjaga jarak, ternyata kami harus bertemu karena pekerjaan. Dan tiap bertemu, dia bersikap sama seperti biasanya. Matanya tak pernah lepas dariku dan dia tak pernah jauh dari sisiku. Dia bersikap perhatian, bahkan terkadang sedikit posesif, seperti saat pemotretan Esquire kemarin. Ku kira, setelah itu dia akan kembali menjadi Jingyu yang ku kenal. Tetapi sekali lagi aku salah. Dia mengacuhkanku lagi. Setelah kami bertemu di tempat kerja, dia langsung pulang, bahkan tanpa berpamitan denganku. Dan tak pernah menelpon atau mengirim pesan padaku setelahnya. Aku hanya manusia biasa, aku juga punya batas kesabaran dan toleransi. Dan ku lutuskan, sekaranglah waktunya". – Weizhou

Kau Tercipta Untukku - Book 2 - COMPLETEDWhere stories live. Discover now