Chapter 18 : Kesempatan kedua

1.6K 122 54
                                    

Siapa yg jatuh cinta dengan kedewasaan Wenwen?????
Sorry buat Dashu lovers, gw jarang banget nampilin dy di FF gw, karena ......... 🙊🙊🙊

Ngemeng2.... Rencananya gw gak akan bikin KTU 2 sepanjang Book 1, karena dari komen2 yang gw baca, yang penting endingnya mereka jadian kan??
Soalnya after jadian, masalah akan makin banyak en gw takutnya gak bisa bikin ending yang happy kalo gw terusin.

So, gimana??? Kasih tau pendapat kalian di sini.
Please buat yang biasa cuma silent reader, bantu jawab juga ya.

🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵  

"Zhou.... Maafkan aku".

"Zhou... berikan kesempatan lagi untukku".

"Zhou... jangan tinggalkan aku".

"Kau masih mencintaiku kan, Zhou".

Weizhou mendengar dan membaca semua pesan Jingyu di handphone Wenwen. Suara Jingyu terdengar mabuk dan putus asa. Weizhou goyah. Tapi sebagian keras hatinya masih bersikukuh dengan niatnya. Wenwen menepuk pundaknya dan segera naik ke ranjangnya untuk tidur. Dia tahu, Weizhou butuh waktu sendiri, tapi apa daya, mereka sudah terlanjur memesan 1 kamar dengan 2 ranjang single. Dan sekarang sudah tengah malam, tak mungkin dia memesan kamar sekarang. Terlalu merepotkan.

Tak lama setelahnya, terdengar dengkuran halus dari mulut Wenwen. Sepertinya dia sangat kelelahan hari ini. Sebetulnya Weizhou juga lelah, tapi mendengar semua pesan yang Jingyu kirim, membuatnya melupakan rasa lelahnya.

Belum selesai Weizhou membaca semua pesan Jingyu, ada notifikasi dari handphonenya. Ternyata itu adalah notifikasi dari Changba milik Jingyu. Satu – satunya kontak Jingyu yang lupa dia blokir. Saat Weizhou mendengar intronya, dia terkejut karena itu adalah lagu yang sangat Weizhou kenal, karena itu adalah lagu kesukaannya, karena liriknya bagus dan terkadang Weizhou merasa sendiri dalam keramaian. Zhouzhou tak menyangka kalau Jingyu tahu lagu itu, karena dia hanya memperdengarkannya beberapa kali. Saat suara Jingyu mulai terdengar, saat itulah pertahanan Weizhou hancur. Suara itu, suara penuh kedukaan, kesepian, dan rasa sakit. Di tambah dengan suara serak dan isakkan Jingyu, membuatnya terdengar semakin memilukan. Tanpa sadar, Weizhou menangis. Dia berusaha menahan isakkannya, takut membangunkan Wenwen, tapi sepertinya Wenwen sudah pingsan di alam mimpinya.

Weizhou langsung mengambil handphonenya dan duduk di balkon. Tidak lupa menutup pintu balkon agar tidak mengganggu tidur Wenwen. Weizhou segera membuka semua blokiran kontak Jingyu. Dan handphonenya langsung di penuhi oleh notifikasi dari Jingyu. Beberapa pesan yang sempat tertahan karena blokirannya, muncul.

Kurang lebih isinya sama dengan isi pesan di handphone Wenwen, tapi nada suaranya berbeda – beda. Di pesan – pesan awal, suara Jingyu seperti orang panik, lalu cemas, marah, takut dan terakhir menghiba. Dia tak pernah mendengar suara Jingyu yang seperti ini.

🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵

JINGYU POV

Tengah malam setelah dia bernyanyi di Changba, dia kembali mencoba mengirim pesan untuk Weizhou dan Wenwen. Tapi saat membuka kontak Wetchat Weizhou, dia melihat kalau Weizhou baru saja membuka chat darinya. Tanpa pikir panjang, dia langsung menelpon Weizhou, dan kali ini tersambung.

Jingyu menunggu sampai beberapa kali nada sambung di seberang berbunyi, tapi Weizhou tetap tak mengangkat telponnya. Saat ini, Jingyu tak lagi memikirkan soal gengsi, harga diri atau niat menjauhi Zhouzhou lagi. Satu hal yang ada di kepalanya hanyalah mendapatkan Weizhou kembali dan tak akan melakukan kebodohan yang sama. Karena ternyata tanpa Weizhou, hidupnya terasa mati.

Kau Tercipta Untukku - Book 2 - COMPLETEDWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu