Chapter 01 : Now Or Never

6.9K 201 131
                                    

Hhhheeeiiiii..... am back!!!!!! Kecepetan yak???? Tapi gw yakin kalian gak keberatan hahahaha...

Niat awal kan gw pengen nyelesaiin Yuzhou Diary, tapi apa ada males menderaku dan tetiba ide buat chapter ini nongol begitu aja. So, here I am......

Btw, mungkin di chapter ini terasa "manis", tapi jangan berharap banyak buat chapter - chapter selanjutnya. Coz masalah - masalah yang lebih besar baru akan di mulai.
Karena udah gw warning dari awal ini, jadi ntar JANGAN ADA YANG PROTES kalo plotnya agak bikin nyeesss ya.
Yang kira - kira gak kuat baca angst, mending mundur teratur dari sekarang daripada ntar marahin gw gegara plot en bikin gw badmood. Maklum, authornya moody-an 😀😀😀
Itu alasan kenapa ending Book 1 gw bikin manis sesuai kepengenan kalian yang sukanya manis2. Sekarang giliran plot "gilanya" gw deh hahahahahha.....

No more talk, enjoy YuZhou Fella's 

🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵

Line terakhir dari Book 1 - Chapter 50

"Ku pikir, aku menyukaimu Zhou. Lebih dari teman.......".

Weizhou yang termenung dengan pikiran kosongnya, terkejut setengah mati saat tiba – tiba Jingyu melingkarkan tangannya di pinggang rampingnya dan membisikkan kata – kata itu di telinganya.

🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵🌸🌵

Tubuh Weizhou menegang, tak tahu harus bersikap bagaimana. Dia sering membayangkan saat Jingyu menyatakan perasaan, tapi saat hal itu terjadi, semua terasa tidak nyata.

"Yu......".

Hanya sepatah kata itu yang dapat terucap, masih dengan tubuh tegangnya. Weizhou ingin memegang tangan Jingyu yang melingkarinya, tapi di tangguhkan karena dia masih tak yakin dengan pendengarannya. Akhirnya dia hanya dapat berpegang erat pada pagar di balkonnya.

Jingyu memeluknya lebih erat dan meletakkan dahinya di bahu kiri Weizhou. Terdengar suara tarikan berat napasnya. Tubuh Weizhou semakin tegang karena sepertinya Jingyu akan menyesali ucapannya barusan.

"Aku bingung, Zhou. Aku tak tahu pasti perasaan apa ini? Yang pasti, aku menyukaimu lebih dari teman – teman lelakiku. Saat bersamamu, bahkan tanpa melakukan apapun, aku merasa nyaman. Saat terpisah, aku merindukanmu. Hal yang tak pernah ku rasakan pada saat aku bersama sahabat – sahabat lelakiku. Tapi.......".

Tiba – tiba kepala Weizhou terasa pusing. Dia tak ingin mendengar kelanjutan dari kata tapi itu. Tapi dia juga tak bisa lari dari 'percakapan' ini. Saat akhirnya mereka bisa bicara tentang hati mereka, sebaiknya waktu ini tak di sia – siakan, pikirnya. Apapun hasilnya, setidaknya beban berat itu bisa terangkat. Weizhou masih membelakangi dan dalam pelukan Jingyu, menunggu Jingyu menyelesaikan kalimatnya.

Jingyu mengangkat kepalanya dan meletakkan dagunya di bahu kiri Weizhou serta mempererat pelukannya. Menghembuskan napas panjang sekali lagi.

"Tapi aku punya Wang. Wanita yang telah menemaniku selama 4 tahun ini. Wanita yang sangat ku cintai. Wanita yang telah menjadi anak kedua dari orang tuaku. Saat bersamanya, tak pernah sekalipun aku berpaling pada wanita, apalagi lelaki lain. Sampai detik inipun, aku masih mencintainya. Jujur saja, perasaanku padamu ini membuatku takut. Tapi aku tak tahu ketakutan jenis apa yang ku rasakan ini."

Tiba – tiba Jingyu melepaskan pelukannya dan memutar tubuh Weizhou agar berhadapan dengannya. Di perlakukan dengan tiba – tiba seperti itu, sontak membuat wajah Weizhou terlihat kaget. Tapi dia berusaha sekuatnya mengatur ekspresi wajahnya. Sekarang Jingyu meletakkan kedua tangannya di kedua lengan Weizhou.

Kau Tercipta Untukku - Book 2 - COMPLETEDDonde viven las historias. Descúbrelo ahora