27 - A Song Bring Tears

304 20 0
                                    

Kkriiinnnngggg

Jam istirahat hari jumat pagi sudah berbunyi. Menandakan ada jeda bagi anak-anak dalam belajar untuk sedikit menyegarkan otak mereka. Entah itu menyegarkan otak dengan cerita dan candaan dari teman, ataupun menyegarkan otak dari teman-teman.

Hari ini, Anne lebih memilih untuk menyegarkan otaknya dengan temannya, Baige di rooftop. Dengan datar dan biasa Anne melangkah menuju rooftop. Sambil melangkah, Anne membuka ponselnya yang dari tadi ia matikan seraya mengecek apa saja yang terjadi disana.

Alis Anne terangkat ketika melihat ada sebuah notifikasi dari Baige, orang yang ingin ditemuinya. Dan dengan hitungan detik, Anne pun langsung membuka pesan dari Baige tersebut.

Baige:
Hai Anne, aku minta maaf, hari ini aku tak masuk sekolah. Aku sakit karena kelelahan. Aku sudah memberitahu wali kelas tadi pagi.

Muka Anne yang tadinya terlihat agak bersemangat kini mengendur menandakan semangatnya sudah pudar. Anne pun hanya mendesah dan membalas pesan tersebut, tanpa harapan Baige akan membalasnya sekarang.

Anne:
Yasudah, tak apa kok:) istirahat yang banyak ya, biar kau bisa sekolah lagi.

Balas Anne lalu memasukan ponselnya ke dalam saku rok seragam hitamnya. Anne memilih melanjutkan langkahnya ke rooftop daripada harus berdiam diri di kelas.

Tak butuh waktu lama, kini Anne sudah berada di depan sebuah pintu cokelat yang merupakan penghubung antara bangunan sekolah dan rooftop. Tangan Anne pun terulur membuka pintu cokelat itu.

Alis Anne agak mengernyit ketika melihat apa yang ada di rooftop. Keadaan yang dilihat di sana tak biasanya. Nampak, di pagar rooftop, ada seorang pria yang berdiri. Pria tersebut berbadan tinggi. Pria yang sangat familiar bagi Anne, Ray.

Anne pun berjalan mendekat ke arah Ray dengan senyum yang terpancar dari wajahnya. Kebahagiaan melandanya dikala ia mengingat bahwa relasi antara dia dan Ray agak membaik ketika dia menolong Ray kemarin. Hal itu membuat Anne percaya dan yakin bahwa Ray pasti takkan marah dan mengizinkan Anne menjadi sahabatnya lagi.

Ketika Anne sudah berada tepat di belakang Ray, gadis tersebut lalu menepuk pelan bahu Ray dan mengambil tempat di samping Ray.

"Hai Ray." Sapa Anne sambil menepuk pelan bahu Ray dan mengambil tempat berdiri di samping pria itu.

Otomatis Ray menoleh melihat siapa yang memanggilnya.

"Oh hai. Ada apa?" Tanya Ray datar.

Anne tersenyum. Dalam hati gadis itu bersorak karena respon Ray sudah agak berbeda dari sebelumnya.

"Tak apa-apa, hanya ingin bercengkerama denganmu saja kebetulan kau ada di sini." Ucap Anne sambil menatap Ray tersenyum.

Alis Ray mengernyit. "Bercengkerama tentang?" Tanya pria itu lagi.

Anne tertawa kecil. "Ya, bercengkerama seperti dulu lagi. Tentang hal-hal lucu yang biasanya dicakapkan dengan sahabat." Jawab Anne.

Ray menjadi bertambah bingung mendengar penjelasan Anne. "Sejak kapan kita bersahabat lagi?" Tanya Ray dengan nada dingin.

Raut muka Anne berubah saat itu juga dikala ia mendengar pertanyaan Ray. Anne pun bertanya memastikan walaupun kini hanya dengan pertantaan singkat itu, Anne sudah sadar bahwa opininya salah.

Adrianne [COMPLETED]Where stories live. Discover now