26 - Bad Luck

319 15 4
                                    

Ray membanting pintu kamarnya dengan kasar. Hari ini membuatnya sangat gusar. Bagaimana tidak gusar? Apa yang dilihatnya disekolah tadi sangatlah tak menyenangkan.

Di sisi lain, Ray juga sedang frustasi pada Anne. Bagaimana tidak? Ray baru mengetahui jika Anne menyukainya.

Ini adalah sebuah kesalahan besar bagi Ray. Kesalahan dimana dia tak mempertimbangkan pihak Anne dalam keputusannya. Ray terlalu terburu-buru sehingga tak memikirkan Anne.

Ray hanya mengutamakan sahabatnya, Daniel. Ray tak tahu apa yang diperbuatnya. Dia tak tahu keputusannya berujung seperti apa. Dia sangat bodoh terhadap hal ini.

Tetapi sekarang, apa boleh buat? Nasi sudah menjadi bubur. Semua sudah terlanjur. Sudah setengah jalan untuk kembali ke awal.

Ray bingung harus berbuat apa. Melanjutkan, ataukah menghentikan permainan bodoh yang dimulainya.

Masalahnya adalah Ray main ambil keputusan tanpa mencari tahu dahulu tentang perasaan Anne. Ray bertujuan bahwa ketika dia dengan Erica, Anne bisa bersama dengan Daniel. Namun, masalahnya disini adalah Anne mencintainya bukan Daniel.

Ini seperti mimpi yang bahkan sudah dihancurkan sebelum tahu bahwa mimpi itu bisa terjadi.

Ray sangat bingung tentang apa yang harus dilakukannya. Ia terus memutar otak mencari jawaban yang tepat, namun tak ada jawaban yang bisa ia temukan.

Di saat-saat seperti ini, Ray sangat membutuhkan bantuan. Tetapi, siapa yang bisa membantunya?

"Samuel." Gumamnya.

Ray mengambil ponselnya lalu membuka kontak Samuel dan kemudian menelpon temannya tersebut.

Sambungan tersambung. "Halo Sam."

"Hai Ray." Balas suara serak dan berat khas orang bangun tidur membalas sapaannya.

"Dimana?" Tanya Ray.

"Rumah." Jawab Samuel dari sebrang sana.

"Hari ini mau kemana?" Tanya Ray lagi.

"Tak kemana-mana. Di rumah saja." Jawab Samuel.

" Aku kesana sekarang." Ucap Ray sekaligus memutuskan sambungan telpon tanpa menunggu persetujuan atau tanggapan dari Samuel.

Tanpa berlama-lama, Ray lalu mengganti pakaiannya dengan kaos hitam polos dan celana panjang jeans hitam. Tak lupa Ray mengambil Jaket hitam dan kunci motornya.

Ray lalu turun ke garasi dan segera mengambil motornya menuju rumah Samuel. Pikirannya masih kacau dan tidak fokus karena hal tersebut.

Yang menjadi masalah besar saat ini adalah, semakin Ray tak sabar, semakin besar kekacauan dalam dirinya. Ini adalah sebuah kesalahan mengendarai motor saat pikiran tak bisa fokus seperti ini, namun Ray tak memperdulikan hal tersebut.

Jalan demi jalan Ray lewati, sampai ia tiba di suatu jalan yang berjarak beberapa blok dari panti asuhan.

Di jalan itulah klimaks dari kekacauannya. Ditambah ada sebuah kesalahan kecil dari pengguna jalan lain yang membuat Ray harus menanggung nasib buruk sekarang.

Kejadiannya adalah saat Ray dengan kecepatan lumayan menuju rumah Samuel, sebuah motor melaju dari arah berlawanan dengan kecepatan yang lebih laju.

Ketika motor tersebut mendekat pada motor Ray, hampir saja motor Ray disenggol oleh motor tersebut.

Memang itu adalah sebuah ketidaksengajaan yang sebenarnya masih dapat dikontrol. Namun, masalahnya Ray sedang dalam pikiran yang sangat kacau, sehingga membuat Ray miring ke bagian jalan yang kosong dan akhirnya menyebabkan dirinya jatuh lalu terseret di atas jalan.

Adrianne [COMPLETED]Where stories live. Discover now