72 - Tell

312 14 0
                                    

Ray tampak frustasi di hari ini. Lelaki itu sudah bersiap-siap. Dia sudah menelpon Baige dan memberikan sesuatu untuk Baige. Dia sudah punya rencana kemarin. Dan hari ini rencana itu sedang lancar dijalankan. Sayangnya Ray sama sekali tak semangat dan kelihatan sangat-sangat lesu.

Ray sekarang masih diam di apertemen. Walaupun pria itu kini sudah terlihat sangat tampan dengan hoodie abu-abu dibalut jaket denim dan dipadukan dengan celana jeans hitam, tetap saja tak terlihat sedikitpun semangat yang nampak.

Ray sedang duduk dekat jendela apertemennya yang besar. Lelaki itu terlihat sangat frustasi. Dia sedang duduk dan merenung, namun tiba-tiba dia membuka ponselnya dan menghubungi seseorang. Tak lama kemudian, telpon Ray diangkat oleh orang yang dihubunginya. Orang tersebut adalah Bryson.

Di sini, di tempat lain, Bryson ternyata sedang menyetir. Dia baru habis mengantar Anne. Tadi Anne minta diantar tapi Anne harus pasrah karena sesuatu. Bryson baru selesai mengantar Anne dan kini dia sedang menuju ke suatu tempat.

Namun Bryson kemudian dibuat sibuk di atas mobil dengan telpon dari Ray. Bryson sedikit mengernyit namun kemudian Bryson mengangkat telpon itu setelah Bryson memberhentikan mobil di tepi jalan.

Tadinya Bryson mengira ini adalah percakapan tentang rencana Ray yang Ray beritahukan tadi subuh. Ray memang sedang menjalankan suatu rencana. Namun ada sesuatu yang terjadi secara tak sengaja yang sangat mendukung dan melancarkan rencana tersebut. Tadinya juga Bryson memiliki dua tugas namun tugas pertama tak dapat ia jalankan tapi bisa berlangsung dengan lancar karena adanya kejadian tak tersengaja. Dan tigas kedua Bryson sudah dia jalankan barusan.

Sayangnya apa yang Ray beritahukan lain daripada apa yang diekspetasikan Bryson. Apa yang Ray katakan juga sangat tak diduga oleh Bryson karena sangat berbanding terbalik jika dihubungkan dengan rencananya.

Pembicaraan di antara keduanya pun berlangsung. Agak lama sebenarnya. Namun tak ada basa-basi sama sekali. Ray yang menelpon langsung memberitahu apa yang ingin dikatakannya kepada Bryson.

Bryson yang mendengar semua penuturan Ray agak terkejut. Namun Bryson berusaha untuk tetap tenang. Lelaki itu juga agak terkejut mendengar keputusan Ray. Dia sempat berusaha memengaruhi Ray kembali. Namun sayangnya usaha Bryson agak gagal.

Tak lama setelah mereka bercakap-cakap, kondisi mulai menegang. Mereka sama-sama kecewa. Akhirnya telpon kemudian diputuskan.

Setelah habis menelpon, Bryson lalu mulai sedikit frustasi. Lelaki itu agak emosi namun dia berusaha mengendalikan emosinya. Akhirnya setelah merasa cukup baik, Bryson lalu mulai menjalankan mobilnya menuju ke taman.

Tak butuh waktu lama bagi Bryson untuk bisa sampai ke taman dikarenakan jarak yang cukup dekat dengan tempat sebelumnya yang disinggahnya.

Setelah memakirkan mobil, Bryson lalu turun dari mobil. Dia menyempatkan diri bersandar di mobil untuk menenangkan diri namun baru saja dia bersandar, dia kemudian teringat akan orang yang akan ditemuinya di taman. Bryson lalu cepat-cepat berdiri tegak kembali dan masuk ke dalam taman untuk mencari seseorang di dalam sana.

Tak lama mencari, Bryson akhirnya bernapas lega karena orang yang dicarinya masih setia duduk di salah satu gazebo taman. Setelah itu, Bryson lalu datang mendekat ke orang tersebut.

"Kenneth." Panggil Bryson.

Lelaki yang dipanggil Kenneth itu lalu mengangkat mukanya menatap Bryson. Dia tak menjawab. Salah satu keningnya terangkat menandakan ia masih bingung.

"Syukurlah kau masih disini." Ujar Bryson sambil bersandar di tiang lampu yang berjarak diagonal dari tempat Kenneth duduk. Lelaki itu kini bersandar sambil melipat tangannya.

Adrianne [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang