17 - Reason

327 26 0
                                    

Anne menyeruput kopinya di taman sambil membaca sebuah buku. Bukunya berjudul Harry Potter and The Goblet Of Fire. Entah sudah berapa kali Anne membaca buku itu, tetapi menurut Anne, dia tak pernah bosan dalam membaca buku hadiah dari pemilik bookshop tempatnya bekerja.

Anne terus menenggelamkan dirinya ke dalam cerita. Makin lama makin tenggelam dengan cerita yang menyajikan tentang sihir. Anne kadang tersenyum sendiri menandakan ada yang membahagiakannya dari cerita ini.

Sore itu sudah pukul 18.00. Anne masih setia dengan bukunya sampai tiba saat dimana perhatian Anne teralihkan dari buku menuju sebuah mobil berwarna silver berhenti di depan panti.

Ya, siapa lagi kalau bukan Ray dan Erica. Ray memakirkan mobilnya. Kemudian mereka berdua dengan Erica turun dari mobil.

Anne memerhatikan mereka dari bawah pohon tempat ia duduk. Aneh, mereka berdua berjalan sambil menggenggam tangan satu sama lain. Terlihat seperti lebih akrab dari sebelumnya.

Anne menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan rasa sakit aneh yang bergejolak di dalam dadanya. Anne lalu merundukan kepalanya agar tak melihat kedua insan (udah gue kata paru-paru juga) yang tengah berceloteh itu.

Setelah Ray dan Erica masuk ke dalam panti, Anne mencoba memusatkan perhatiannya pada buku. Namun Anne tiba-tiba berhenti dan menutup bukunya. Dia tak bisa fokus.

Pikiran Anne terus tertuju pada Ray. Anne terus berpikir tentang sikap aneh Ray padanya beberapa hari terakhir. Awal pertama Ray bersikap aneh, Anne hanya mengira bahwa Ray sedang badmood dan tak ingin berbicara. Namun, beberapa hari kemudian, itu sudah sangat terasa aneh.

Bagaimana mungkin Ray bisa mengalami badmood sampai berhari-hari? Bagaimana mungkin Ray hanya menatap dingin pada Anne tetapi tidak pada orang lain? Apakah Ray marah padanya? Anne berpikir bahwa akan lebih baik dia bertanya pada Ray sendiri.

Anne pun beranjak dari tempatnya membaca sambil membawa buku dan kopinya menuju kamar tidurnya untuk belajar.

***

"Anne kemarilah!" Panggil Miss Sophie dari ujung koridor. Anne yang hendak berbelok pun berhenti lalu berbalik dan berjalan menuju pada Miss Sophie.

"Kenapa Miss?" Tanya Anne saat sudah berhadapan dengan Miss Sophie.

"Miss boleh minta tolong?"

"Boleh."

"Ini, tolong kembalikan ke Ray ya nak." Ucap Miss Sophie sambil menyodorkan buku catatan milik Ray pada Anne.

"Oke Miss."

"Makasih ya nak."

"Iya Miss, sama-sama."

Anne pergi ke arah perpustakaan. Tadi dia melihat Ray masuk ke situ. Erica sedang latihan dan sekolah sudah sepi karena semua siswa-siswi sudah kembali ke rumah masing-masing.

Ini adalah kesempatan bagi Anne. Kesempatan baginya untuk sekaligus menanyakan mengapa Ray bersikap begiti dingin padanya.

Anne berjalan di lorong-lorong perpustakaan sambil mencari Ray. Dalam hati, Anne sudah menyiapkan kalimat-kalimat yang akan digunakannya ketika bertanya pada Ray.

Menyiapkan kalimat yang akan digunakan saat berbicara adalah salah satu kebiasaan Anne ketika gugup.

"Itu dia!" Batin Anne ketika melihat Ray yang sedang duduk melamun.

Anne memantapkan hatinya. Anne mengambil tempat duduk di samping Ray dan itu membuat Ray mengalihkan pandangannya pada Anne.

Dalam hati Ray kaget ketika melihat Anne duduk tiba-tiba di sampingnya. Bagaimana tidak kaget? Gadis yang sedang berusaha dihindarinya tiba-tiba saja duduk di sampingnya.

Adrianne [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang