37 - Helper or Assistant?

275 16 0
                                    

Anne masuk ke kamarnya dan mengenyakan diri pada kasurnya. Setelah makan siang dan beberapa pekerjaan rumah yang selalu Anne lakukan, kini Anne memutuskan untuk masuk ke kamarnya dan mungkin ia akan beristirahat di sana.

Ada sesuatu yang berbahaya yang tidak diketahui Anne, yakni adalah sandi lokernya yang tadinya telah diketahui oleh Claire.

Anne sedang mengedarkan pandangannya kesana-kemari, hendak mencari apa yang bisa ia lakukan. Namun, akhirnya Anne menemukan keputusan yang tepat, yaitu mandi.

Anne telah melakukan beberapa pekerjaan tadi, seperti memasak, dan beres-beres rumah. Pekerjaan itu sepertinya cukup membuat Anne berkeringat sehingga gadis itu memutuskan untuk mandi sekarang.

Anne lalu masuk ke kamar mandi. Dan mulai membersihkan dirinya didalam sana.
Sebenarnya, Anne bisa dibilang aktiv. Namun, akhir-akhir ini sikapnya makin lama makin introvert.

Anne sekarang lebih banyak menunjukan ekpresi datarnya dan lebih memilih diam tanpa banyak bicara. Mungkin saja Anne begitu karena merasa di kehilangan teman.

Kemudian, setelah Anne berpakaian dan keluar dari kamar mandi, gadis itu lalu mengambil sebuah buku tebal dan duduk di balkon untuk membaca disitu.

Sebenarnya besok adalah hari pertama ulangan. Tapi jangan khawatir karena jauh-jauh hari sebelum ulangan, Anne sudah membiasakan dirinya untuk mengahafal bagian-bagian penting dari setiap materi yang diberikan oleh guru. Alhasil hal itu membuat Anne hanya butuh sejam untuk belajar bagi ulangan kenaikan kelas besok.

Dengan celana selutut dan kaos kebesaran yang Anne gunakan saat ini, kegiatan membaca baginya menjadi lebih menyenangkan dan nyaman.

Anne sudah mulai sibuk membaca. Tangannya sudah mulai membuka satu-persatu lembaran, dan matanya menyapu halaman-halaman novel yang ia baca.

Namun, baru saja sedikit waktu yang terlewatkan untuk membaca, tiba-tiba terdengar ketukan di pintu kamar Anne.

Anne menoleh ke arah pintu, dan hal yang sama terjadi, yakni terdengar ketukan lagi. Anne kemudian berdiri dari tempat duduk satu-satunya di balkon, kemudian berjalan menuju pintu kamarnya.

Anne membuka pintu. Kemudian tercipta celah yang cukup besar di situ. Setelah itu, tampaklah siapa yang mengetuk pintu kamarnya. Angie.

Anne lalu melemparkan sebuah senyum kepada Angie, seraya menyapa. Kemudian detik berikutnya Anne memutuskan untuk bertanya apa tujuan Angie.

"Hai kak. Kakak perlu apa?" Tanya Anne to the point.

Angie lalu tersenyum lembut membalas. "Sayang, kakak ada urusan mendadak di hotel. Kak Jason sudah ada di sana duluan. Kamu jaga Erica dulu ya." Ucap Angie meminta tolong.

"Erica sendirian?" Tanya Anne. Tanganya memegang buku yang tadi dibawanya.

Angie mengangguk. Tampang wanita itu seperti sedang buru-buru. "Iya, kamu temani ya. Membacanya di kamar Erica saja." Jawab Angie sambil melihat buku yang dipegang Anne.

Giliran Anne yang mengangguk. Dan kemudian, tanpa berbicara banyak, Anne kemudian melangkah keluar sambil menarik pintu kamarnya, lalu berjalan menuju ke arah kamar Erica.

Kemudian, setelah Anne berdiri di pintu berwarna merah muda yang memang adalah kamar Erica, sebagai bagian dari norma kesopanan, Anne kemudian mengetuk pintu kamar tersebut.

Dan tanpa banyak waktu yang berlalu, sebuah suara yang berasal dari dalam kamar tersebut terdengar.

"Masuk." Teriak Erica dari dalam kamar.

Anne lalu membuka pintu tersebut. Kamar itu bernuansa merah muda. Begitu luas, tak seluas kamar Anne. Namun, kamar tersebut tak ada balkon dan tak serapi kamar Anne yang bercat putih.

Adrianne [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang