21. Menulis Genre Romance

391 18 0
                                    

Oleh: BelladonnaTossici9

Ada berbagai macam genre, salah satunya yang paling laris adalah genre romance. Apa itu genre romance?

Romance berarti:

1. Kisah abad pertengahan berdasarkan legenda, cinta dan petualangan kesatria, atau supernatural

2. Narasi prosa yang memperlakukan tokoh-tokoh imajiner yang terlibat dalam peristiwa-peristiwa yang jauh dari waktu atau tempat dan biasanya heroik, suka bertualang, atau misterius

3. Kisah cinta.

Kita membatasi pembahasan jadi nomer tiga saja, yakni KISAH CINTA.

Ada beberapa sub-genre romance yang cukup populer di Indonesia:

1. Historical Romance

Secara singkat, cerita tersebut ditulis pada masa kini, tetapi setting cerita adalah masa lampau dan nyata sehingga diperlukan riset. Misalnya membuat historical fiction berlatar tahun 1945 saat Indonesia bergolak, tentunya semua kejadian yang berkaitan dengan sejarah harus benar. Contoh Historical Romance adalah The MacGregors Series karya Nora Roberts yang ditulis 1985 tetapi mengambil latar tahun 1700-an.

2. Contemporary Romance

Novel romance yang ditulis dengan setting masa kini, dan kota maupun negaranya nyata. Banyak sekali romance kontemporer yang terkenal, misalnya karya Christian Simamora dan Indah Hanaco.

3. Futuristic, Fantasy, and Paranormal

Setting adalah tempat rekaan, tidak nyata. Atau bisa juga nyata tetapi kisahnya campuran antara manusia dengan makhluk gaib. Contohnya: Twilight series karya Stephenie Meyer

4. Romantic Suspense

Adalah subgenre romance yang membuat jantung pembaca berpacu karena bercampur ketegangan karena melibatkan hal-hal seperti pengedar narkoba, pembunuh berantai, bahkan hantu. Contohnya adalah karya-karya Sandra Brown.

5. Tragedy

Romance yang berakhir sad ending. Karena biasanya romance diharapkan happy ending, maka novel romance yang sad ending dikategorikan sebagai tragedy. Misalnya: A Walk to Remember karya Nicholas Spark atau Romeo dan Juliet karya Shakespeare.

.

.

.

TIPS MENULIS ROMANCE

1. Buat setting yang detil dan menarik.

Siapa bilang setting tempat romantis harus Paris atau Milan? Justru setting akan menarik bila penulis mengambil tempat-tempat yang tidak biasa. Ambil tempat di pedesaan atau bahkan tempat pembuangan akhir (TPA);

2. Penokohan

Apakah semua karakter pria harus seperti Edward Cullen atau Christian Grey? Tentu saja tidak. Gali keunikan tokohmu, apa yang dia suka, apa yang dia benci, apa kepercayaannya, apa ketakutannya, apa yang membuatnya marah, apa yang membuatnya kecewa.

3. Ketertarikan

Bangun ketertarikan antar tokoh perlahan seiring berjalannya cerita. Apa yang membuat si pria menyukai wanita?

4. Adegan

Kalau penulis lain menggunakan konsep candle light dinner agar terasa romantis, dobrak aturan itu menjadi sarapan bersama di kantor setelah semalaan lembur dan tidak sempat pulang, misalnya. Jangan selalu berpikiran bahwa romance harus manis mendayu-dayu. Tidak apa membuat adegan tokohmu dikejar anjing atau dijambret misalnya.

5. Dialog

Boleh memakai dialog menye, rayuan, atau pujian, tapi jangan kebablasan. Buat dialog sehari-hari, sealami mungkin, Kalau tokohmu berandalan, gunakan umpatan. Ingat juga, jangan terlalu banyak umpatan.

6. Paparkan aksi nyata

Terlalu banyak dialog akan sangat membosankan. Perbanyak scene yang menggambarkan pergerakan tokohmu.

7. Pakailah diksi yang sederhana

Tujuan orang membaca romance adalah agar hatinya tersentuh, bukan otaknya yang berpikir. Jadi, pakailah kata-kata sederhana yang mudah dimengerti, sedapat mungkin tidak membuka kamus.

8. Berilah konflik

Semua novel memerlukan konflik, begitu pun konflik. Jangan buat tokohmu mudah mendapatkan cintanya. Semakin sulit para tokohmu bersatu, semakin bagus. Tapi, jangan sampai kamu sendiri pusing dengan konflik yang kamu buat karena terlalu rumit.

Sumber:

[1] https://www.merriam-webster.com/dictionary/

[2] http://www.writing-world.com/romance/

[3] Lain-lain


Serba-serbi KepenulisanWhere stories live. Discover now