18. Disambung atau Di Pisah?

657 22 8
                                    

Oleh: valloria

.

.

.

PERINGATAN: Terdapat kekeliruan di judul bab ini.

Bagaimana cara membedakan kata depan "di" yang disambung atau dipisah?

Salah satu pet peeve-ku adalah ngelihat penulis yang udah lumayan rapi penulisannya, kapitalisasi bener, tata bahasa lumayan, eh...

Nggak bisa bedain di- (pasif) dan di (kata depan)!

Aku termasuk super cerewet soal bahasa, meskipun nggak bisa dibilang ahli banget karena bukan jurusan Sastra Indonesia. Aku juga kadang salah nulis 'keesokan' jadi 'keesokkan'.

Tapi kalau nggak bisa bedain di- (pasif) dan di (kata depan)...

T E R L A L U

Coba belajar lagi deh.

Tipsnya gampang. Pikirkan kata yang mengikuti 'di' tersebut. Apakah itu kata kerja? Atau kata benda?

(Nah loh awas kalau nggak tahu kata kerja dan kata benda. Balik ke SD sana.) 😈😈😈

*pet peeve: hal kecil tapi bikin kesal  

.

.

.

1) Penggunaan 'di' sebagai bagian dari kata kerja pasif.

Jika kata 'di' disusul dengan kata kerja, maka harus disambung. Misalnya: makan, baca, pikir, tiru. Itu semua adalah kata kerja. Bentuk pasif dari kata kerja tersebut yang berawalan 'di', HARUS DISAMBUNG. 

- dimakan BUKAN di makan

- dibaca BUKAN di baca

- dipikir BUKAN di pikir

- ditiru BUKAN di tiru

.

.

.

2) Penggunaan 'di' sebagai kata depan

Di sini, kata 'di' bukanlah bagian dari kata kerja pasif, melainkan preposisi/kata depan yang mendahului kata benda. Biasanya lokasi. Misalnya: Jakarta, sekolah, hatiku. Termasuk kata ganti tempat seperti 'sana' dan 'mana'.

- di Jakarta BUKAN diJakarta

- di sekolah BUKAN disekolah

- di hatiku BUKAN dihatiku

- di sana BUKAN disana

- di mana BUKAN dimana

Jadi judul yang benar seharusnya: Disambung atau Dipisah? BUKAN Di Pisah. 

Semoga membantu.

Serba-serbi KepenulisanWhere stories live. Discover now