4. Plot Driven Vs Character Driven

1.6K 41 5
                                    


Oleh: valloria

Ada dua jenis cerita berdasarkan penggerak cerita tersebut (hal-hal yang membuat cerita berjalan), yaitu plot-driven dan character-driven.


Plot-driven

Plot-driven berarti cerita digerakkan oleh plot. Suatu cerita yang plot-driven lebih fokus pada

World-building (membangun dunia), dunia eksternal tempat tinggal para tokoh

Tindakan yang dilakukan para tokoh

Alur cerita yang lebih rumit


Definisi plot adalah "urutan kejadian yang dihubungkan oleh sebab-akibat" (E. M. Forster). Cerita yang plot-driven harus memiliki kejadian-kejadian yang saling berhubungan dan "nyambung" dengan ceritanya. Biasanya cerita semacam ini penuh dengan action dan alurnya cepat, padat dengan kejadian.

Cerita plot-driven banyak ditemui di genre Action, Sci-Fi, atau Fantasy. Biasanya cerita plot-driven menggunakan POV 3 orang serba tahu dan dapat diceritakan dari sudut pandang beberapa karakter.

Pernah dengar "plot hole"? Plot hole adalah suatu bagian yang tidak masuk akal dalam cerita karena sang pengarang tidak membangun plot ceritanya dengan baik.

Ada yang bilang kalau penulis cerita plot-driven cenderung menggunakan otak kirinya. Cerita yang plot-driven harus logis, terstruktur, dan masuk akal. Pikiran dan logika pembaca tergelitik setelah membaca cerita ini.

Contoh cerita plot-driven:

The Lord of the Rings (J. R. R. Tolkien)

Star Wars

The Avengers

Harry Potter

A Tale of Two Cities (Charles Dickens)

The Hunger Games (Suzanne Collins)

Around the World in 80 Days (Jules Verne)


Cerita plot-driven bukan berarti tidak memiliki tokoh yang kuat dan berkembang. Sebagai contoh, Luke Skywalker di trilogi Star Wars berkembang dari anak petani menjadi ksatria Jedi. Namun secara keseluruhan, cerita Star Wars tetap plot-driven karena berfokus pada menumbangkan Empire yang jahat.

Character-driven

Cerita yang character-driven berfokus pada konflik internal dan perkembangan sifat sang tokoh. Cerita semacam ini fokus pada:

Satu (atau beberapa) tokoh utama yang menggerakkan ceritanya

Latar belakang dan motivasi tokoh

Perjuangan dan konflik internal (batin) tokoh

Perubahan dan perkembangan sifat tokoh

Hubungan tokoh dengan orang-orang di sekitarnya, seperti orangtua, teman, kekasih, dsb.

Pilihan, dialog, tindakan yang dilakukan tokoh memajukan jalan ceritanya


Cerita character-driven biasanya ditemui di genre Chicklit, Romance, dan novel sastra (?). Biasanya menggunakan POV 1 sang tokoh utama.

Ada yang bilang kalau cerita character-driven cenderung menggunakan otak kanan. Cerita yang character-driven menggugah emosi (istilahnya yang bikin baper lah). Namun bisa juga cerita semacam ini menjabarkan konflik ideologi dan filosofi yang membuat sang pembaca berpikir lebih lanjut mengenai ideologi dan filosofi dirinya.

Contoh cerita character-driven:

Jane Eyre (Charlotte Bronte)

Anne of Green Gables (L. M. Montgomery)

Great Expectations (Charles Dickens)

Pride and Prejudice (Jane Austen)

Iron Man (lebih fokus ke perkembangan Tony Stark dari pengusaha kaya yang manja menjadi pahlawan Iron Man)

Captain America The First Avenger (sepertinya lebih fokus ke perkembangan Steve Rogers daripada fokus mengalahkan Red Skull)


Cerita character-driven juga bukan berarti tidak memiliki plot yang kuat. Sebagai contoh, cerita Jane Eyre memiliki plot yang kuat (misteri Mr. Rochester di Thornfield Hall), namun fokusnya tetap pada tokoh Jane Eyre, konflik batinnya, dan keputusan-keputusan yang dibuatnya.

Catatan:

Menurut pendapat saya, suatu cerita tidak sepenuhnya plot-driven maupun character-driven. Cerita yang secara garis besar termasuk plot-driven tentu saja tetap memiliki tokoh-tokoh, dan cerita yang termasuk character-driven tetap memiliki plot. Hanya saja, untuk cerita yang plot-driven, fokusnya adalah plot. Karakter hanya sebagai pelengkap dan penggerak cerita yang lebih minor. Sedangkan, untuk cerita yang character-driven, fokusnya adalah tokoh ceritanya, yakni perkembangan sifat dan emosi dari tokoh tersebut.

Mengkategorikan cerita mana yang termasuk jenis plot-driven atau character-driven masih sulit dilakukan karena referensi artikel-artikel di Internet masih saling berkonflik. Misalnya, ada yang menganggap cerita The Lord of the Rings sebagai plot-driven, ada yang menganggapnya character-driven. (FYI saya sendiri menganggapnya plot-driven.)

Sebagai tebakan saja, saya mengkategorikan cerita yang dibuat teman-teman sebagai berikut:

Inez: Teruntuk Pandora (character driven)

Mas Momo: Mahesa the Last Ten Phantom (plot driven)

Mira: Reverberation (plot driven)

Adi: Ksatria (sepertinya bakal plot driven, tapi sejauh ini masih character-driven karena berfokus pada Putra)

Mas Adilla: Sky (plot driven)

Denisa: Ketika Angin Membawa Sayapku (character driven)

Val: Jakarta Vigilante (plot driven)

Serba-serbi KepenulisanNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ