[36] : Transformasi

3.4K 780 83
                                    

Maxime berusaha menjangkau semua vampire yang ada di hadapan nya, mengertakan gigi nya kesal karena seperti nya jumlah mereka tak berkurang juga. Dia melirik sekilas Arsen yang masih bersama puteri Irene di sana, mendengkus pada adegan romantis di tengah-tengah kekacauan yang ada.

Andiakan Gwyn ada di sini...

Tapi sayangnya tidak, mungkin kekasihnya itu tengah duduk di depan perapian bersama ibu nya. Lagi pula ,dia juga tidak segila itu menginginkan Gwyneth berada di tengah pertempuran yang mungkin mempertaruhkan hidup mati mereka.

"Max! Di belakangmu!"

Sial! Maxime kehilangan fokusnya, ketika berbalik seorang vampire langsung menerkam tangan nya, menancapkan taringnya menembus kulit Maxime membuat anak Hades berteriak kesakitan. Dengan tangan yang mengobarkan api, Maxime menarik vampire itu, meninggalkan robekan panjang pada permukaan tangan nya. Maxime langsung membakar vampire yang berada dalam tangan nya tanpa ampun.

"Max, tanganmu." Ken langsung menghampiri Maxime, menyentuhkan tangan nya pada permukaan tangan Maxime yang robek dan mengeluarkan darah.

"Tidak apa-apa, aku.. Axel!!"

Teriakan Maxime membuat Ken menoleh, tak jauh dari mereka Axel tengah berada dalam kungkungan Vernon, half blood itu tertawa-tawa sembari mencekik Axel. Maxime jelas mendengar River mengumpat kesal ingin menolong Axel namun dia masih berurusan dengan beberapa vampire lain nya, begitu juga dengan Aro dan Rex. Di dalam pencahayaan yang remang-remang oleh kobaran obor itu, Maxime dan Ken bisa menangkap kilatan cahaya dari belati yang disembunyikan di balik baju. Mengangkat belati itu tinggi-tinggi dengan wajah penuh kemenangan bersiap menancapkan nya pada dada Axel yang berusaha sekuat tenaga melepaskan diri.

"Maxime! Hentikan Ken! Hentikan dia!" Arsen dari belakang sana berteriak, dia memang tak bisa dengan jelas melihat pergerakan Ken, namun serigala dalam diri nya mengetahui bahwa serigala Ken sudah benar-benar bangun dan siap bertransformasi. Arsen tahu bahaya nya mereka bertransformasi sekarang, sekali mereka bertransformasi maka serigala dalam diri mereka akan benar-benar menguasai dan sepenuhnya akan kehilangan akal mereka untuk mengendalikan diri. Gerhana bulan sialan!

Maxime hendak menjangkau Ken, namun nyeri dari luka di tangan nya memperlambat langkahnya hingga Ken berhasil berlari menerjang Vernon sambil berubah menjadi serigala dengan lolongan yang keras.

Vernon yang berusaha berdiri dengan tertatih-tatih malah tertawa seakan-akan memang ini lah yang dia nantikan dari tadi, dia buru-buru berdiri ke sisi Cedrik sementara Dexter menyusul kemudian.

Mereka tak pernah melihat serigala sebesar itu, berwarna cokelat pekat dengan mata merah darah. Mereka bukan lagi melihat Ken yang bertransformasi setengah serigala dengan huruf-huruf kuno terpahat di seluruh tubuh ketika pertama kali mereka melihat Ken bertransformasi. Mereka tak bisa mengenali Ken sama sekali.

"Bukankah pertunjukan nya semakin mengasyikan, Master?" tanya Vernon pada Cedrik.

Cedrik menelengkan kepala, "Kita lihat, sampai di mana pertunjukan ini. Gerhana bulan sudah hampir sempurna." gumam Cedrik.

Ken dalam bentuk serigala cokelat terus melolong, mengibas-ngibaskan ekornya berputar-putar. Dia hanyalah hewan buas yang tak memiliki akal, Ken dengan mudah mencabik tubuh vampire yang berada di dalam pandangan nya dengan mudah dan tanpa perlu bersusah payah. Bahkan Rex sempat berpikir kenapa tidak dari tadi saja Ken bertransformasi, mereka tak perlu kesusahan untuk menghabisi vampir kelaparan itu. Tapi dia juga tahu, ini bukan situasi yang bagus. Ken hanya akan mengikuti naluri buas nya untuk membunuh, siapapun yang berada dalam jangkauan pandangan nya termasuk mereka.

Jadi Rex memasukan pedang Ares nya ke sarung pedang di belakang punggungnya, tangan nya terulur ke depan pada Ken yang menggeram dengan begitu mengerikan, gigi-gigi taringnya yang berwarna putih menambah kesan menakutkan. Tak menyisakan sosok Ken yang ceria. "Ken," Rex berusaha berkomunikasi, "kau bisa mendengarku, kan? Hey, kawan." Rex berusaha untuk membuat hewan buas di depan nya ini sedikit bersikap baik, meski mustahil. Tangan kiri nya merogoh ke saku celana,mengambil bungkusan kain kecil berisi suntikan untuk melumpuhkan Ken.

Mereka menahan napas ketika Rex semakin mendekat dan Ken masih menggeram dalam, hati-hati Rex semakin mengulurkan tangan nya untuk meraih tubuh serigala Ken. "Rex! Menyingkir!" bersamaan dengan teriakan Arsen di sana, Ken menerjang Rex hingga membentur dinding dengan suara mengaduh yang keluar dari bibir sang anak Ares.

Ken menggeram, semakin liar. Rex ingin bangkit namun sepertinya tangan kanan nya terkilir, atau bahkan patah? Dia tidak tahu, yang pasti rasa nya sakit sekali. Rex menelan ludah, hampir pasrah dia tidak bisa menghunuskan pedang pada Ken. Dia tak mau menyakiti teman nya itu, Ken sekarang hanya sedang kehilangan akal.

"Tidak ada cara lain." Arsen melepaskan Rangkulan nya pada Puteri Irene.

"Arsen, kau mau apa?" Puteri Irene menahan tangan Arsen.

"Melakukan apa yang seharusnya dilakukan seorang pemimpin." jawab Arsen mantap, lalu kembali melangkah. Setiap langkah yang dia ambil terasa berat seiring tubuhnya yang kembali memanas, tubuhnya menegang. Sambil berlari, Arsen bertransformasi menjadi serigala berbulu hitam pekat. Membuat Maxime terlonjak kaget ketika Arsen melewati nya. Tubuh serigala Arsen lebih besar dari Ken, bahkan hanya dengan melihat saja mereka bisa merasakan aura dominan dari sang serigala hitam yang mendekati serigala cokelat milik Ken.

Ken! Kau mendengarku, kan?!

Serigala cokelat itu menoleh, membalikan badan pada Arsen sambil menggeram penuh pertahanan.

Ken! Kau bisa melawan nya, kau tidak akan menyakiti kawan-kawanmu sendiri!

Arsen terus berusaha berkomunikasi dengan Ken yang bahkan tak menjawab panggilan nya. Sementara itu, Arsen juga harus berperang dengan diri nya sendiri agar tetap sadar dan tak membiarkan hewan buas itu menguasai diri nya atau semua akan benar-benar kacau. Serigala cokelat itu malah terus menggeram, melangkah mendekati Arsen dengan sinyal-sinyal pertarungan yang bisa Arsen tangkap dengan jelas. Kalau begitu, memang tak ada cara lain selain menunjukan kedudukan nya, meski dia tak pernah ingin melakukan ini pada Ken atau di hadapan teman-teman nya yang lain.

Aku, Arsen Morigan! Alpha dari keturunan August Morigan pemimpin suku Lacnos! Aku pemimpinmu! Kau sepenuhnya berada dalam kekuasaanku, kau hanya berada dalam kendaliku!

Serigala cokelat di hadapan nya mendengking, kepala nya tertunduk semakin ke bawah seolah menaruh hormat pada serigala hitam yang terlihat menjulang tinggi di depan nya dengan seluruh bulu hitam pekat nya yang berdiri.

Rex bangkit sedikit demi sedikit, berjalan tertatih lalu menusukan jarum suntik itu tepat ke bagian leher serigala Ken. Serigala Ken mendengking lagi, lalu tak lama rubuh ke tanah tak bergerak. Arsen dalam bentuk serigala hitam melolong panjang, Rex cepat-cepat menancapkan satu suntikan lagi pada leher Arsen, "Maaf." bisiknya saat ini. Tak lama, serigala hitam itu ikut menyusul jatuh ke tanah tak sadarkan diri.

Helena dan Puteri Irene berlari mendekat, puteri Irene mengusap bulu hitam Arsen. Bahkan hanya dengan mengusap bulu hitam pekat itu saja sudah terasa hangat, "apa dia akan baik-baik saja?" tanya Puteri Irene cemas.

"Ya, dia hanya tertidur. Akhh.." Rex meringis sambil memegangi tangan kanan nya yang nyeri.

"Tanganmu baik-baik saja?" Helena ingin menyentuh tangan Rex namun urung karena takut menyakiti pemuda yang tengah kesakitan itu.

Suara tepuk tangan di belakang mereka mengalihkan perhatian semua nya. Membuat mata mereka terbelalak, lalu tubuh serta wajah mereka menegang. Belum cukupkah kekacauan yang terjadi? Belum cukup kah dua dari mereka terluka? Dua yang lain nya terpaksa harus dilumpuhkan?

Sekarang, River yang berusaha mereka lindungi sudah berada dalam cengkaraman Dexter.

Constantine #2 : Bangkitnya Illuminati ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang