Hyungwon menengadahkan wajahnya ketika Hyunwoo menoleh.

"Kau punya kerjaan lain yang lebih penting

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Kau punya kerjaan lain yang lebih penting. Pergilah. Kami akan menjaga Changkyun di sini."

Hyunwoo ragu, pandangannya beralih ke Haneul yang menyeringai penuh arti. Lalu pada Jooheon.

Namja sipit itu mengangguk sambil tersenyum simpul. Hyunwoo tidak ada pilihan, ia kemudian berjalan ke arah Changkyun yang tak berani menatapnya.

Ia menaruh telapak tangan besarnya di wajah Changkyun, membimbingnya agar menatap matanya.

"Kabari aku terus." Katanya saat mereka bertatapan.

"Ne hyung." Jawab Changkyun patuh. "Mian ga-"

"Kita sudah sepakat untuk tidak membicarakannya." Potong Hyunwoo.

Hyunwoo melepaskan kaitan sarung senjatanya dari pinggang, memberikannya pada Changkyun.

"Jangan takut pada apa pun. Kau simpan ini dan gunakan saat kau merasa dalam bahaya."

"Tapi hyung-"

"Aku bisa menjaga diriku."

"Oh perpisahan yang sangat mengharukan." Ejek Haneul.

Hyunwoo melihat Haneul dari bahunya. "Berani kau macam-macam. Kau mati." Ancamnya.

Tapi ancaman seperti itu tak pernah berpengaruh pada seorang Haneul. Setelah Hyunwoo pergi dari sana, Changkyun mendekat pada Haneul, menaruh kotak P3K di atas meja berdekatan dengan senjata pemberian Hyunwoo. Hyungwon menguap lebar-lebar, matanya terasa berat.

"Butuh tidur Hyung?" Tanya Jooheon setengah mengejek.

"Urgh. Jangan mulai. Aku ini butuh tidur lebih banyak darimu." Geram Hyungwon dengan mata tertutup.

"Kau tidur 24 jam sehari juga tidak akan cukup."

Haneul tidak memperhatikan hal lain selain Changkyun yang tengah mengobati lukanya. Namja itu tidak terlalu pintar mengobati luka, bahkan sedikit cereboh tangannya pun bergetar hebat ketika membersihkan lukanya tapi ia cukup menghargai apa yang telah dilakukan namja itu untuknya. Ya, untuknya.

"Siapa namamu?" Tanya Haneul.

"I-im Changkyun." Jawabnya terbata.

Haneul menarik sudut bibirnya. "Tak usah takut padaku. Aku tidak akan memakanmu. Tidak akan selama kau menurutiku. Kita akan bertemu lagi nanti."

"Ne?"

Ia menarik wajah Changkyun padanya dan mencium bibirnya dengan liar, merasakan tubuh Changkyun kaku karena serangan mendadak untuk beberapa saat, sampai Jooheon menodongkan pistol di kepalanya.

"Sudah cukup Hyung." Katanya.

Haneul menyudahi ciuman mereka, menyeringai.

"Sampai jumpa Changkyun." Ucapnya tak perduli pada Jooheon yang menyimpan marah besar di matanya.

A MAN BEHIND THE MIRROR Where stories live. Discover now