MPB | Tiga Puluh Dua

Beginne am Anfang
                                    

"Jadi kau mau kejelasan?" tanya Sai dengan senyum andalannya.

"Aku akan menjelaskan semuanya saat liburan nanti," sambungnya dengan menepuk kepala Ino pelan.

Aquamarine gadis itu bahkan masih mengikuti kemana perginya Sai. Tanpa berkedip. Ino merasa menjadi orang paling bodoh ketika berhadapan dengan Sai.

"Sakura!!!!!! Aku butuh oksigen sekarang!!!!" teriaknya dengan mata yang berbinar senang.

***

Jam pulang sekolah telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Dan Sakura harus menunggu Sasuke untuk pulang.

Oya, mengenai masalah Gaara. Gadis itu sempat terkejut dengan pemuda yang satu itu, Gaara sudah bukan lagi murid dari sekolah ini. Dan satu-satunya orang yang berani mengeluarkan murid yang bermasalah dengan Sakura pasti Sasuke. Itu artinya, kekasihnya apa sudah mengetahui perbuatan Gaara? Kenapa Sakura jadi panik seperti ini.

"Woi!"

Gadis itu berjingkat kaget ketika mendapati teman satu kelasnya berdiri dibelakangnya dengan senyuman devil yang menyebalkan.

"Apa?" tanya Sakura ketus. Jantungnya benar-benar berdetak lebih keras saat ini.

"Selow dong," jawab pemuda itu.

"Jauh-jauh dariku, nanti Sasuke marah," ucap Sakura dengan nada yang masih kesal. Menggunakan isyarat tangan agar Sira menjaga jarak dengannya.

"Siapa yang mau mendekatimu? Pede gila. Lagipula aku tidak mau berurusan dengan senior yang katanya kekasihmu itu," ucap Sira dengan lirikan sinis.

"Eh eh, bukan katanya lagi,"

"Kau pikir Marina Yuviwait bukan katanya lagi?" Pertanyaan Sira membuat Sakura tertawa kecil. Sedangkan Sira mendengus. Bisa-bisanya gadis yang menjadi kekasih kakak kelasnya ini menirukan salah satu iklan hand and body lotion. Ckckck. Mungkin Sakura sudah tertular virus gila Sasuke.

"Kenapa masih disini? Sana pergi," gadis itu masih kekeh mengusir Sira.

"Yeee, yaudah. Aku kesini cuma mau bilang,"

Sakura menaikan alisnya seakan berkata 'Apa' pada Sira. Ia bangkit dari bangku taman dan berdiri berhadap-hadapan dengan Sira.

"Ada ulat di bawah kakimu,"

Bertepatan dengan itu, Emerald Sakura membulat dan dengan cepat menatap ke arah bawah. Sedangkan Sira tertawa dan pergi meninggalkan Sakura yang saat ini tengah naik di bangku taman dengan teriakan kecil.

"Aaaa! Kurang ajar kau Sira! Kembali ke sini cepat!! Buang ulatnya! Siraaaaa!!!" Teriak Sakura dengan wajah ketakutan.

"Malas!!" Teriak Sira dari kejauhan.

Emerald Sakura terus menerus menatap ke bawah. Dimana terdapat ulat bulu berwarna coklat yang besarnya bisa sebesar jempol Sasuke. Ulat itu terus bergerak perlahan. Membuat Sakura mengernyit takut dan kembali menjerit kembali.

"Sasuke!"

"Kyaa!! Astaga astaga!"

"Ulat! Kamu jangan kesini! Aku kan takut! Sana putar arah! Jangan kesini pokoknya! Nanti kau bisa berurusan dengan Sasuke! Sana pergi! Pergi!" Usir Sakura dengan raut wajah memerah.

"Sakura?" Panggilan dari arah sampingnya membuat Sakura menoleh cepat.

"Sasuke," rengekanmu dengan wajah takut.

"Hei, kau kenapa?" tanya Sasuke dan mendekat ke arah kekasihnya yang masih berdiri di atas bangku taman.

"Tolong, itu ada ulat," ucap Sakura dengan kelopak mata yang terpejam erat. Bukannya panik atau khawatir, Sasuke malah menahan senyumannya ketika melihat ulat dan wajah kekasihnya yang tampak menggemaskan.

MY PERFECT BADBOY Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt