MPB | Sembilan Belas

9.1K 845 44
                                    

PLAGIAT DI LARANG MENDEKAT!

***

Ino terus menerus menengokkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. Sudah lebih dari 1 jam ia mencari sahabatnya yang dengan tiba-tiba menghilang. Ia juga sudah menelpon nomer Sakura, namun gadis itu tidak mengangkatnya.

Ino kembali berjalan cepat, raut wajahnya begitu tampak khawatir. Ia takut Sakura di culik oleh orang gila. Ino takut terjadi apa-apa dengan sahabat keras kepalanya itu.
"Kau dimana sih, Forehead?" gumam Ino dengan wajah frustasi. Ia kembali menelpon nomer Sakura. Lagi-lagi panggilan itu tidak diangkat.

Sakura pulang? Mana mungkin. Ino berhenti dan menatap lesu ke arah lantai. Jam sudah menunjukkan pukul 10 lebih. Ia sudah menuju pusat informasi dan menunggu selama 15 menit disana. Namun sahabat merah mudanya tidak juga datang. Akhirnya, Ino kembali mengelilingi Mall tersebut dengan harap-harap cemas.

Ino tidak yakin jika ia harus menelpon Mebuki untuk menanyakan Sakura sudah pulang atau belum. Bagaimana jika nanti Mebuki tau jika Sakura tidak bersamanya saat ini.

Menelpon Sasuke?

Tanpa menunggu apapun lagi, Ino segera mencari kontak kakak kelasnya itu.

Sementara di tempat lain namun masih satu tempat, tiga manusia tampan sedang memilih-milih sepatu. Tepatnya, satu manusia tampan nan gila sedang memilih sebuah sepatu. Ya, Naruto meminta kedua sahabat laknatnya untuk menemaninya membeli sepatu dengan alasan sepatunya sudah tidak keren lagi.

Sedangkan Sasuke bersender sembari menunggu Naruto yang sedang mencoba semua sepatu disana. Bosan? Tentu saja. Pemuda kuning itu sudah memasuki beberapa toko sepatu namun tidak ada sepatu yang membuatnya jatuh cinta. Sasuke tidak yakin jika ini toko terakhir.

Sai tampak memperhatikan Naruto tanpa minat. Ia sama bosannya dengan Sasuke.
Namun, getaran di sakunya membuatnya berhenti menatap Naruto dan mengalihkan pada ponselnya. Sebuah panggilan dari adik kelasnya membuat dahinya mengernyit. Perubahan raut itu tidak luput dari penglihatan Sasuke.

"Hallo,"

"Ha-hallo Kak,"

"Iya? Ada apa?" tanya Sai dengan nada datar. Naruto yang sedari tadi mencoba sepatu nampak berhenti. Jika pemuda klimis itu sedang menerima telepon saat bersama mereka. Nampaknya ada sesuatu yang sedang terjadi dan benar saja. Tatapan Sai langsung menatap ke arah Sasuke dengan raut wajah tidak terbaca.

"Kenapa?" tanya Sasuke pelan. Ia sudah terlalu malas malam ini. Sedari tadi pikirannya terpusat pada sang kekasih. Ia merasa lemas karena pasti malam ini tidak ada ucapan selamat malam dari sang kekasih. Setiap malam mereka bertelepon untuk sekedar mengucapkan selamat malam. Pasti kekasihnya sudah tidur.

"Kau dimana? Aku juga sedang bersama Sasuke saat ini," ucap Sai tanpa menjawab pertanyaan Sasuke.

Raut wajah Sai tampak terkejut.
"Kau juga berada di Mall ini?" tanyanya pada entah siapa. Sasuke dan Naruto memilih diam. Pemuda kuning itu bahkan tidak memperdulikan sepatu yang sudah ia porak-porandakan. Setelah Sai menutup teleponnya. Ia kembali menatap Sasuke sebelum mengatakan dengan kalimat singkat, padat, jelas. Namun tidak terlalu jelas untuk Sasuke.

"Sakura hilang,"

***

"Turunkan aku sekarang!" ucap Sakura pada pemuda yang dengan santai mengendarai mobilnya.

"Kau tuli ya?" tanya Sakura jengkel.

Pemuda itu menatapnya datar namun beberapa detik setelahnya kembali menatap jalanan didepannya.
"Sudah lama aku tidak melihatmu, kau tau? Aku merindukanmu," ucapan bernada datar tersebut lagi-lagi membuat Sakura menatapnya heran. Apa mereka ada hubungan di masa lalu? Pikirnya sedari tadi.

MY PERFECT BADBOY Where stories live. Discover now