MPB | Tiga Puluh

9.2K 867 69
                                    

PLAGIAT DI LARANG MENDEKAT!

***

Mebuki dan Ino menatap pintu kamar Sakura yang ditutup oleh pemiliknya diikuti oleh suara yang terdengar seperti mengunci. Saat Ino mengantar sahabatnya itu, Sakura dengan cepat berjalan menuju kamarnya dan menutupnya dengan cepat sebelum Ino dan Mebuki menyusulnya.

"Ada apa nak?" tanya Mebuki yang kini menatap Ino.

"Ino tidak tau Bunda," jawab gadis itu masih menatap pintu kamar Sakura yang tertutup.
"Sakura bertengkar dengan Sasuke?" tanya Mebuki lagi. Tentu saja sebagai Ibu ia khawatir melihat putrinya seperti itu.

"Tidak Bun, Sasuke bahkan tidak tahu jika hari ini Sakura sekolah," gadis itu menatap Mebuki dengan tatapan sedih, "Ino menemukan Sakura di Uks dengan Gara. Ino tidak mau menduga jika Sakura di-"

"Apa maksudmu?" potong Mebuki cepat.

"Baju seragam Sakura bahkan robek sana sini Bunda," jelas Ino.

"Tidak mungkin," sanggah Mebuki cepat.

Ino tersenyum, "Ino ke sekolah dulu Bun. Ino juga mau memastikan jika itu tidak benar,"

Mebuki menghembuskan nafas kasar, "Hati-hati sayang," iapun tersenyum lemah, "Terima kasih ya, Nak,"

"Iyah Bun,"

***

"Hiks, Sasuke," sudah belasan bahkan puluhan kali Sakura memanggil nama kekasihnya selama satu jam ini. Air matanya mengalir terus tanpa ada yang bisa menghentikannya. Bahkan sedari tadi Sakura mengabaikan teriakan Mebuki yang terdengar sangat mencemaskannya di balik pintu kamarnya.

Gadis itu juga tidak sadar jika jam sudah menunjukkan bel pulang sekolah. Mungkin sebentar lagi kekasihnya yang manis itu berkunjung seperti biasa. Dan tepat setelah 15 menit berlalu, pintu kamarnya kembali diketuk.

"Sakura," tangisnya seketika berhenti saat mendengar suara seseorang yang sejak tadi ia pikirkan. Kepalanya bahkan menoleh pada pintu dengan wajah yang sembab.

Tok tok

Sasuke kembali mengetuk pintu saat di rasa sang pemilik tidak dengan segera membukanya. Ia sempat terkejut saat Mebuki mengatakan jika hari ini Sakura sekolah dan pulang cepat dengan keadaan menangis bersama Ino. Tapi Mebuki tidak memberitahu Sasuke perihal pakaian seragamnya yang robek. Ia tidak cukup berani membayangkan jika Sasuke malah meninggalkan putrinya hanya karena hal yang tidak pasti.

Mungkin Sasuke harus bertanya pada Ino besok.

"Sakura, kau tidur?" tanya Sasuke. Ia menaikkan nadanya sedikit agar kekasihnya mendengar pertanyaannya. Pemuda itu tidak yakin jika Sakura tertidur. Karena apapun keadaannya, gadis itu tidak pernah mengunci kamarnya seperti ini. Ada yang tidak beres dengan Sakura.

Hening beberapa saat, bahkan Sakura sudah berdiri berhadapan dengan pintu.

"Jika kau tidak membukanya, aku akan mendobraknya," ucapan Sasuke membuat Sakura mengusap matanya yang sembab. Berusaha menghilangkan jejak-jejak air mata yang menempel di pipinya. Merapikan rambutnya dan menghela nafas sejenak sebelum membuka pintu kamarnya dan terlihatlah sang kekasih yang bersiap ingin mendobrak pintunya.

"Kenapa lama sekali hm?" tanya Sasuke lembut.

Sakura berusaha tersenyum dihadapan Sasuke, "Mandi," jawabnya lemah.

"Mandi?" pemuda itu mengernyitkan dahinya dan meneliti tubuh kekasihnya yang masih menggunakan sragam dengan blazer. Bahkan gadis itu belum melepas kaus kaki yang di pakainya. Apa itu yang di katakan Mandi? Tidak berganti baju? Ck, kekasihnya memang sedang mengada-ada sekarang.

MY PERFECT BADBOY Where stories live. Discover now