0.5 || Salah siapa?

3.4K 325 26
                                    

"Hari ini ada cek baju. Senja bisa ikut ke sana ya, terserah mau numpang sama siapa aja."

Ucapan Devo itu langsung membuat Fana dan Radha saling tatap. Sementara Devo meninggalkan Senja dan yang lainnya, Radha berjalan mendekati gadis yang sedang merapikan barang itu. "Sama gue?"

Senja mendongak. "Hah?"

"Lo pergi sama gue mau?"

Senja menghentikkan kegiatannya. Ia melihat ke arah Fana di belakang Radha. Ia tersenyum. "Gak deh, Kak. Makasih tawarannya.

Radha mengangguk. "Oke, gue cabut duluan, ya. Lo hati-hati."

Kemudian ia pergi meninggalkan Senja. Saat pandangan Senja beralih ke arah Fana di belakang Radha yang baru saja menghilang itu, Fana sudah berjalan menjauh seperti akan pergi juga.

Senja buru-buru kembali merapikan barangnya. Ia berlari mengejar Fana. Baru saja ia hendak menepuk pundak Fana, lelaki itu malah menggerutu. Membuatnya terkekeh.

"Apa sih, itu pake senyum-senyum segala ke Radha. Biasa ya cewek tebar pesona emang gitu. Dasar!"

Senja di belakang Fana hanya mengangguk saja. Fana tidak tau mungkin ya, kalau Senja sudah bersamanya.

"Mentang-mentang kapten basket, ganteng, terkenal, maunya sama yang model gitu. Kalah lah gue dari dia. Gue gak habis pikir deh, kenapa cewek .... anjir itu muka kenapa gede banget kayak lobang hidungnya mimi peri."

Senja tertawa. "Lo ngapain di sini?" tanya Fana.

Gadis itu menyilangkan kedua tangannya. "Dengerin lo ngomong kalau cewek itu maunya sama yang tipe kayak Radh—" Mulut Senja langsung ditutup oleh tangan Fana.

Senja tertawa. "Tadi baru aja mau manggil, taunya malah lagi ngedumel. Ya udah gue ikutin deh."

"Lo denger apa aja?"

"Semuanya."

"Yang mana aja?"

"Ih dibilangin semuanya!"

"Oke. Lo ngapain ngikutin gue, kan udah sama Radha."

Senja menyipitkan mata. "Gue maunya ikut sama lo. Kalau sama Radha canggung. Jelek. Gak suka."

Gadis itu tersenyum lalu menyatukan kedua tangannya di depan dada. "Please... Senja ikut, ya? Tadi udah nolak permintaannya Radha."

"Salah siapa?"

"Apanya yang salah siapa?"

"Salah siapa lo nolak ajakannya Radha?"

"Salah lo lah! Kan gue maunya numpang bareng. Makanya nolak ajakannya Radha."

Fana menaikkan satu alisnya. "Oh ya udah." Fana memakai helmnya lalu naik ke motornya dan Senja hanya bisa memandanginya. "Gue boleh ikut apa gak?"

Fana membuka kaca helmnya. "Boleh ah! Lama deh lo. Naik buruan."

Senja langsung mengangguk kesenangan. Baru saja ia ingin naik ke motor Fana, tangan Fana menahan tangannya. Lelaki itu memberikan Senja hoodie berwarna army. Senja diam.

"Ngapain?" tanyanya.

Fana berdecak. Lalu ia melepas tas Senja dan memakaikan hoodie itu ke tubuh Senja. "Gue gak mau kena tilang. Jadi kepala lo setidaknya harus dilindungi."

"Ya udah, ayo naik."

Sekali lagi, Senja mengangguk dalam diam.

— Ruang Rindu —

Ruang Rindu [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang