0.2 || Perkenalan

4.6K 361 6
                                    

"Jadi, lo beneran gak bisa nemenin gue?"

Senja menatap Nalda dengan tatapan memelas. "Sebentar aja gak bisa? Serius gue gak berani sendirian di sana..."

Nalda menggeleng. "Beneran gak bisa, gue disuruh anter nyokap pergi."

Dengan satu helaan napas akhirnya Senja mengangguk tidak rela. Mana berani ia berada sendirian di tengah banyaknya cowok basket. Yang ada dia mati berdiri karena mereka sangat tampan. 

Dengan wajah lesu yang terpampang jelas dan langkah gontainya, akhirnya Senja sampai di lapangan. Dan seperti biasa memang anak-anak basket sedang berlatih. Gadis itu melihat dari kejauhan bahwa Kak Devo melambaikan tangan kepadanya membuatnya terpaksa berjalan ke lapangan.

"Nah, karena kamu udah di sini, saya akan perkenalkan kamu, ke kapten kita dulu." Pandangan Devo langsung mencari seseorang lalu ia melambaikan tangan dan berteriak, "Radha! Sini buruan!"

Seketika pandangan Senja juga ikut mengarah ke seorang lelaki yang sedang berlari. Mata Senja seketika terpana melihat lelaki itu, rambutnya yang bergerak naik turun ketika berlari serta keringat yang terpancar jelas membuat Radha terlihat tampan.

"Yoo... Ngapa, Bos?" tanya Radha kepada Devo.

Percayalah, setelah Fana, Radha adalah salah satu anggota tim inti terabsrud juga.

Devo tersenyum, pria berumur 20an itu bangkit dan menepuk pelan punggung Radha. "Ini depan lo namanya Senja. Dia yang ditugasin dari osis untuk di basket selama pertandingan." Lalu setelahnya Devo pergi meninggalkan keduanya.

Radha melihat Senja. Dan lelaki itu tersenyum, sementara Senja hanya bisa membalas dengan senyuman kikuknya, sambil melambaikan tangannya ia berkata, "Hai, Kak Radha!"

Radha terkekeh pelan. "Hai, Senja! Oh, ya, lo sendiri aja yang ditugasin di basket? Padahal gue minta dua orang lebih sama Wira," sahutnya. "Tapi nggak apa-apa kalau lo aja. Berarti lo harus siap capek."

Senja meneguk salivanya. "Emm... berdua sih, cuma hari ini Nalda gak bisa nemenin. Jadi gue sendiri ke sini."

Radha mengangguk pelan. Sekali lagi ia terkekeh. Tidak tahu alasannya apa.

Dan percayalah, sehabis ini, sepulang sekolah, Senja akan seperti orang yang kehilangan kaki dan tangannya.

Tubuhnya pasti akan terkulai lemas karena ini kali pertamanya ia bertatap muka secara langsung dengan sang kapten basket idolanya.

Apalagi sampai hal yang tidak diinginkan terjadi, apa ya, misalnya...

"Ja, lo tunggu di sini sampai selesai, ya? Gue harus ajak lo ke tempat tanding. Lihat jadwalnya biar nanti konsumsinya pas," Radha tertawa begitupun dengan Senja yang tertawa pelan, "gue gak ngerti kenapa ketawa. Sorry..." Radha menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal itu.

"Oke, ditunggu di mana?"

"Di sini aja. Udah hampir sore, nanti lo diculik kalau jauh-jauh."

Senja mengangguk lalu setelahnya Radha kembali melanjutkan latihannya. Tak sampai sepuluh menit, seorang lelaki datang dari arah barat, tetapi Senja tidak bisa melihat wajahnya karena terhalang cahaya matahari.

"Kayaknya dia lagi dimarah deh. Ckckck, siapa suruh datengnya telat," gumamnya pelan.

Senja duduk di salah satu bangku yang ada di halaman itu yang tidak jauh dari tempat para lelaki menaruh tas mereka.

Senja mengarahkan fokusnya hanya kepada Radha yang sepertinya lincah sekali men-dribble bola.

Sampai Senja tidak sadar saat Radha berhasil memasukkan bola ke dalam ring, ia bertepuk tangan seperti anak kecil.

Ruang Rindu [Completed]Where stories live. Discover now