7. Berita

40 10 0
                                    

Selama seminggu, selama itu juga Sanny tampak menjaga jarak dengannya. Namun, Sanly semakin dekat dengannya. Firasat Cessia mengatakan bahwa Sanly adalah orang baik.

"Cherol!"

Cessia tersenyum pada Sanly yang berbaju batik hijau yang sama dengannya. Gadis berambut cokelat sebahu melangkah mendekatinya. Mengingat hari ini Rabu, semua murid diharuskan untuk memakai batik.

Sanly duduk di tempat Sanny dan berkata, "Sudah lihat grup kelas?"

"Belum, memangnya ada apa?"

"Bu Risna yang ngajar sosiologi mengajak kita untuk keluar bareng. Kalau gak salah, minggu depan."

"Ngapain aja?"

"Kalau gak nonton ya makan. Gitu deh. Kamu ikut ya?"

"Aku tergantung Aldorf, aku kan pasti dianternya."

"Oke, paksa dia ngikut."

Cessia terkekeh. "Iya-iya."

***

Cessia mengikat rambut putihnya menjadi satu. Sekarang dia memakai kaos putih dengan gambar kepala kartun tikus dan celana jengki biru selutut. Suara ketukan pintu terdengar, membuatnya mendekati pintu. Sosok Aldorf terlihat saat dia membuka pintu kamarnya. Aldorf memakai kaos merah dan celana jengki hitam.

"Kenapa?" tanya Cessia.

"Aku mau keluar, kamu mau ikut?"

"Ke mana?"

"Anterin barang. Fery gak ada di rumah, jadi aku tanya. Soalnya aku ingat kamu gak mau ditinggal sendirian di rumah lagi."

"Yaudah deh, yuk."

"Sebelum itu, rambutmu diubah jadi hitam dulu. Kamu mau jadi perhatian lagi kayak di mall?"

"Oiya." Cessia terkekeh.

Cessia mengubah warna rambutnya menjadi hitam. Setelahnya dia memasang cengirannya. Aldorf menepuk puncak kepalanya, membuatnya terkejut.

Aldorf malah terlihat biasa, dia mengambil kunci mobil di laci--yang ada ruang keluarga, tepatnya di bawah televisi. Menghiraukan tatapan Cessia yang berdiri di ambang pintu dapur.

Aldorf menatap Cessia. "Mau sampai kapan berdiri di sana?"

Cessia memasang cengirannya lagi. Mengekori Aldorf menuju ruang tamu. Dia mengambil sandal merah mudanya di rak sepatu, sedangkan Aldorf mengambil sandal hitam. Lagi-lagi Cessia mengekori Aldorf menuju mobil yang ada di samping rumah Aldorf.

Mereka memasuki mobil, Aldorf di kursi pengemudi dan Cessia di sampingnya. Tak lupa juga mereka memasang sabuk pengaman.

Pandangan Cessi tertuju pada toko pakaian dekat rumah Aldorf. Dia jadi mengingat bahwa dia membeli tas, sepatu dan sandal di salah satu toko di sana. Setelah melewati jajaran toko tersebut, tibalah di jalan yang sudah ramai motor dan mobil. Mobil Aldorf berbelok ke arah kiri, ke arah Kecamatan Singkawang Selatan. Cessia memilih memainkan game di ponselnya selama di perjalanan untuk mengusir rasa bosannya. Sebab, jika Aldorf menyetir dia hanya akan fokus menyetir.

Cessia yang sedang memainkan game memakaikan baju untuk karakter gadis, hampir saja ponselnya terlempar. Itu karena Aldorf yang rem mendadak. Belum sempat Cessia bertanya, Aldorf sudah turun dari mobil, mendekati anak gadis yang sedang mengendong kucingnya. Cessia menyimpulkan bahwa kucing itu adalah peliharaan anak gadis itu. Dia hanya melihat mulut Aldorf yang komat-kamit tanpa tahu apa yang dibicarakan Aldorf karena dirinya di dalam mobil, anak gadis itu mengangguk membuat Aldorf mengacak rambut anak gadis itu. Anak gadis itu melambai pada Aldorf lalu berlari memasuki rumahnya.

Lebis : DivorcioOn viuen les histories. Descobreix ara