Biasa saja.
Bahkan Rendy terlihat bersiap melajukan mobilnya. Tangannya menekan tombol di bawah setir hingga suara deru mesin mobil sport merah itu terdengar. Hawa dingin mulai menyeruak dari tiap lubang pendingin ruangan dan perlahan kaca di pintu kemudi itupun naik lalu menutup sempurna.
Setelah memastikan sabuk pengamannya terpasang dengan benar, masih dengan tatapan yang terkunci ke wajah Rendy, Tania perlahan beringsut membenahi posisi duduknya. Baru kemudian dia memalingkan wajah dan kini ia memilih untuk melihat ke arah samping, ke sisi luar jendela. Meski yang ia lihat adalah taman rumah yang selalu ia lihat hampir setiap hari, namun pemandangan hijau itu tampaknya lebih menarik daripada sederet kata yang diucapkan oleh Rendy.
Selanjutnya suasana di dalam mobil pun hening. Hanya suara deru mesin yang terdengar.
"Langsung ke rumah sakit?"
Akhirnya, kalimat tanya dari bibir Rendy memecah keheningan.
Tania mengangguk. "Iya."
Kemudian selama perjalanan menuju rumah sakit, suasana di dalam mobil itu kembali hening. Tania terlihat sibuk dengan buku yang dibacanya. Dan Rendy fokus dengan arus lalu lintas yang mulai padat merayap.
"Nanti pusing loh-" Suara berat Rendy kembali memecah keheningan.
"Hari ini gue mulai di stase Obgyn. Gue butuh beberapa menguasai beberapa materi ilmu dasar yang berkaitan dengan stase ini." Tania menjawab dengan tetap menunduk membaca buku tebal di pangkuannya.
"Iya tapi gak harus mekso gitu Tan." Rendy melirik Tania, sikap Tania membuatnya menghela napas panjang.
Selalu begini.
Tanggapan Tania setiap Rendy membahas masalah pernikahan selalu dingin. Dan membuat gadis itu seperti menjauh dan tak tersentuh.
Tania menutup buku tebal itu namun tetap memangkunya. Kali ini ia menatap lurus ke depan. Dengan kedua tangan yang saling bertaut di atas buku tebal di pangkuannya itu.
Sesampainya di pelataran rumah sakit, Rendy memarkirkan mobilnya lalu mematikan mesin. Ia bersandar sambil memandang Tania yang tengah melepas kaitan sabuk pengaman. Kemudian gadis itu menjulurkan tubuhnya ke belakang melewati sela bangku untuk mengambil barang bawaannya.
"Pulang jam berapa nanti?"
"Sepertinya masih jam normal deh. Nanti gue kabari lagi, gue cabut dulu ya." pamit Tania. Ia pun menarik tuas pintu dan keluar dari mobil.
"Lo baru sembuh, please jaga kesehatan." pinta Rendy sambil merunduk untuk melihat Tania yang sudah berdiri di samping mobil.
Tania mengangguk.
"Gue cabut."
Tania menatap nanar mobil Rendy yang perlahan melaju keluar dari area rumah sakit. Ia tahu, seharusnya ia tak bersikap begitu. Mungkin saat pulang kerja nanti ia perlu meluruskan semuanya.
🐻🐻🐻🐻🐻
Tania beserta rekan-rekannya sekarang sudah berada di dalam poli Kandungan. Mereka berdiri berjajar rapi mengelilingi meja di mana Dokter Steve duduk di baliknya. Tania yang sudah beberapa kali berinteraksi dengan dokter Steve merasa cukup paham tentang karakter dokter berstatus lajang itu.
Setelah berdiskusi sebentar, akhirnya kerumunan di depan meja dokter Steve pun bubar. Masing-masing koas dibagi ke dalam tiga bagian sesuai dengan pembagian dalam stase Obgyn yaitu bagian OK, bagian VK dan bagian Poli. Dan Tania mendapat giliran magang di bagian Poli untuk dua minggu ke depan.
YOU ARE READING
BRITANIA -Intact but Fragile- ✅ TAMAT
RomanceRendy Aditya Irawan, yang sebenarnya entah siapa yang pertama kali memberinya cap seorang "playboy" karena ia memungkiri pernyataan itu. Tapi kenyataannya, dia selalu dipepet cewek-cewek tanpa ia perlu tebar pesona dan dengan mudahnya ia menerima pe...
PART 54
Start from the beginning
