7. Menunggu Kamu

17 5 0
                                    

Happy Reading ❤

Sebulan setelah kecelakaan Nathan, Thania
menjadi sering menyendiri dan menyibukan diri seperti sekarang.

Setelah bel pulang berbunyi, ia langsung mengganti seragam sekolahnya dengan training adidas berwarna merah dan kaos oblong berwarna navy.

Lalu, Ia melangkah menuju lapangan basket dengan bola basket ditangan kanannya. Kemudian ia mulai berlari lari kecil sambil mendribel bola basket dan mengelilingi lapangan basket.

Setelah itu, ia duduk dikursi samping lapangan yang khusus untuk anak anak basket.

"Minum dulu ntar dehidrasi"ucap seorang cowok disamping kirinya sambil memberikan sebotol air mineral dingin

Thania diam mematung setelah melihat cowok yang tidak dikenalinya sedang berdiri memperhatikannya.

"Hey"sapa cowok itu sambil melambaikan tangannya didepan wajah Thania.

"Eh maaf"sahut Thania dengan gelagapan

"Ini minum dulu"ucap cowok itu lagi sembari memberikan sebotol air mineral dingin yang sedari tadi digenggamnya

Thania bingung antara menerimanya atau menolak. Jika ia menerimanya, ia takut kalau didalam minuman tersebut terdapat racun atau apapun itu. Jika ia menolaknya, ia tidak ingin dicap sebagai perempuan sombong.

"Terimakasih"ucap Thania ragu lalu mengambil minuman itu

"Lo anak basket"tanya cowok tinggi dengan jambul yang menghiasi kepalanya

"Bukan"tukas Thania dengan gelengan kepala

"Gue cuma iseng aja"tukasnya lagi

"Kalo iseng, ayo gabung sama kita soalnya kita kekurangan pemain dan lo juga kayanya bisa deh"

"Mmm gimana yah"pikir Thania yang bingung harus menjawab apa. Karena,  alasan ia sering main basket disini untuk melupakan masalahnya dan ingin menghabiskan waktu disekolah sampai Kak Nathan sadar dari komanya. Jika Kak Nathan sudah sadar, ia akan pulang tepat waktu seperti biasanya.

"Thania"teriak seseorang dengan melambaikan tangan kearah Thania

Lalu, gadis itu duduk disamping kanan Thania. Thania pun bingung dengan tingkah sahabatnya ini. Apa ia tidak menyadari keberadaan kakak kelas yang ada disamping kirinya itu.

"Tha, lo kok ada disini"tanya gadis itu

"Gak boleh"ucapnya dengan wajah yang dibuat marah

"Boleh aja sih, yaa gue cuma bingung aja.  Tumben banget gitu lo kesini, biasanya bel bunyi lo langsung pergi gitu aja nggak ada niatan untuk mampir ke suatu tempat gitu"

"Apalagi nih tempat jauh dari kelas lo"

"Apa jangan jangan lo mau maen basket kaya dulu lagi"

"Gue_"belum sempat melanjutkan ucapannya, gadis yang super cerewet itu memotong ucapan Thania. Tidak sopan bukan, tapi harus bagaimana lagi

Thania menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia frustasi menghadapi sahabat yang satu ini. Sahabat yang satu ini itu orangnya bawel, cerewet, kalau bertanya selalu banyak sampai yang menjawabnya pun frustasi seperti Thania tadi. Dan jika ia bertanya pasti ia akan jawab dengan ngawur. Aneh bukan, dia yang bertanya dia juga yang menjawab.

"Kalau ia gabung aja yuk sama gue, gini gini juga gue anak basket"

"Kebetulan tim gue butuh pemain tambahan"

"Terus gue_"ucapan gadis cerewet itu terpotong saat mendengar deheman seseorang.

Ekhem

"Eh ada kak Varo, sorry kak gue nggak liat"ucapnya dengan cengeesan

"Sans aja kali Ra"

Perempuan yang dipanggil Ra itu adalah Adyra Azzahra sedangkan laki laki yang dipanggil Varo itu adalah Alvaro Marcello Anindito. Alvaro adalah kapten basket sedangkan Adyra adalah sahabat Thania waktu SMP.

"Ya udah gue mau balik dulu. Soalnya gue mau ke rumah sakit jenguk kak Nathan"ucapnya yang mulai beranjak dari duduknya

"Ya udah deh. Bilangin salam dari gue Tha terus bilangin gws juga"

"Ok siip"

"Kak gue duluan ya"pamitnya

Varo hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban setelah sedari tadi diam memperhatikan kedua adik kelasnya ini.

Setelah berpamitan, kakinya melangkah meninggalkan kedua manusia itu.

"Eh bentar bentar deh, perasaan tadi gue ngasih pertanyaan buat Thania deh. Kok nggak dijawab yah. Malah balik lagi"ucapnya seperti berbicara sendiri

"Dasar idoy"ucap Varo lalu pergi meninggalkan Dyra yang melongo setelah mendengar dua kata yang ia ucapkan

❤❤❤

Thania berjalan di lorong rumah sakit dengan santai sambil menggerakan kepalanya seperti mengikuti irama musik yang ia dengarkan di aerphonenya.

Lalu, matanya menemukan sosok perempuan yang sedang duduk dikursi samping ranjang yang Nathan tempati.

Thania membuka pintu ICU dengan sedikit ragu. Kemudian suara decitan pintu membuat perempuan itu mengalihkan perhatiannya ke Thania lalu tersenyum.

"Hai"sapanya

Thania hanya tersenyum tipis, sangat tipis. Ya, Thania selalu seperti itu jika bertemu dengan orang yang tidak dikenalnya.

Lalu, kakinya melangkah menuju sofa dan mendudukan bokongnya disana. Tak lama, perempuan yang tidak ia kenalnya itu beranjak dari kursinya dan duduk disampingnya.

"Kenalin gue Maureen sahabatnya Angel"ucapnya sambil menjabat tangan

"Thania"ucapnya sambil membalas jabatan tangan Maureen

"Pasti lo adiknya Nathan"

Thania hanya menganggukan kepalanya dan melepas jabatan tangannya itu.

Hening

Tidak ada percakapan yang keluar dari mulut mereka. Mereka seperti sibuk dengan dunianya masing masing.

"Lo sama Nathan sama persis. Sikap lo, cara tersenyum lo pokonya sama persis."ucapnya untuk menghilangkan suasana canggung yang menyelimuti keduanya

Hening

"Kok dia diam aja sih. Padahal udah gue  ajak ngomong. Yakali nggak denger. Jangan jangan dia budek, atau bisu atau dia kesambet" batin Maureen menebak nebak

Ketika ia melihat ke arah Thania, matanya membulat sempurna karena sedari tadi Thania menggunakan aerphone berwarna hitam yang menutupi telinganya.

"Pantes aja nggak ada sahutan orang dianya juga pake aerphone"ucap Maureen dengan wajah yang merah padam menahan kesal

❤❤❤

Akhirnya update juga
Maafin author yang suka ngaret ini yaa☺
Maafin ceritanya gaje😢
Maafin ceritanya pendek😢
Maafin kalau feelnya nggak kena😢
Maafin waktu itu nggak update😢
Sekali lagi maafin author yah😢
Dimaafin gak?😁

Stubborn Boy And Stubborn Girl (Hiatus)Where stories live. Discover now