5. Hujan

1.5K 101 3
                                    

Biar hujan yang menjadi saksi.
~Asheva Khoirunnisa Fahrezi~

Ini Aznan.

Deg

Kenapa bisa tau nomer aku? Kok tiba-tiba nge wa ya?

Iya ada apa ya? Dapat nomer aku dari siapa?

Maaf sebelumnya aku nganggu. Aku cuma mau tanya kalau besuk kamu bisa kelompokkan di rumah aku ngak? Ada orangtua aku kok.

Aku bingung aku harus membalas bagaimana. Aku takut jika tidak diijinkan, terutama abi yang selalu khawatir kepadaku.

Aku tanya abi dan umi dulu ya.. Tidak apa" kan?

Ngak masalah, kan kamu juga harus ijin.

Ya sudah, besuk di sekolah aku kabarin.

Assalamualaikum

Waalaikumsalam

Setelah itu aku melanjutkan kegiatan untuk tidurku yang sempat tertunda.

Keesokkan harinya, aku akan pergi ke sekolah diantar bang Fahrul. Sudah membaik? Kita tidak marahan kok, hanya saja aku yang butuh waktu untuk menyendiri. Aku juga sama seperti kalian yang merasa sakit jika dibohongi oleh orang tersayang. Karna aku juga sama seperti kalian, bukan barang mainan yang rusak terus dibuang.

Aku tau jika bang Fahrul menyesal. Tapi apa boleh buat? Penyesalan memang datang di akhir untuk menguji seberapa bisa yang kita lampaui. Aku juga tau jika bang Fahrul sering mencuri pandang kearahku saat dia menyetir, dan aku sempat berbicara padanya jika menyetir harus lihat depan.

Setelah aku lampaui suasana sunyi di mobil, tibalah aku di depan sekolah. Aku tetap ingat tata krama dan aku tetap bersalaman dengan bang Fahrul.

Aku berjalan melewati lapangan basket. Tiba-tiba

Bruk

Ada bola basket yang mengenai kepalaku dan aku jatuh di lapangan basket, tapi aku tidak pingsan.

Kemudian banyak orang yang mengerubungiku, aku malu. Akhirnya aku berkata pelan "terimakasih, aku sudah tidak sakit" alhasil satu per satu dari mereka kembali ke aktivitasnya masing-masing.

Saat aku mencoba berdiri ada seorang pria di depanku dan berkata "maaf, tadi gue ngak sengaja" aku sempat melirik ke arahnya. Aku kaget.

"Emm.. Kamu yang tadi malam di taman ya? " tanyaku hati-hati.

"Wah, berarti gue ngak salah orang. Gue tadi juga ngira kalo lo yang tadi malam" jawab pria itu jujur.
"Oiya, kenalin nama gue Raka! " lanjut pria yang bernama Raka dan mengulurkan tangannya.

"Aku Sheva" aku tidak membalas uraian tangannya, tetapi aku mengapit kedua tanganku dan dia paham langsung menarik uluran tangannya.

Masya Allah

"Sorry ya va, tadi gue ngak tau" ucap Raka dengan rasa bersalah.

Setelah itu bel berbunyi. Semua siswa masuk ke kelasnya masing-masing untuk mengikuti pelajaran. Saat aku akan mengeluarkan buku, ada bu Esti dengan muka panik menghampiri kelasku dan bertanya "Sheva dan Aznan dimana ya? " aku mengerutkan dahi, karna aku heran saja kenapa bu Esti mencariku....dan Aznan? Seketika kelas menjadi rame karna mereka sibuk berbicara tentang aku dan Aznan yang dipanggil bu Esti.

Sheva & AznanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang