30 | Gone

5.4K 615 90
                                    

Bagai terpaan angin, terlintas sebuah pertanyaan dalam benak.

Tentang di mana keberadaan seseorang yang selama ini mewarnai hari-harinya.

Menemaninya setiap apapun yang terjadi padanya. Suka, duka, senyum, bahkan air mata.


“ Di mana Jimin? Apa dia sedang bekerja? ” Taehyung dan Jungkook saling melempar pandangan mereka saat pertanyaan yang selama ini mereka takutkan muncul dari bibir Ahreum.

Mereka masih membisu, menunjukkan ekspresi yang bahkan Ahreum tidak mengerti maksudnya. Membuat sedikit rasa ketakutan muncul di ambang hatinya.

“ Kalian tidak mendengarku?! Apa kalian tuli? ” Kata Ahreum terkesan begitu datar dan dingin.

Baik Jungkook maupun Taehyung masih tidak memberi respon baik. Tidak menjawab dan hanya menatap Ahreum lembut.

“ Apa aku harus berteriak agar kalian menjawabku? ” Terkesan datar tapi tersirat kekesalan di sana.

Taehyung mendekat dan menggenggam tangan Ahreum lembut serta mengelusnya pelan.

“ Ini sudah 2 minggu, sayang. ” Ahreum segera menepis tangan itu dan berdecak.

“ Apanya yang 2 minggu?! Aku tidak mau tau! Kenapa kalian tega sekali tidak bilang padanya kalau aku sudah sadar?! Kalian mau menjauhkanku lagi?! Ck! ” Ahreum menoleh ke kanan dan ke kiri, kedua matanya menangkap keberadaan sebuah ponsel milik Taehyung yang tergeletak di atas nakas.

Ahreum menekan tombol kontak dan mencari sebuah nama di sana. Sebelum dia menemukan nama itu, dia terus berdoa agar ketakutannya tidak terbukti. Agar selama ini yang dia kira adalah hanya sebuah ilusi.

“ Kenapa kau tidak mengangkat telfonku? Ayolah Jimin, apa kau marah padaku? ” Taehyung dan Jungkook hanya mampu menatap Ahreum dalam diam.

Ahreum terus berusaha agar sambungan telfonnya di angkat oleh Jimin. Berkali-kali dia mencoba tapi tidak satupun panggilannya yang direspon. Sampai seseorang mulai muak dan merampas ponsel itu.

OPPA APA YANG KAU LAKUKAN?! ” Teriaknya tidak terima.

“ BERHENTI BERSIKAP BODOH, AHREUM. TIDAK SADARKAH KAU KALAU JIMIN SUDAH PERGI?! APA KAU LUPA?! ” Bentak Taehyung pada adiknya.

Ahreum terdiam sesaat sebelum tersenyum masam.

“ Pergi? Bekerja kan? Aku lupa, dia harus mengurus Rumah Sakit kan? ” Kata Ahreum hampir putus asa.

“ DIA SUDAH MATI, KIM AHREUM!! PARK JIMIN SUDAH MATI!! ” Tubuh Ahreum menegang seketika, tapi itu tidak bertahan lama.

“ Aku tau kau bohong oppa. Dia pasti selamat. Dia bilang akan bertahan untukku. ”

“ Saat Jin menusukmu, aku datang bersama polisi. Setelah kau tidak sadarkan diri, aku melemparkan tiga tembakan pada Jin. 1 diantaranya menggores lengan Jungkook dan 2 lainnya menembus kaki Jin hingga dia lumpuh. Kami melarikan kalian ke Rumah Sakit dan keadaanmu kritis. Sampai di Rumah Sakit kalian dilarikan ke ruang gawat darurat, saat kau dinyatakan koma. Saat itu juga detak jantug Jimin berhenti berdetak, sebelum dia pergi. Dia telah mengambil keputusan besar untuk memberikan ginjal dan matanya, untukmu. ” Jelas Taehyung tidak kuasa menahan kesedihan.

Oppa, aku tau kau bohong. ” Lirih Ahreum.

Setetes demi setetes air mata Ahreum meluncur perlahan. Isak tangis memilukan berhasil keluar dari bibir pucatnya. Setiap orang yang mendengarnya pasti tau betapa hancurnya wanita itu saat ini.

Hikss... O... Oppa... W.. Waktu itu aku sudah bertahan... S... Saat Jin menyiksaku dan memberi banyak luka... Hiks... A... Aku bertahan untuknya... A... Aku bahkan sudah merelakan bayiku... H... Hanya karena aku masih ingin tetap tinggal... Hiks... T.. Tapi.. ”

Still Want YouWhere stories live. Discover now