22 | Different Ways

4.7K 591 35
                                    

Jungkook merebahkan tubuhnya di ranjang empuk kamarnya. Dadanya naik turun, nafasnya terengah karena amarah. Lagi, bayangan Ahreum kembali berputar di kepalanya. Dia menangis, lemah, tidak berdaya. Menumpahkan air matanya dalam diam. Sebelumnya, dia bukanlah pria lemah, dia sangat kuat bahkan terlalu kuat sampai hari ini dia harus menumpahkan air matanya.

Aku mencintai Park Jimin. ” Kalimat itu terus berputar di kepala Jungkook membuatnya menggerang frustasi.

Dia bangkit, menumpu kedua tangan di meja rias. Menatap nyalang bayangannya di cermin besar itu. Wajah Ahreum dan Jimin berputar secara random dalam cermin itu. Hatinya semakin sakit.

ARGH!!

PYARRR...

Suara itu datang bersamaan dengan darah yang menetes mengotori lantai. Jungkook meninju cermin di depannya hingga tangan kirinya terluka dan mengeluarkan darah.  Jungkook kembali mengusak rambutnya fruatasi.

“ Kenapa kau lakukan ini? ” Lirih Jungkook penuh amarah.

Daddy~ ” Sosok malaikat kecil Jungkook muncul dari balik pintu.

Jungkook masih dalam posisi yang sama, dia tidak ingin melihat Rey hancur saat mengetahui keadaannya. Dia diam, tidak berbalik ataupun menjawab.

“ Kemalin Daddy janji membawa Mommy pulang. Tapi kenapa campai cekalang Mommy tidak datang belcama Daddy? ” Jungkook muak! Nama itu lagi!

“ KENAPA KAU TERUS MENYEBUT NAMA ITU?! KITA SUDAH PERNAH BICARAKAN INI REY! CUKUP DADDY TIDAK INGIN KAU MEMBAHAS SOAL MOMMY LAGI!! ” Ya! Jungkook melakukannya, melukai gadis sekecil Rey.

Rey menatap Ayahnya kecewa, air matanya sudah turun deras tatkala Jugkook meneriakinya. Dia terisak, sambil meremas kertas gambar yang ada di genggamannya.

Daddy jahat.... Hiks... Rey ingin belcama Mommy... Hiks... ” Rey melepaskan kertas gambarnya dan berlari keluar sambil terisak. Jungkook melukainya!

Jungkook terpaku, terdiam di tempat. Dia membuat malaikat kecilnya menangis. Jungkook berbalik, melihat sebuah kertas gambar tergeletak di lantai. Dia meraihnya. Hatinya tergores, di tempat yang sama saat goresan crayon warna-warni itu membawa arti besar. Rey menggambar 1 orang lelaki, 1 orang wanita, dan 1 orang anak-anak. Dia menulis di sana. ‘ Daddy, Mommy, Rey ’.

Lagi-lagi, Jungkook melakukan kesalahan. Dia tidak sanggup lagi, tubuhnya jatuh terduduk. Dia tidak lagi sanggup berdiri untuk sekedar memeluk putrinya.

“ Maafkan Daddy sayang. ” Lirihnya dalam tangis.



Huhu.... Hiks... Mommy.... Hiks... Mommy... ” Rey terus berlari keluar dari kamar sang Ayah. Dia terisak keras, dia butuh seseorang untuk memeluknya.

“ Rey? ” Taehyung yang baru saja datang untuk melihat keponakannya segera meletakkan kantong plastik yang ada di genggamanya.

Hiks... Paman... ” Rey berlari menghampiri Taehyung.

“ Ada apa? Kenapa kau menangis? ” Taehyung membawa Rey dalam gendongannya dan memeluknya erat.

Hiks... Mommy... ” Rey menenggelamkan wajahnya di leher sang paman. Mengalugkan kedua tangannya di leher Taehyung, erat.

“ Di mana Daddy? ” Tanya Taehyung, dia tau pasti kalau sesuatu pasti sedang terjadi di antara Rey dan Jungkook.

Hiks... Daddy nappeun! Rey tidak cuka! ” Tidak salah lagi, dugaannya benar. Jungkook melakukan kesalahan.



Ahreum terdiam di atas ranjang, sudah seharian ini dia tidak beranjak sama sekali dari kamar tidurnya. Dari semalam, dia juga tidak tidur hingga membuat sebuah lingkaran hitam terbentuk di bawah kelopak matanya. Ahreum juga terus memeluk kedua lututnya, tidak beranjak ataupun berbicara barang sedikitpun. Suasana hatinya terlalu kacau saat ini, dia sudah lelah menangis jadi yang dia lakukan hanya membisu.

“ Kenapa kau tidak menyentuh makananmu? ” Jimin mengambil posisi di samping Ahreum.

Jawaban yang dia dapat masih sama. Kebungkaman.

“ Mau sampai kapan kau seperti ini? Diammu tidak akan menyelesaikan masalah. Kau tau? Dengan kau mengatakan pada Jungkook kalau kau mencintaiku kau pikir aku akan senang? Tidak! Sebaliknya, kau hanya semakin membuatku tersiksa. Kau memberiku harapan yanh tidak pasti! Kau menghancurkanku! Karena aku tau, setiap kata yang keluar dari bibirmu adalah kebohongan! Semuanya, baik itu tentang aku, Jungkook, atau tentang dirimu! Kau tidak mencintai Jungkook! Bohong! Kau mencintaiku! Bohong! Bahkan saat kau mengatakan dirimu baik-baik saja. Aku tau kau menyembunyikan semuanya. Kau sedang dalam keadaan tidak baik. Aku tau... Penyakitmu semakin hari tidak bertambah baik, malah sebaliknya karena kau tidak pernah meminum obatmu! Sebenarnya apa tujuanmu!?! Kau mau mati?! ” Emosi Jimin sudah mulai memuncak.

“ Ya, aku ingin mati! Bisa kau lakukan itu untukku? ” Tidak waras! Jimin menatap Ahreum tidak percaya. Ahreum mengatakannya dengan datar, seolah dia memang sudah siap untuk mati.

Jimin juga manusia biasa, dia bisa merasa bosan, marah, ataupun muak. Dan sekarang, dia tidak bisa menahannya lagi. Dia muak!

“ Kalau kau mau pergi, pergilah! Aku tidak akan menahanmu! Aku juga manusia biasa, aku tidak akan menahanmu! Pergilah kalau itu yang bisa membuatmu senang! ” Kalimat itu mampu menggores perasaan Ahreum. Setelah menyakitinya seperti itu, Jimin keluar meninggalkan Ahreum.

Ahreum kebal, sakit tapi dia menahannya. Dari tadi, dia sudah menahan sakit pada rongga perutnya dan sekarang, Jimin malah menyakiti hatinya. Ahreum tersenyum miris, tubuhnya tidak sanggup lagi. Dia ambruk, jatuh terbaring di lantai. Tersenyum, menikmati setiap rasa sakit di tubuhnya. Mungkin kalau dia boleh meminta. Dia akan meminta, agar hidupnya berakhir. Detik ini juga.[....]

























Hueeeeee... Kenapa hatiku ikut potek kan yang nulis Ken. Kenapa Ken ikut baper? Hadeh 😅😅😅
Vomment guys, kuatin hati kalian 😘😘

Still Want YouWhere stories live. Discover now