8 | Hold Me Tight

5.5K 659 26
                                    

Jungkook sampai di halaman rumah mewah Jimin. Dia melihat mobil Jimin tengah disiapkan di depan rumah, itu tandanya sebentar lagi dia akan berangkat. Jungkook meraih sebuah mawar merah yang sudah dia siapkan untuk Ahrrum dalam mantelnya. Senyuman Jungkook tidak pernah luntur, sesekali dia menghirup aroma bunga cantik itu.

Ahreum pasti menyukainya, semoga saja. Jungkook membuka pintu utama perlahan. Senyuman yang sedari tadi menghiasi bibirnya luntur seketika.

Saat dia melihat sebuah adegan di depannya. Jimin tengah mencium Ahreum, di depannya. Dengan posisi Ahreum membelakangi pintu dan Jimin menghadap pintu. Jantungnya seakan ditempa oleh sebuah besi panas, sakit. Bagaimana bisa istrinya berciuman dengan pria lain? Di depannya. Tangan Jungkook meremat bunga itu geram hingga kelopak bunganya berjatuhan mengotori lantai. Rahangnya mengeras, terlebih saat Jimin menatapnya penuh kemenangan meskipun dia masih sibuk mencium Ahreum. Pria bermata minimalis itu menyeringai di tengah lumatannya pada bibir Ahreum.

Jungkook ingin sekali marah, tapi dia tidak memiliki hak. Karena yang Ahreum tau, Jungkook yang berdiri di sana bukanlah Jungkook suaminya, tapi orang asing. Dia juga tidak ingin membuat Ahreum kecewa, jadi untuk saat ini biarkan Jungkook menerima setiap pukulan dari Jimin.

“ Aku berangkat, jaga dirimu. ” Ucap Jimin melepaskan bibir Ahreum dan pergi, setelah mengecup bibir Ahreum lembut.

Dia berjalan menuju pintu, mendekati Jungkook. Senyuman miringnya tidak pernah terlewatkan. Saat dia berhasil berdiri di depan Jungkook, dia melihat bunga yang sudah hancur di tanah.

“ Kau yang memintanya, jangan salahkan aku. ” Ujarnya lalu pergi begitu saja.

Kalau saja dia tidak ingat di sana ada Ahreum, dia pasti sudah menghabisi kepararat itu. Jungkook bersumpah.

“ Jungkook? ” Ahreum berbalik menjadi menghadap pada Jungkook namun dia tidak melangkah.

Jungkook maju dan mendekat pada Ahreum menatap mata itu penuh luka.

“ Ya, aku di sini. ” Kata Jungkook terdengar sedih.

“ Kau baik-baik saja? ” Ahreum mendekat, menangkup wajah Jungkook dengan kedua tangannya.

Jungkook mengangguk sambil memaksakan senyumannya. Tidak, dia sedang tidak baik-baik saja. Dia bohong, sepenuhnya.

“ Kau bohong. Ada ada? ” Seolah bisa membaca pikiran Jungkook, dia berujar dengan lembut membuat jantung Jungkook semakin remuk.

Jungkook tidak bisa menahannya lagi, dia menghambur memeluk Ahreum erat. Membuat sang wanita mendongakkan kepala karena tinggi badan Jungkook. Kedua tangan Ahreum bergerak mengelus punggung rapuh itu. Entah kenapa? Tapi dia bisa merasakan rasa sakit dalam hatinya, seolah Jungkook telah mentransfer kekuatannya dalam tubuh Ahreum hingga dia bisa merasakan apa yang Jungkook rasakan.

“ Tidak apa. Menangislah, kau tidak perlu malu. Air mata tidak selalu menandakan kelemahan, Jungkook. Aku percaya, kau sudah terlalu lama bertahan dan sekarang, saat kau lelah. Kau boleh menangis padaku, sesukamu. Dan aku, akan bersedia meminjamkan bahuku untukmu bersandar. ” Ujar Ahreum masih dengan senyuman lembutnya.

Bagi Jungkook, Ahreum adalah manis dan pahit di saat bersamaan. Semua perlakuannya pada Jungkook begitu manis dan menenangkan tapi dia juga pahit mengingat dia saat ini tidak menginginkan Jungkook suaminya untuk bersamanya. Jadi? Haruskah Jungkook bertahan atau menyerah?

Di tengah pelukan mereka, sedari tadi mereka sama sekali tidak menyadari bahwa dari lantai dua. Jin berdiri dengan kedua tangan berada di saku celana. Dia melihat semua yang mereka bertiga lakukan. Perlahan dia tersenyum.

“ Kukira aku hanya harus menyingkirkan 2 orang, tapi ternyata Tuan Park juga menyukai wanitaku. Jadi, aku juga akan melenyapkanmu. ” Gumam Jin sambil tersenyum miring.

Still Want YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang