bossy part 1 (revisi)

20.1K 402 5
                                    

Lauren merasa terganggu dengan matahari yang mengganggu tidurnya. Dia merasa sangat tidak nyaman dan membuatnya dengan sangat terpaksa bangun dari posisi tidurnya. Dia merenggangkan tubuhnya dan menyingkiran satu tangan pria dari tubuhnya. Hanya mengenakan lingerie berwarna merah terang, yang membuat bagian dalam tubuhnya terekspos dengan sempurna. Lauren pun berjalan menuju kamar mandi dan mengguyur tubuhnya. Tidak berapa lama ia berjalan keluar dari kamar mandi dengan bathrobenya, mengambil dress berwarna hitam dan memakainya. Belum usai ia menutup resleting pakaiannya, seorang pria dengan sangat santai mendekatinya, mengecup punggunya yang terbuka dan tengkuknya.

"Kamu gak bangunin aku?" tanya pria itu.

"Maaf, saya berniat membangunkan anda jika saya sudah selesai rapi-rapih," balas Lauren.

"Sayang, berapa kali aku bilang. Berhenti memakai menggunakan kata-kata formal," protes pria itu hanya di balas dengan senyum simpul Lauren sambil menutup resleting dressnya dan memakai heels yang berwarna senada dengannya. Pria itu sudah pergi ke kamar mandi dan Lauren segera mengambil satu kemeja berwarna abu-abu, celana bahan hitam, jas dan dasi. Dia menaruh seluruh pakaian pria itu di tempat tidur dan berjalan ke dapur.

Lauren sangat mencintai apartemennya. Lebih tepatnya apartemen milik Fabian. Setidaknya dia tidak perlu mendengarkan gunjingan tetangga, di apartemen dia bisa melakukan apapun dan sesukanya. Membuat dua kopi hitam dan dua tangkup sandwich, perempuan itu merapihkannya di meja makan. Setelah semuanya selesai, ia mengambil ponselnya dan melihat pekerjaannya. Banyak jadwal yang harus ia lakukan hari ini, dari menemani bos di rapat penting, lunch dengan teman bisnis, sampai pesta ulang tahun yang si bos sendiri tidak ingat siapa orangnya.

Lauren menoleh saat melihat pria itu keluar dari kamar dengan pakaian yang sudah ia siapkan. Pria itu tidak pernah memakai jasnya langsung, dia hanya akan menyampirkannya di lengan, dengan tangan kemejanya yang ia lipat sampai ke siku. Mereka duduk di meja makan dan sarapan bersama.

"Acara pesta malam ini, apa anda akan serius datang? Bukankah anda tidak mengenalkan?"

"Lauren, jika kamu masih berbicara dengan nada formal, saat ini juga aku akan merobek pakaianmu dan menyetubuhimu di meja makan ini. sampai kamu berhenti menggunakan kata-kata formal."

Lauren harus menelan salivanya karena perkataan pria itu. Dia memiliki otak mesum dan bibir yang sangat frontal. Dan apapun yang dia katakan akan langsung terlaksana, tanapa ada sedikit pun pengelakan. Bahakn sebelum Lauren bisa mengelak, tubuhnya akan lebih dulu mengerang dalam pelukan pria itu.

"Tapi, bukankah kita sudah sepakat untuk profesional dalam pekerjaan?" pria itu tidak langsung menjawab perkataan Lauren dan menyesap kopinya perlahan. Tatapannya masih memperhatikan Lauren dengan mata biru yang terasa sangat menusuk dan mengerikan. Lauren tidak pernah bisa tenang dengan tatapan itu, seakan tatapan itu dapat menelanjanginya.

"Profesional, bukan berarti bicara dengan bahasa kaku," ucap pria itu." Dan soal pesta itu, ya kita akan tetap datang." Ya seperti itulah tuan Bossy. Di setiap perkataannya adalah perintah. Di setiap perkataannya adalah pemaksaan. Dan di setiap perkataannya adalah hasrat yang selalu dapat menenggelamkan Lauren dalam gairah.

****

imprisoned in the pastWhere stories live. Discover now