bossy part12 (revisi)

70.7K 2.1K 59
                                    

Entah sudah jam berapa, karena Lauren lupa mengecas ponsel mereka semalam. Sebenarnya bukan lupa, tapi karena mereka sudah semakin gila pada gairah. Mengenakan kemeja Fabian yang dua kancingnya entah terpental kemana, Lauren berjalan ke meja bar dan membuat kopi. Kepalanya benar-benar sakit, sampange dan kegiatan mereka semalam seakan menguras seluruh tubuh Lauren. Dia juga mengambil satu obat yang harus ia minum secara rutin. Pil kb. Dari saat mereka sepakat dengan hubungan itu, Fabian menyarankan Lauren untuk meminum pil kb secara rutin. Karena dia tidak suka mengenakan kondom dan jika dia tidak memakai benda itu, Lauren bisa hamil. Dan Fabian tidak ingin disulitkan dengan anak-anak. Jadi Fabian memerintah Lauren untuk meminum pil itu secara rutin. Membawa secangkir kopi ke meja ruang tengah, Lauren membaca beberapa jadwal Fabian dan mengatur jadwal. Dia menyandarkan tubuhnya pada tangan sofa dan menaikkan kakinya dengan satu kaki terlipat. Tubuhnya masih terasa sangat lelah dan rasanya dia ingin tidur seharian ini. Lauren tidak ingat mereka melakukan berapa kali. Yang pasti Fabian memiliki tenaga yang cukup ektra, padahal dia tidak meminum obat apapun.

"Apa kamu masih ingin menggodaku?" ucapan pria itu hanya di balas Lauren dengan tatapan polos.

"Tergantung, kamu ingin mengartikannya seperti apa," balasan perempuan itu membuat Fabian tersenyum sekilas. Dia mendekati perempuan itu, melayangkan jemarinya pada paha mulus Lauren dan membelainya. Lauren harus menahan napasnya, atau dia akan kembali dipermainkan. Dengan sedikit tenaganya, Lauren berdiri dihadapan Fabian memberikannya ciuman yang panas dan menyentuh bagian terpenting bagi Fabian di balik boxernya. Fabian terlihat menikmatinya dan di saat pria itu terhanyut dan gila akan gairahnya. Lauren melepaskan ciuman dan sentuhannya," aku harus bersiap untuk pertemuan dengan tuan Andrian." Dia melangkah ke kamar mandi dan menguncinya dengan rapat. Dari dalam kamar mandi Lauren mendengar geraman pria itu. Dia pun tertawa akan pembalasannya. 

imprisoned in the pastWhere stories live. Discover now