bossy 14 (revisi)

11.2K 81 5
                                    

Lauren membuka matanya dan menyadari dirinya sudah ada di hotel. Pakaiannya sudah berganti dengan lingerie berwarna perak. Lauren berusaha untuk bangun dari kasur. Dia merasa haus. Tetap saat ia hendak berdiri Lauren merasa kepalanya masih berputar, dia kembali duduk dan tidak berapa lama Fabian masuk ke dalam hotel dengan membawa troli makanan. Lauren mengerutkan kening tidak mengerti apa yang pria itu lakukan. Untuk apa dia repot-repot mengambil pesanan makanan? Bukankah dia bisa menyuruh service room untuk membawanya? Langkah Fabian masih berjalan mendekati Lauren dan berhenti beberapa jarak darinya. Dia menuangkan air putih ke gelas dan memberikannya pada Lauren. Lauren pun tidak mengelak dan meminumnya hingga tandas. Krongkongannya terasa kering, seakan dia baru saja lari sebanyak seratus putaran.

Lauren seakan mengingat-ingat apa yang terjadi padanya. Dan bayangan pria itu seakan kembali membuatnya menggigil. Dia memeluk tubuhnya sendiri dan menunduk. Dan dengan tiba-tiba dia berlari pada kopernya mengerluarkan seluruh isi koper, seakan-akan seluruh akal sehatnya kembali hilang.

"Lauren, berhenti." Tangan Fabian menghentikan Lauren. Namun, pria itu masih melihat tubuh Lauren yang gemetar. Bukan karenan ketakutan, tapi karena ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Fabian membuka satu laci dalam koper dan mengeluarkan obat yang Lauren cari. Mengambil botol itu Lauren berusaha untuk membuka botol obat itu dengan tangan gemetarnya. Dan lagi-lagi Fabian menghentikannya, ia membuka obat itu dan memberikannya pada Lauren. Lauren segera meminumnya dan perlahan tubuhnya yang gemetar kembali normal. Tapi tidak pada rasa takutnya. Fabian melihat itu dari mata perempuan dihadapannya. Dia seperti tidak pada tempatnya. Seakan dia terbawa oleh mesin waktu pada saat dia merasa terluka, tersakiti dan terbuang. Tangan Fabian menarik Lauren ke dalam pelukannya. Awalnya tubuh itu mengelak ketakutan. Seperti apa yang tadi ia lakukan di trotoar jalanan. Namun, dengan perlahan tubuh itu meluruh. Tangisannya terdengar sangat kecang. Melepaskan seluruh perasaan yang dipendam. Fabian masih memeluknya. Membiarkan wanita itu membagi seluruh kesedihan dan ketakutannya. Fabian tidak tahu dengan perasaan yang ia miliki, yang ia inginkan adalah membuang seluruh ketakutan Lauren. 

imprisoned in the pastUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum